Chereads / Aku, Kamu dan Valentine / Chapter 10 - BAB 10 : Pertemuan Kembali Aku dan Kamu

Chapter 10 - BAB 10 : Pertemuan Kembali Aku dan Kamu

Sudah seminggu lamanya Tito tidak menghubungi ku sama sekali. selama itu pula aku terus menerus mencoba berkali - kali menghubungi nya namun ponselnya tetap tidak bisa dihubungi. Rasanya bagaikan sedang berduka. Perasaan bersalah dan marah seolah menjadi satu dan menghasilkan emosi yang tak bisa terkontrol.

Di kantor orang - orang bahkan menyebutku singa betina yang telah bangun dari tidur panjang nya. Tiada hari tanpa mencaci maki dan juga marah - marah. Aku hanya bisa melampiaskan kemarahan ku kepada pekerjaan ku, Alahkah baik nya jika aku bisa melampiaskan nya dengan makanan ataupun berolahraga.

Diriku kini menjadi sesosok Fildza yang dahulu. Tak ada lagi senyum ramah pada raut wajah ku. Hanya ada wajah dengan tampilan datar tanpa ekspresi kecuali marah. Masalah ku tak kunjung reda dengan Tito. setelah kejadian malam itu tak ada lagi komunikasi antara diriku dengan Tito. entah apa yang dipikirkan Tito saat ini. mungkin ia berpikir bahwa aku adalah wanita brengsek yang sudah mempermainkan nya.

Satu hal yang membuat ku menjadi seperti ini adalah, agar aku terlepas dari Stevan pria brengsek itu yang telah mengancurkan hubungan ku dengan Tito. Setelah kejadian malam itu, Stevan masih saja terus berusaha mendekati ku tanpa tahu malu dan bahkan ia tidak meminta maaf atas kesalah pahaman yang telah ia lakukan kepada ku. Bahkan ia masih saja mengirimkan bungan entah itu di kantor ataupun di rumah. Dan aku selalu membuang nya bahkan meludahi nya karena kesal dan merasa jijik.

Malam itu sepulang dari bekerja aku memberanikan diri untuk mendatangi kediaman Tito guna memberikan penjelesan yang sejelas - jelasnya kepada Tito. Setelah sampai dan berkali - kali aku membunyikan bel tak ada seorangpun yang keluar untuk membukakan pintu. Entah Tito ada didalam atau tidak. Setahu ku Tito tinggal sendiri karena orangtua nya masih tinggal di luar negeri.

Aku pantang menyerah. kemudian aku tunggu diluar rumahnya kurang lebih mungkin sekitar 3 jam aku menunggu didepan rumahnya namun tak ada satupun yang keluar dari rumah besar itu. Aku terus memikirkan kemungkinan tempat yang akan di kunjungi Tito. namun setelah ku telusuri satu persatu hasilnya nihil. hanya ada satu ketakutan ku yaitu Tito pergi lagi keluar negeri tanpa pamit. mendengar kalimat nya saja aku merasa ingin naik pitam.

Setelah menunggu cukup lama, ku putus kan untuk kembali pulang. sesampai nya dirumah aku terus menerus mengecek ponsel ku tak lupa juga aku selalu mengecek sosial media berharap aku bisa menemui Tito dan menjelaskan semuanya.

Aku merasa cukup frustasi dengan masalah yang ku hadapi. Aku tidak menyangka masalah nya akan menjadi sebesar ini. Aku pun merasa kecewa dan terluka karena ternyata cinta Tito tidak sekuat yang ku bayangkan. ia hanya memilih untuk menghilang dari pada langsung menyelesaikan nya dengan ku.

Di lain sisi, Tito masih tidak menyangka atas perbuatan nya Fildza kepada nya. Tito terus saja menyendiri, merenungkan apa yang telah ia lihat apakah nyata atau hanya ilusi semata. semakin di pikirkan Tito semakin merasa kesedihan yang mendalam. apakah ini balasan untuk ku akibat perbuatan ku pada Fildza terdahulu? kata Tito dalam hatinya.

Tito merasa tidak bisa menemui Fildza karena ia takut akan emosi kepada Fildza dan mengakibatkan ia tidak bisa mengkontrol emosinya. Tito memilih untuk menghindari Fildza sementara waktu. sampai ia benar - benar bisa menahan emosi nya dan mengetahui kejadian yang sebenar nya.

