Chereads / Blue Valentine / Chapter 10 - Blue Diamond

Chapter 10 - Blue Diamond

Blue Diamond

Bima menguatkan tekad dan bergegas keluar diiringi Gatot. Sesosok laki-laki tinggi dengan jas hitam panjang dan kepala memakai penutup kain berwarna biru tua berdiri tegap. Begitu menjulang tinggi pria itu, Bima yang tingginya diatas rata-rata lelaki indonesia hanya mencapai kuping sosok misterius di depannya.

"Selamat malam, bisa dibantu pak?" tanya Bima berusaha ramah. Lelaki itu menoleh dan ternyata memakai kacamata hitam.

"Saya Blue Diamond," sahut lelaki itu. Suaranya dalam dan berat. Bima walaupun tampak ragu segera membuka pagar dan mempersilahkan masuk.

"Terima kasih," ucapnya sopan.

Mereka masuk dan Bima mempersilahkan pria tersebut duduk. Sembari membuka kancing jas panjangnya, mata Blue Diamond menyapu ke seluruh ruangan. Sesaat dia tertegun ketika bertemu sosok gadis berambut keriting spiral panjang, Mia.

"Silahkan duduk," sambut Nunik. Pria itu seperti baru tersadar menganggukkan kepala tanda hormat, yang dibalas dengan kikuk oleh semuanya, kecuali Mia yang terlihat gembira.

Widya, Nunik dan anak-anak duduk berkumpul di seberangnya, sofa ruang baca.

"Banyak sekali pertanyaan kami, termasuk bagaimana bapak, yang mengaku Blue Diamond, tahu alamat kami," kata Bima membuka pembicaraan. Pria itu tersenyum samar.

"Panggil saya Clod (baca : klot). Saya adalah wakil dari keluarga pemilik sisir tersebut," Clod membuka kacamata dan kerudung biru tuanya. Semua tersentak kaget. Mata pria itu biru cerah, rambutnya lurus berwarna putih keperakan panjang melewati bahu dan diikat rapi setengahnya serta kupingnya lancip ke atas! Kulitnya putih, bahkan terkesan pucat, tapi wajahnya sangat tampan dengan dagu terbelah.

"Makhluk apakah kamu?!" pekik Mia secara reflek. Pria itu menoleh dan sebelum menjawab, Bima terlanjur melontarkan pertanyaan berikutnya.

"Kamu bukan berasal dari sini kan?" tanya Bima kecut.

"Tepat sekali. Inggris asalku. Dan untuk menjelaskan penampilanku, aku keturunan setengah goblin, setengah elf. Hal yang cukup asing buat kalian, walau sudah cukup dijelaskan dalam film-film hollywood yang konyol itu," sahut Clod santai. Tidak terlihat sedikit pun menyembunyikan identitas diri. Logatnya juga sama sekali tidak menunjukkan dia pria asing yang biasanya kesulitan melafalkan huruf 'r'.

"Mencari sisir ini? Kenapa baru sekarang?" tanya Gatot heran.

"Ya, bagaimana makhluk yang seharusnya memiliki kekuatan seperti kalian tidak bisa menemukan sisir ini?" tanya Widya tergelitik ingin mengetahui lebih jauh.

Kino mendekati Clod dan memandangnya dengan takjub. Pria itu mengulurkan tangannya kepada Kino dan mengajak duduk di sampingnya.

"Ada kekuatan lain yang menyelubungi sisir tersebut. Pencuri yang merampas sisir emas itu membuat perjanjian baru dengan iblis tanah Jawa yang memanfaatkan keajaiban Fleurie. Sebutan kami untuk sisir milik putri raja Goblin," terang Clod sambil menciptakan bintang-bintang kecil dari tangannya. Kino berdecak kagum. Mulutnya menganga melihat keajaiban yang baru disaksikan pertama kali dalam hidupnya, dan juga, manusia yang berada di ruangan tersebut.

"Maksudmu? Kami nggak ngerti " tanya Nunik makin bingung. Clod menciptakan sebuah kereta api emas yang melayang mengitari ruangan. Kino mengejar penuh kegembiraan. Tika dan Mia turut terpana.

