Chereads / Kiana / Chapter 5 - Pelatihan

Chapter 5 - Pelatihan

Latih tanding antara Kiana dengan ayah dan kedua sahabat ayahnya itupun dimulai. Di pagi yang sangat manis itu diiringi dengan matahari yang bersinar terang yang diselimuti awan putih yang bergerak dengan santaynya, latihan pertama dibimbing oleh Gerald. Sebelum melakukan latih tanding dia diberitahu oleh ayahnya urutan dia akan melawan siapa saja, yang pertama dia akan melawan Gerald, kedua melawan Roger dan yang terakhir akan melawan Bramana. Setelah Kiana diberitahu urutan lawanya, dia lalu mencoba menyusun strategi untuk melewan satu persatu dari mereka.

Latihan pertama Gerald buka dengan ucapan ringan darinya

"ayok, serang aku Kiana" sambil mengacungkan palunya kearah Kiana. Kiana yang melihat perilaku Gerald hanya diam dan tiba-tiba dia langsung menggunakan Full body 20%, dia tidak mau menggunakan banyak-banyak karena lawannya masih dua dan ini saja baru dimulai. Dengan kecepatan yang cukup cepat layaknya kilatan listrik Kiana melesat dengn penuh semangat, dia berharap dapat memberikan tebasan cukup keras kepada Gerald tapi ternyata tidak mengenainya sama sekali. Kiana belum bisa menguasai penuh pedangnya.

"oh ya paman Gerald adalah tipe sihir tanah dan keunggulanya adalah pertahanan" ucapnya dalam hati

"Kiana ayok. Jangan lamban. Jangan bedakan aku dengan Gigarus" sambil melempar-lempar palunya keatas

Kiana tersentak mendengar itu. Dia baru ingat bahwa ayahnya dulu juga pernah bertarung dengan Gigarus dan dia berfikiran bahwa semestinya paman Roger dan Gerald juga pernah melawanya. Dengan cepat Kiana langsung menambah persen dari Jurus Full bodynya menjadi 50% dengan itu kemungkinan dia bisa mengimbangi Gerald.

Kiana hanya melompat rendah kedepan Gerald dengan memutar tubuhnya dengan menghempaskan pedangnya kearah Kiri dengan memegang pedangnya dengan dua tangan. Tapi ya tetap dengan santaynya Gerald menangkisnya dan dengan gerakan yang sangat ringan dia menghempaskan palunya dari samping kiri kearah pinggang Kiana, tapi untungnya karena reflek Kiana cukup bagus, dia dapat menghindarinya dengan cepat. Kiana terus memikirkan bagaimana menghancurkan pertahanan yang kuat itu, dan sekilas dia teringat akan keunggulan masing-masing ketiga orang itu. Lalu Kiana mencoba memberikan jurus Full Body nya ke pedangnya dan ternyata itu berhasil, pedangnya pun terlihat seperti pedang laser dengan warna kuning. Kianapun optimis dengan jurus barunya itu,

"Electric Speed" ucapnya dengan lirih sambil mencondongkan badanya kedepan dan Kianapun langsung melesat tanpa ada yang bisa mengikuti kecepatanya. Gerald yang terkejud dengan kecepat Kiana dan dia mulai tidak bisa mengikuti arah kecepatan itu dia langsung menggunakan jurusnya.

"Dragon Wall"

"Hehe. Kamu tidak akan bisa menembus pertahanan ini Kiana" sambil mengarahkan palunya ke atas, guna menahan jurusnya itu, tapi Kiana yang masih tetap melakukan gerakan yang sangat cepat dan tanpa memberikan serangan. Tiba-tiba Kiana menyerang pertahan itu dan dengan singkat pertahanan itu cuma retak saja. Kiana yang jarang terkena serangan tapi dia menguras cukup banyak staminanya dan melihat hasilnya ternyata apa yang dia perkirakan gagal.

