Langit menatap Derai yang duduk didepannya dengan wajah datar. Niat ingin mengistirahatkan pikiran sejenak dari rutinitas Ibu kota juga masalah yang terus saja datang, malah ia harus bertemu lagi dengan gadis yang tak pernah ia harapkan kehadirannya. Lucunya semesta malah membantu gadis didepannya ini untuk selalu mudah mendekatinya barang sejengkal saja.
"Langit, kamu mau ini nggak?" Derai kembali bertanya, dengan Langit yang masih diam tak menjawab sama sekali.
Pertanyaan yang sama dan entah sudah ke berapa kali, pertanyaan itu terus Derai lontarkan, tak membuat laki-laki didepannya sekedar menjawab. Boro-boro menjawab, bergeming saja tidak. Miris sekali memang menjadi seorang Derai Anantha.
Keluarga Anantha dan Keluarga Wijaya datang kerumah Omah nya, membuat Langit semakin tidak suka jika harus lama-lama didalam rumah ini. Rasa rindu yang tadinya membumbung tinggi didalam ruangan yang hangat, hilang begitu saja bersama rasa panas yang malah mengantikan kehangatan.
