Kisah yang sudah berlalu, akan tetap utuh. Hingga Tuhan sendiri yang akan mengambilnya darimu.
.
.
.
.
Rinai menarik kopernya, jam didinding sudah menunjukan pukul enam pagi. Gadis itu sudah siap dan mulai menuruni tangga.
"Pagi..." Rinai menatap dua laki-laki yang memakai pakaian berbeda.
"Udah siap semua? Nggak ada yang ketinggalan kan?" Rendra menatap sang putri bergantian dengan koper yang ada dibelakang Rinai.
"Aman Ayah, semua udah siap kok." Rinai mengacungkan jempolnya, membuat Aldo tertawa pelan.
"Duh, bahagia banget sih kayanya." Rendra tertawa.
"Bahagia karena bisa bareng Aldo di Jerman atau karena bisa pergi ke negara kesukaan kamu?" Imbuh Rendra, membuat Rinai tertawa.
"Ya, dua-duanya, Ayah."
Jawaban Rinai, mampu membuat jantung Aldo berdetak ubnormal. Jawaban gadis itu berefek luar biasa untuk dirinya.
***
Langit berjalan keluar dari kamar, dengan seragam khas SMA Alam Nusantara. Tasnya ia kesampirkan dibahu sebelah kiri.