"Fleurie diciptakan sebagai hadiah ulang tahun putri pertama raja goblin. Keajaibannya? Membuat sang putri memiliki kecantikan yang tiada tanding. Hanya sampai di titik itu saja. Saat terampas dan dibawa ke Indonesia, seorang iblis membuat perjanjian tambahan. Karena dasarnya Fleurie adalah benda ajaib menjadi sangat mudah menambah kekuatan pada objek tersebut. Keturunan Bosch memiliki kemampuan untuk menundukkan musuh, lawan ataupun target mereka dengan keajaiban sisir tersebut. Melalui penampilan seorang wanita cantik yang menguasai Fleurie, dia bisa membuat semua orang mendengar dan mematuhi ucapannya."

Titik terang mulai tampak pada misteri Fleurie, sang sisir emas.

"Ternyata jauh dari kesan horor semua historis mengenai sisir tersebut. Sempat membuatku berfikir negatif karena tanggal yang tertulis disisir sangat berkaitan dengan angka setan," timpal Gatot.

Clod tertawa renyah.

"Kalian pikir itu hadiah dari siapa? Asmodeus! Salah satu raja kecil di neraka. Jadi ya, betul sekali ada kaitan dengan setan. Tanggal yang dipilih pun melambangkan tentang dirinya," gelak Clod masih terdengar geli.

"Sesuatu yang membuatmu tertawa, bagi kami mampu menciptakan horor dan histeria. Raja neraka bukanlah sosok wajar yang biasa berteman dengan kami," sahut Widya terdengar ngeri sekaligus kesal. Clod makin keras tertawa.

"Kalian manusia sungguh-sungguh pandai menciptakan image dan deskripsi sendiri yang terdengar sangat menyeramkan! Pantas iblis-iblis rendahan itu sering memanfaatkan kelemahan kalian. Dibandingkan kejamnya kaum yang disebut -bukan makhluk mulia-, kami dianggap bengis dan sadis. Tapi lihatlah pada diri kalian sendiri. Kaum kalian jauh lebih menjijikkan jenis kejahatannya! Bahkan siksa neraka pun mungkin kalah oleh kebengisan yang kalian ciptakan," jawab Clod terdengar dingin dan menakutkan.

Semua manusia dewasa yang berada di ruangan terdiam, tersindir dan membenarkan pernyataan Clod dalam hati masing-masing.

"Bahkan setelah mati pun, jiwa penasaran kaum manusia sanggup meneror dan menghancurkan kaumnya sendiri! Contohnya wanita berkebaya hitam yang termakan perjanjian setan keluarganya!" tegas Clod tajam.

Nunik mengangguk dan terlihat sendu.

"Kamu betul Clod. Manusia akhir-akhir ini jauh lebih sadis dari iblis neraka sekalipun," timpal Nunik sedih dan miris.

"Baiklah, mari kita diskusikan ini lebih lanjut lagi di lain waktu, karena pekerjaan kita masih bertumpuk," pungkasnya dan menepuk tangannya penuh semangat.

Widya segera berjalan dan duduk lebih dekat dengan Clod.

"Katakan Clod, apa yang mesti kita lakukan," sambut Widya penuh harap.

"Tunjukkan padaku di mana sisir itu," seru Clod. Nunik bangkit dan mengambil sebuah kotak perhiasan serta meletakkan di meja. Clod terpana.

"Fleurie ada di dalam," ucap Bima memberi tahu. Clod menatap kotak itu dan mengumpat dalam kata-kata yang tidak mereka pahami.

"Dia tidak bisa membukanya, perjanjian baru berdarah keluarga Lamenik menghalangi," seru Mia. Widya menatap Clod. Ternyata betul, Clod tidak membantah. Matanya terlihat sedikit gugup setiap melirik ke arah Mia.

"Kamu tahu?" tanya ayahnya bingung. Mia menggedikkan bahu tak acuh. Semua diliputi keheranan.