"Kiana, kamu masih belum faham ya ?" teriak Gerald yang menarik kembali palunya

"mintalah bantuan dari pedangmu"

"he? Pedangku" ucapnya dalam hati dan melihat pedangnya

"pedangmu itu adalah bagian dari dirimu sekarang" sambil melempar-lempar palunya keatas

Kiana langsung lari kedalam dan mengambil pedang kayunya, sambil menarik Rosetta dari pinggangnya

"Rosetta, pedang kayu. Mohon bantuanya ya" sambil mengarahkan kedua pedangnya kedepan dengan pedang kayu ditangan kiri dan Rosetta di kanan dia langsung munggunakan Full body 75%. Kiana pun langsung melesat menggunakan Electric Speed. Tapi dengan cepat pula Gerald langsung menggunakan Dragon Wallnya. Ternyata dengan dua pedangnya Kiana juga membuat jurus baru dengan putaran 360 derajat dan dengan teriakan keras

"Elcetric Breaker" dan dengan seketika Dragon Wall milik Geraldpun hancur, dan pertandingan pertama dimenangkan oleh Kiana.

Kiana yang tidak percaya dengan kekuatanya dan Rosetta beserta pedang kayunya yang sudah membantunya dia senang sekali dan memeluk erat kedua pedang itu.

"bagus Kiana" ucap Gerald sambil mengelus kepala Kiana

"he'eh" dengan penuh semangat dan senyum Kiana membalasnya.

Gerald berjalan kebelakng Kiana dan berdiri disamping Bramana dan sambil menepuk pundak Bramana

"anak itu nanti akan menjadi kestria yang sangat kuat" Bramana yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menyilangkan tanganya. Tanpa pikir panjang Rogerpun melompat kerarah Kiana dan mendarat dengan hentakan yang keras, tapi untungnya Kianapun dapat menghindarinya dengan cepat.

"jangan senang dulu Kiana. Masih tinggal 2 lawanmu" sambil menodongkan pedang kearah Kiana

"dan baiklah demi menghormati jiwa kestriamu, aku akan melepaskan sarung Rebellion, dan ini adalah tanda bahwa aku akan serius. Jadi jangan lengah ya" Roger langsung melempar sarung Rebellion ke Gerald untuk membawanya

"heeeeey bocah besar, kenapa harus aku yang membawa sarung Rebellion. DASAR TIDAK PUNYA OTAK!" dengan penuh rasa kesal hingga ucapnya semakin ngak jelas tapi Roger tidak menghiraukan teriakan marah-marah Gerald dia cenderung mengacuhkannya

"hemmm. Baiklah Paman. Ayok kita mulai"

Wussssh

Kiana melesat dengan kecepatan penuh, dia tidak menggurangi Jurus Full Bodynya karena dia tau, kalau hanya menggunakan Full Body dengan persentase rendah dia tidak akan mudah mengalahkan 3 orang tua besar itu, jadi Kiana harus mengerahkan 75% staminya.

Kiana mencoba menyerang bagian belakangnya, pikirnya itu adalah titik butanya

Tanggg

Benturan antara pedangpun terdengar nyaring, padahal Roger tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya, tapi ternyata pergerakan tangan sangat cepat, Bahkan Kianapun tidak tahu bahwa Roger hanya menggeser pedangnya kerah belakang guna menangkis serangan Kiana

"hmmm, tidak segampang itu Kiana. Jangan mencari titik butanya. Kalau caramu bertarung begitu. Kamu akan kehabisan waktu"

Kiana langsung melompat kebelakang, hendak berfikir sejenak. Roger langsung melesat menyerang Kiana, hampir saja kena untungnya Kiana bisa menghindar dari serangan itu. Sarangannya sangat cepat, kalau bisa diukur mungkin saja kecepatanya bisa menyamai Kiana. Pertarungan itupun terjadi cukup sengit, Kecepatan Kiana dengan menggunakan jurus Electric Speed melakukan pergerakan dan manufer yang sangat cepat dan hannya meninggalkan hempasan angin yang berhembus cukup berat. Berbeda dengan Roger walaupun dia melakukan pergerakan dan manufer yang sangat cepat juga tapi dia meninggalkan bekas hentakan yang dapat merusak dan membuat setiap pijakanya membekas

Dashhh tinggg dashhh tinggg

Hingga akhirnya gerakan itu terhenti 30 detik. Roger langsung mematahkan pertahan Kiana, dia terpental dan Roger langsung memutar tubuhnya 360 derajat sambil berteriak "Detroit Slash" Kianapun hanya bisa menangkis putaran pedang yang sangat cepat dan kuat itu. Hingga Kiana terhempas cukup jauh hingga terbentur tembok dan membuat tembok disekitaran Kiana retak gara-gara benturan cepat nankuat itu. Beruntung Kiana menggunakan Full Body dengan persentase yang cukup tinggi, jadi serangan besar itu tidak terlalu berpengaruh tapi tenaganya cukup banyak terkuras karena penggunaan Full Body yang cukup lama dan tanpa jeda sama sekali.

