Haisha pejamkan matanya rapat-rapat, nafas yang memburu dan tengah bertemu dengan himpitan dada bidang Fahri di sana membuatnya semakin sesak.
Apa yang terjadi baru saja menjadikan mereka berdua saling melempar malu, baik dirinya maupun Fahri tidak ada yang pernah menyangka akan melewati ciuman sedalam itu.
Fahri dalam kondisi sakit dan Haisha yang jelas tidak berniat mengambil keuntungan dari hal itu, ciuman itu terjadi begitu saja sebelum Haisha beranjak pergi, Fahri yang menahannya.
Setelah ini, keduanya harus siap bila salah satu hati ada yang mulai condong dan meminta disatukan, surat perjanjian pra nikah dan juga niatan berpisah selama satu tahun pernikahan terancam batal.
"Mas, Ic-ica turun dulu." Haisha berujar pelan, ia gigit bibir yang tadi menjadi ladang decapan Fahri.
"Hem," sahut Fahri singkat dan terdengar ketus.