Karena menangis terlalu lama akhirnya Kiana kecapek'an dan akhirnya tertidur. Hingga datangnya malam dan Kianapun terbangun, dia terbangun sambil memeluk erat Dark Fire. Setelah ia membuka matanya dan sesekali melihat Dark Fire dan dia melihat wanita berjubah hitam itu dan mencoba untuk menanyainya.
"sebenarnya kau siapa ?"
"aku sudah menduganya sih walaupun kamu melihat wajahku kamu tidak akan kenal. Baiklah akan kumulai dari awal. Namaku Tania aku putri pertama dari Raja Siswawarman dan Ratu Frisiwulan, mereka adalah Raja dan Ratu dari kerajaan Arestia dan sekaligus satu-stunya sodaramu aliassssssss, aku adalah kakak kandungmu"
"uwala kakak kandungku"
Kiana terdiam sejenak
"haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kakak kandungku?!"
Tania tersenyum dan mengangukkan kepalanya
"S E B E N T A R. kalau kamu kakakku, berarti aku adalah putri kerajaan Arestia. Tidak mungkin, manusia paling tidak bisa diam ini adalah seorang putri"
"mungkin saja" Tania menarik selendang yang ditalikan kepinggangnya, dan menunjukkannya kepada Kiana
"nah lihat, samakan kayak selendangmu. Punyamu hijau dan punyaku coklat. Karena selendang kita adalah representasi dari lambang kerajaan Arestia" Tania menyatukan lambang miliknya dengan milik Kiana dan terbentuklah symbol kerajaan Arestia. Lambangnya seperti daun yang melingkar membentuk hati terbelah dua.
"aku memang tau kalau aku bukanlah anak kandung dari ayah Bramana, tapi aku tidak bisa serta merta percaya padamu"
"Apakah kamu ingin mendengarkan semua ceritanya? Tapi ini akan menjadi cerita yang sangattt panjang"
"baiklah aku akan mendengarkanya"
"hem ini akan menjadi malam yang cukup panjang" dengan tersenyum Tania mulai menceritakanya. Awal cerita panjang Taniapun di mulai.
Dulu dikerajaan Arestia terkenal akan kerjaan yang damai, subur dan warganya yang sangat ramah kepada sesama ataupun orang asing yang berkunjung kesana, iya itulah kepemimpinan yang ditonjolkan oleh Raja Siswawarman dan Ratu Frisiwulan. Ketika sang Ratu sedang hamil bayi kedua ada sebuah kejadian yang biasa-biasa saja sebenarnya, tapi itu menjadi awal dari semua masalah itu terjadi. Panglima Jaksa, dia adalah Panglima kepercayaan Raja waktu itu. Setelah dia menyelesaikan misinya di diaerah utara dia membawa pulang batu permata merah, yang kononnya itu mengandung kekuatan yang sangat kuat dan kata Panglima Jaksa, permata itu baik untuk sang Raja. Tapi ternyata itu tidak baik, dibeberapa daerah wilayah Utara mengalami kerusakan pada tanaman dan intensitas hujanpun sedikit hingga akhirnya, beberapa wilayah disana menjadi tidak terhuni karena area sana sudah rusak. Tidak berselang lama kesedihan itu terjadi, Raja mendapat berita gembira akan hendakknya kelahiran putrinya. 3 bulan setelah kehilangan beberapa wilayah utara yang terdampak kegersangan dan tidak bisa dihuni, akhirnya kesedihan itu terobati atas lahirnya seorang bayi wanita yang kelahirannya membawa hawa gembira disekitarnya dan bayi itu dinamai Kiana. Seluruh warga Arestia menyambut dengan senang akan lahiranya bayi Kiana, tapi ada satu orang yang membenci akan kelahiran bayi manis nan cantik itu. Itu adalah Jaksa, dia sangat membenci kelahiran Kiana, karena sesaat setelah membawa permata Merah itu dia menemui seorang peramal terkenal di Arestia, dia menanyai kekuatan apa yang terkandung dipermata itu dan dia menanyai apakah ada ramalan bagus untuknya. Peramal itupun memberi tahu semuanya, dan batu itu tidak akan bisa dia pakai walaupun dia paksa sekalipun, karena batu itu memilih pemiliknya sendiri. Karena kesal mendengar itu dan sudah capek-capek mengambilnya, dia mencoba menanyai tentang masa depanya. Peramal itupun menjawab bahwa usaha-usaha jahatnya akan berhasil akan tetapi ketika semua kesenangan sudah ia dapatkan ia akan bertemu seseorang yang akan menghancurkan semua usahanya itu dan seseorang yang peramal itu maksud akan segera lahir. Mendengar itu Jaksa mengebrak meja didepan peramal itu dengan keras, dia tidak terima dengan ramalan itu. Pikiranya kacau, karena tidak bisa memakai permata itu dan semua rencananya yang sudah ia bangun sangat lama akan hancur.