Tanpa disadari ternyata pedang kayu pemberian ayahnya itupun ikut hancur remuk karena menahan serangan dari Roger. Kiana langsung menancapkan pedang kayunya dan lalu memejamkan matanya, dia berdoa dan berterimakasih atas jasa pedang kayunya itu. Setelah berdoa dia langsung menatap Roger dengan serius dan memegang erat Rosetta.

Dash

Kianapun langsung melesat dan Rogerpun sambil menaruh pedang dipundak, diapun langsung ikut melesat. Pertarungan kecepatan dan kekuatan itupun terjadi untuk kedua kalinya, dan sekali lagi Roger menggunakan Detroit Slash tapi Kiana juga menggunakan Jurus baru

"Detroit Slashhhh" teriak keras dan penuh tenaga dari Roger

"Death Slash" dengan pengayunan pedang yang sangat cepat dan kuat oleh Kiana

Tangggggg duashhhhh

Kianapun terpental dan terlepas dari pedangnya dan Roger masih berdiri dengan gagah tapi dia langsung terduduk karena kekuatanya cukup terkuras habis untuk menahan serangan dari Kiana.

"hahhh, bagus Kiana" sambil duduk menyila dan tersenyum Kearah Kiana

"hem" sambil mencoba untuk memopong tubuhnya yang kelelahan dan tersenyum kearah Roger

"Kiana" teriak Bramana sambil berlari kearah Kiana

"gpp?" sambil membantu Kiana untuk berdiri

"hem, gpp yah"

Bramana langsung mengucapkan beberapa mantra sihir, dia mengucapkan mantra penyembuhan tingkat dasar. Ya itu cukup membantu Kiana.

"bagaimana? Lanjut?" pertanyaan singkat Bramana sambil memberikan pengobatan kepada Kiana

"ya lanjut dong yah, tinggal ayah yang belum kukalahkan" sambil menodongkan tinjunya

"ehhhhh, gitu ya, yaudah"

Bramana berjalan menjauhi Kiana sekitar 10 meter. Dia langsung mengambil pedangnya dan memegang pedangnya hanya dengan satu tangan. Kiana yang melihat itu langsung berdiri dan bersiap-siap untuk pertarungan selanjutnya yaitu melawan ayahnya. Mereka berduapun bersiap saling memasang kuda-kuda satu sama lain, dan Bramana mengawali pertarungan itu dengan berlari dan Kianapun juga.

Tang

Hantaman kedua pedang yang memiliki aura hampir sama itupun terjadi. Mereka saling menahan serangan, tebasan demi tebasan terjadi. Sebelumnya Kiana belum menggunakan Full Bodynya dan sambil memberikan serangan dan pertahanan akhirnya dia menggunakanya, dia tidak mau dianggap meremehkan ayahnya.

"Full Body 80%"

fusshhh

"Electric Speed"

dash

Kianapun melesat dengan cepat melakukan gerakan-gerakan zig-zag yang cepat tapi Bramana dapat melihatnya, dengan pengalaman pertarungan yang lama dan diapun sudah melihat pertarungan Kiana, dia hanya melakukan gerakan-gerakan sederhana.

"hehhhhhhh, ayah kok bisa gitu ya. Gerakannya indah banget. Baru kali ini lihat ayah bertarung dengan anggun. Padahal biasanya kayak orang bodoh. Tapi aku tidak boleh lengah. Ayah pasti menyimpan kejutan untukku" ucapnya dalam hati dan masih menganalisa celah Bramana

"Kiana, jangan terlalu lama menganalisa. Ingat ucapan paman Roger"

"hehhh, ayah kok tau ya. Yaudah aku serang dengan jurus kali ini" "Electric Storm"

"Eternal Fire, Storm Fire"

Duar

Pertarunganpun terjadi sangat sengit, serangan demi serangan dihempaskan. Dengan kekuatan Kiana dia dapat mengimbangi sedikit kekuatan Bramana, yang sebenarnya belum dikeluarkanya sepenuhnya.