"Well, ada yang bisa bantu?" tanyanya tidak sabar.

"Jika kami membantu mengembalikan sisir ini kepada rajamu, berjanjilah untuk melepas sihir kutukan Tika!" tantang Bima tegas.

"Tentu, bukankah itu tujuanku kesini?" sahutnya dengan kesal.

"Tujuanmu hanya ingin membawa kembali sisir ini om Clod, kamu tidak perduli pada kami sedikit pun!" sanggah Mia kembali. Bima kembali terheran-heran memandang Mia, putrinya, yang semakin meningkat kekuatan indigo visionnya.

"Oh demi nektar raja Guliver! Baik! Akan kubantu kalian," jawabnya gusar. Barulah terlihat ternyata Clod agak sedikit menunjukkan gaya aristokrat inggris yang anggun dan sedikit gemulai.

"Janji goblin, itu yang kami minta!" seru Mia semakin menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kemampuannya.

"Astaga! Siapakah gadis ini?" jawab Clod mengerling pada Mia dengan geram.

Semua diam menunggu dan tidak memperlihatkan ingin negosiasi.

"Baiklah! Aku heran, kenapa gadis ini bisa muncul," gerutunya sambil mencabut dompet kecil dari saku bajunya.

"Bukankah kamu melihatnya dari tadi? Dan bahkan berbisik ajaib dengan anakku," sahut Bima heran.

"Ya ampun, bahkan selera humor kalian pun rendah. Tentu saja aku tau siapa dia, sudahlah," Clod mengibaskan tangannya kesal dan mencabut sebuah jarum emas dari dompet kecil kemudian menusukkan ke telunjuknya. Darah berwarna biru keluar setitik. Tangan sebelahnya melambai di udara kemudian muncul selembar perkamen dan pena bulu yang bergerak sendiri menuliskan sesuatu di atasnya. Clod menempelkan telunjuknya ke perkamen.

Darah Clod menempel beserta ukiran janjinya untuk membantu mereka. Perkamen tergulung sendiri dan meluncur ke arah Widya.

"Itu janjiku. Simpan dan jangan hilangkan, atau semuanya batal," serunya sambil membersihkan telunjuk dengan sapu tangan birunya.

"Ok, sekarang, giliran kalian," tuntut Clod menunggu. Widya meraih kotak perhiasan dan membuka dengan mudah. Kain batik yang seperti kantung dibuka ikatannya dan muncul sisir emas terkutuk yang terlihat makin berkilau dibawah sinar lampu.

Clod mengagumi dan memandang sisir penuh kelegaan.

"Kamu akan bertemu dengannya segera Fleurie," bisiknya lirih.

Sementara itu Bima mendekati Mia, anaknya, dan bertanya darimana dia tahu tentang janji goblin.

"Dari film Pa," jawabnya santai. Bima menahan tawa dalam hati. Ternyata, hobi anaknya menonton netflix ada gunanya juga.

Malam itu, satu persatu misteri terkuak. Kedatangan Clod menambah pengalaman baru dalam hidup mereka. Tinggal satu langkah lagi, misi mereka akan selesai.

"Wajahmu benar-benar tidak asing, tapi aku lupa ketemu kamu di mana ...," ucap Mia sembari memandang wajah Clod dengan seksama.

Pria itu terlihat menghindar dan mengibaskan tangannya.

"Dilarang seorang gadis menggoda pria lebih dulu," tukas Clod. Mia mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Baiklah, aku harus pergi," pamit Clod. Semua terlihat puas malam itu setelah Clod memaparkan bagaimana dia akan memusnahkan janji darah atas sisir tersebut.

"Tunggu bagaimana kami bisa menghubungi kamu kembali?" tahan Nunik bersiap dengan ponsel di tangan. Clod memakai jas dan melirik ke arah Mia.

"Si kriting itu bisa memanggilku kapan saja," jawabnya dan berbalik setelah menundukkan kepalanya dengan anggun.

Mungkinkah dia adalah ...?

Semoga ...

▪︎▪︎▪︎

Bersambung ...