Setelah mendengar kelahiran Putri Kedua Raja Siswawarman, jaksa merasa bahwa yang dimaksudkan oleh peramal itu adalah Putri Kiana yang baru lahir dan Jaksapun mulai membuat sabotase-sabotase kecil yang dapat membuat kecelakaan agar bayi Kiana terbunuh karena kecelakaan, tapi semua rencanany gagal. Karena Kiana selalu diselamatkan oleh sihir listrik yang seakan-akan menjaganya dari kecil. Raja dan Ratupun lama kelamaan tidak sanggup dan takut akan apa-apa yang akan terjadi pada Kiana mendatang. Akhirnya Raja dan Ratu suatu saat malam karena sangat resah memikirkan kejadian-kejadian yang menimpa putri bungsunya itu, langsung diam-diam mengambil kuda dan pergi menuju kearah hutan. Mereka membawa Tania dan Kiana, mereka berdua menemui peramal Jinskin, ya dia menemui peramal yang sama, dengan yang ditemui Jaksa.
Bruak
"Jinskin!!!" teriak Raja sambil ter engah-engah
"iya tuanku, apakah ada yang saya bisa bantu" sambil tenang Jinskin menyuruh mereka berdua untuk duduk
"lihat Kiana, apakah Kiana mengalami sebuah kutukan, kenapa setelah hampir sebulan kelahiranya dia banyak mengalami insiden yang membahayakan nyawanya, dan kenapa Kiana yang masih bayi memiliki kekuatan Sihir?!"
"pelan-pelan sayang, biarkan Jinskin menjawabnya satu persatu"
Rajapun mencoba untuk menenangkan diri
"tidak perlu saya ramal Rajaku, saya sudah tahu semuanya. Tapi saya tidak bisa memberitahu semuanya. Yang pasti tuan putri Kiana memiliki kekuatan yang besar, dan itu bukanlah sebuah kutukan, melainkan anugrah dari alam semesta ini"
"apa itu Jinskin? Kenapa alam semesta memilih Kiana?" ucap lembut sang ratu sambil menggendong Kiana yang tertidur
"Tuan putri Kiana suatu saat akan membantu keseimbangan alam semesta, dan alam semesta kini sedang tidak baik-baik saja. Ini gelang yang saya persiapkan untuk tuan putri Kiana, gelang ini akan membantu putri Kiana untuk mengendalikan kekuatanya, dan bila waktunya telah tiba, gelang ini tidak akan lagi membelenggu semua kekuatan yang dimiliki tuan putri. Jadi Rajaku, Ratuku, anda tidak usah khawatir, tuan putri akan baik-baik saja"
Srek
Rajapun berdiri dan disusul berdirinya sang ratu, mereka berdua berterimakasih pada Jinskin dan lalu pergi kembali ke istana.
Setelah kepergian Raja dan Ratu, Jinskinpun tersenyum dan menghela nafas panjang.
Tak disangka Jaksa dan dua pengawalnya masuk kedalam rumah Jinskin dan menanyainya.
"apa yang dilakukan Raja itu kesini?!"
"hem"
"apa maksudmu dengan Hem! Jinskin!"
"sudahlah, semua kejahatanmu akan hancur Jaksa"
"dasar Peramal bodoh! Bunuh dia!"
Tanpa perlawanan Jinskinpun terpenggal kepalanya oleh anak buah Jinskin.
