Langit kota Berlin masih setia dipeluk pekatnya malam. Langkah ketukan yang membumbung tinggi, akibat sepatu dan lantai granit yang saling beradu membuat dua orang yang sudah tak muda itu, menatap laki-laki yang sudah menuruni tangga dengan tangan yang menjinjing koper.
"Udah siap semua? Nggak ada yang ketinggalan?"
Pertanyaan itu, membumbung tinggi diatmosfer ruangan, membuat Aldo tersenyum dan mengangguk.
"Udah, Bunda."
"Rinai mana? Kok belum keluar?" Airin melihat kearah kamar, yang menjadi tempat Rinai beristirahat sebentar. Kamar itu berada dilantai bawah.
Pintu ruangan yang mereka berdua tatap, terbuka dan menampilkan wajah Rinai yang menggenakan blazer moccha sepanjang betis dan legging berwarna hitam. Dan jangan lupakan, koper baby blue yang sudah gadis itu tarik.
"Udah siap?" Aldo bertanya disamping Rinai, sedangkan gadis itu yang sibuk menarik koper tersentak kaget, karena Aldo sudah ada disebelahnya.
"Kak Aldo." Rinai mengelus dadanya kaget.