Tak terasa hari berlalu begitu cepat. satu bulan telah berlalu, namun Tito belum juga menghubungi Fildza. selama ini Fildza mencoba menyibukkan dirinya agar ia tidak terlalu memikirkan masalah nya dengan Tito. Fildza merasa sedikit lega karena ternyata Stevan akhirnya memutuskan untuk tidak mengejar nya lagi dan pindah keluar negeri.

Awalnya Fildza merasa kasihan dengan Stevan, tapi karena perbuatan nya kepada Fildza pada malam itu menyebabkan Fildza tidak simpati lagi kepada Stevan. namun semakin waktu berlalu semakin Fildza perlahan mulai memaafkan Stevan. Fildza pun masih berharap ia bisa segera bertemu dengan Tito dan menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka berdua.

Siang itu Fildza sedang makan siang bersama kedua rekan nya di salah satu restoran cepat saji dekat kantor nya. Tiba - tiba Fildza melihat sesosok pria yang nampak seperti Tito. Pria tersebut mengenakan kemeja putih panjang dan memakai celana bahan berwarna ke abu - abuan. Fildza tersentak bangun dari tempat duduk nya dan mengikuti pria tersebut berjalan keluar restoran. Fildza mulai mendekati nya perlahan dan menepuk bahu pria tersebut dan berkata

" Tito! "

Kemudian Pria itu menoleh kebelakang ke arah Fildza. Fildza kaget dan meminta maaf kepada pria asing tersebut. karena ternyata yang Fildza lihat adalah orang lain bukan Tito, hanya saja memang postur tubuhnya sedikit mirip dengan Tito.

Fildza merasa sedikit malu dan segera kembali masuk kedalam restoran dimana rekan - rekan nya sedang menunggu nya. Setelah selesai makan, Fildza dan rekan - rekan nya kembali ke kantor. dan pada saat di depan kantor ia melihat Pria lagi yang mirip Tito. Namun kali ini Fildza tidak menghampiri nya dan terus saja melewati pria tersebut. Fildza merasa mungkin dia sudah gila karena menganggap semua pria yang ia Lihat adalah Tito.

Saat Fildza melewati Pria tersebut, tiba - tiba pria itu menarik tangan Fildza sehingga Fildza berbalik dan menoleh ke arah pria tersebut. Fildza terkejut dan bertanya - tanya apakah yang ia lihat benar - benar Tito. dan ternyata pria itu benar - benar Tito. Fildza terdiam seketika. kemudian Tito memanggil - manggil Fildza dan setelah Fildza sadar dari lamunan nya ia segera menghampiri Tito dan memeluk nya.Tito pun membalas pelukan Fildza dan tida menolak nya.

'' Aku sangat merindukan mu Za. '' Bisik Tito di telinga Fildza.

'' Aku juga. '' Jawab Fildza.

'' Maaf kan aku yang selama ini menghindari mu dan tidak bersikap dewasa. '' Kata Tito lagi.

'' Tidak. Aku yang seharusnya meminta maaf. '' Sahut Fildza

Fildza kemudian melepaskan pelukan nya dan memandang ke arah Tito sambil mata nya berkaca - kaca.

'' Maaf aku terlambat mendatangi mu. '' Kata Tito yang terus menerus meminta maaf

'' sudahlah, kamu tidak terlambat sama sekali dan masih menunggu mu. '' Jelas Fildza kepada Tito.

'' Oh kamu harus kembali ke kantor sekarang, aku akan menunggu mu di cafe dekat sini. '' Kata Tito menyuruh Fildza kembali ke kantor karena melihat rekan - rekan Fildza masih menunggu nya.

'' Ah betul juga. Baiklah aku akan segera kembali. '' Sahut Fildza lagi, kemudian meninggal kan Tito dan kembali ke kantor

Fildza bergegas menyelesaikan pekerjaan nya dan menyuruh asisten nya untuk menyerahkannya kepada atasan dan kemudian Fildza pamit untuk segera meninggalkan kantor.

Setelah ia serah terima tugas dengan asisten nya ia segera berlari untuk menemui Tito yang sedang menunggu di cafe dekat kantor nya. Setelah sampai di Cafe dan bertemu, Tito tersenyum melihat kedatangan Fildza dan Fildza pun tersenyum lebar melihat Tito yang menunggu nya sedari tadi di cafe itu.