"Eternal Fire, Death-"

Tringgg

Tiba-tiba suara tarikan panah terdengar

Srakkk

Tuing tuing tuing

Tiga anak panah itu membentuk seperti portal air di atas Kiana dan Bramana, mereka berdua langsung melihat keatas.

"Water Element. Arrow Waterfall. Discharge"

Syut syut syut

"Dragon Wall"

Dengan cepat Gerald yang melihat itu dan merasakan hawa yang tidak enak langsung memberikan perlindungan kepada Kiana dan Bramana, tetapi dia tidak sadar bahwa dibelakangnya juga ada dua orang yang mengintai, tapi dengan sigap Roger menahan dua orang itu. Banyak sekali anak panah yang jatuh dan itu membuat Gerald melakukan pertahanan berlapis yang mengakibatkan dia kewalahan. Sang pemanah yang melihat itu langsung mengubah arah portal itu ke Gerald, hanya dengan menunjuk Gerald Portal air itu langsung mengarah ke arah Gerald. Dari menunjuk lalu dia mengepalkan tangannya, yang sebelumnya tiga portal. Sekarang menjadi satu.

"Ice Element. Kings Arrow. Discharge"

Syut syut syut

Portal yang sebelumnya berupa portal air, sekarang menjadi portal es dan mengeluarkan banyak sekali Anak panah es dan diantaranya ada anak panah yang sangat besar.

"Dragon Wall" dengan cepat dia langsung melepas pertahanya dari Kiana dan Bramana dan langsung memindahkan kepada dirinya.

"astaga siapa orang ini, menganggu saja. Bahkan kekuanya lumayan, mungkin saja dia memiliki lebih dari satu element sihir" ucapnya dalam hati dan dia berfikir dengan staminanya sekarang tidak bisa menahan anak panah sebesar itu.

"Kiana bantu paman Roger"

"siap ayah"

"full Body 80%. Electric Speed. Minggir paman Roger. Death Slash"

Srettt

"lahhh, cepet banget."

"Electric Storm"

Duar

"yeah kenak kan"

"loh he ternyata pertahan mereka bagus"

Disisi lain Bramana langsung melesat dan menyerang anak panah yang paling besar

"Eternal Fire. Black Dragon"

Srakkkk

Duar

Seluruh panah yang dikeluarkan portal itupun hancur bahkan portal itupun menguap dan menghilang. Pemanah itupun menghilang dan bergabung dengan dua orang yang sebelumnya menyerang Gerald dari belakang.

Gerald, Roger, Bramana dan Kiana menjadi satu kesatuan yang berhadapan dengan 3 orang yang memakai jubah. Satu orang pemanah, satu orang pembawa pedang, dan satu lagi membawa pisau belati. Bramana menaruh curiga atas kedatangan mereka bertiga yaitu adalah untuk tujuan yang tidak lain adalah mencari Kiana. Dia beberapa hari sebelum perjalananya dikota dia diberi kabar oleh Gerald bahwa ada beberapa orang yang melakukan pencari terhadap seorang putri kerajaan dan dia berfikir yang dicari adalah Kiana. Gerald mendapat informasi itu dari Roger.

"apakah yang kamu infokan itu benar Ger ?"

"ya Tanya aja Roger, kan aku dari Roger"

"ya sepertinya rumor itu benar adanya dan tujuan mereka adalah Kiana"

Bramana langsung berjalan kearah Kiana

"sayang. Dengar ayah ya. Sekarang kamu harus lari dari kerajaan Baraska. Selendang hijau ini kalau bisa lambang ini jangan sampai terlihat oleh siapapun. Mulailah mencari jati dirimu sekarang. Biar ayah dan sahabat-sahabat ayah yang menahan ini agar kamu bisa lari cukup jauh"

Sambil memegang pundaknya dan memberikan mantra perintah kepada Kiana

"loh-loh ayah. Ngak-ngak. Aku ngk suka ini, ayah jangannnn"

"Dark Element. Teleport"

Kiana langsung didorong oleh Bramana dan dia dipindah dari kerajaan Baraska ke Desa yang cukup jauh yaitu desa Ruskura. Sekilas saat kiana hendak memasuki portal teleportasi buatan Bramana terlihat dia meneteskan air mata. Bramanapun tak sempat memeluknya dia langsung berbalik badan dan langsung bersiap menghadang siapapun yang akan menganggu anaknya.