Rinai memperhatikan wajah laki-laki didepannya yang memar. Pertanyaan kembali berputar dalam kepalanya, membuat laki-laki yang berbeda usia disampingnya mengerutkan dahi. Bingung, begitulah kata yang cocok menggambarkan keadaan Rinai juga Aldo.
Setelah keduanya memapah Guntur yang tiba-tiba datang dengan luka memar juga tiba-tiba jatuh. Entah karena tidak kuat dengan lukanya atau bahkan ia memang sudah ingin pingsan semenjak kakinya sudah berjalan sempoyongan.
"Rinai, kamu tau Guntur kenapa?" Aldo menatap Rinai yang masih menatap Guntur dengan luka memar diwajah laki-laki itu.
Rinai menggeleng. "aku nggak tau kak, aku aja kaget tiba-tiba dia dateng dengan muka memar bahkan tiba-tiba pingsan."
"Haduh, Den Guntur ada-ada aja toh. Biasanya kalau cowo kaya gini habis berantem Non." Bi Sumi mengikuti topik pembicaraan keduanya, saat baru saja bergabung bersama mereka berdua diruang tamu, dengan baskom berisi air dan handuk kecil.