Keesokan harinya, Ratu yang masih khawatir akan keadaan Bayi Kiana mencoba untuk menemui Jinskin untuk memastikannya. Tapi setelah tiba dirumah Jinskin, sang Ratu tidak menemui Jinskin sama sekali. Setelah mencoba beberapa kali memanggil Jinskin, Ratu memberanikan diri untuk masuk kedalam. Tak disangka dibalik meja tergeletak tubuh Jinskin yang sudah tak bernyawa dan Kepalanya menghilang, sontak Ratupun berteriak dan tiba-tiba ada seekor burung biru, burung itu langsung menjadi abu biru dan membentuk sebuah tulisan "Ratu selamatkan tuan putri Kiana dari Jaksa". Terkejut melihat tulisan itu, tiba-tiba telah berdiri dua orang berjubah hitam didepan pintu. Ratupun langsung bergegas mengambil sebuah kertas dan pena sambil menyaut sebuah wadah buah yang masih ada buahnya, Ratu langsung melempar-lemparkan isi buah itu kepada orang-orang berjubah hitam itu dan kabur. Hingga pelarian Ratu terhenti diujung sungai dan dia dengan tergesa-gesa menulis nama Kiana di secarik kertas dan menaruh didalam baju Kiana, lalu dia menghanyutkan Kiana disungai, dan dengan penuh harapan Kiana dpaat selamat. Tak lama kedua orang berjubah itu tiba dan mereka menjadi manusia setengah Hewan, karena mereka juga menyaksikan pesan itu dengan cepat mereka membunuh sang Ratu. Tak disangka-sangka Tania dan pengawalnya melihat kejadian mengenaskan itu, Tania yang mencoba menlong ibunya dihadang oleh pengawalnya. Pengawalnya takut bahwa kekuatannya dan Putri Tania belum cukup dan malah membuat nyawa Putri Tania terancam. Setelah manusia setengah hewan itu merasa diawasi mereka langsung kabur, dan Tania langsung berlari keibunya.
"ibuuuuuuuuu"
"T a n i a, maafkan ibu ya nak. Tolong cari dan jaga adikmu dari jaksa"
Sambil mengelus pipi Tania dan itulah ucapan terakhir dari sang Ratu.
Tania dan pengawalnya langsung dengan cepat membawa sang Ratu pulang dan Raja langsung terlihat strees karena tidak kuat melihat kenyataan kehilangan dua orang sekaligus, Raja Siswawarman menangis didepan tubuh Ratu Frisiwulan sambil memeluk Putri Tania. Seluruh Kerajaanpun sangat berduka akan kepergian Ratu mereka.
Kesedihan tidak hanya disitu saja rentetan kesedihan-kesedihan selanjutnya terjadi, hingga setelah 40 hari kepergian Putri Kiana dan Ratu Frisiwulan, Rajapun jatuh sakit yang mengakibatkan kekhawatiran yang cukup menghebohkan Kerajaan waktu itu. Hingga pengawal Putri Tania yang mulai gelisah dan akhirnya menyuruh kabur Putri Tania. Tania yang kebingungan dia ingin tetap berada disamping ayahnya tapi karena kekhawatiran itupun memuncak dan dengan paksa pengawal itu menyuruh Putri Tania kabur, karena Putri Tania tiba-tiba merasakan hawa buruk yang sangat mencekam iapun kabur dari kerajaan. 3 hari setelah kabur dari kerajaan utama, Tania berada di salah satu Desa secara diam-diam dan dia mendapatkan kabar buruk yang paling mendalam. Berita buruk yang pasti sudah dapat dipastikan, yaitu meninggalnya sang Raja Siswawarman. Didalam berita kematian itu diselipkan bahwa Raja bukan meninggal karena penyakit, tapi dibunuh oleh Putrinya sendiri yaitu Tania. Alhasil semua itu membuat Tania menjadi buronan karena dianggap sudah membunuh sang Raja dan Kabur.
Setelah mendengar berita yang sangat menyayat hatinya seling satu hari ada selebaran baru bahwasanya kerajaan memutuskan untuk mengangkat Jaksa menjadi Raja, sambil membaca selebaran yang mengerikan itu Tania berlari menuju kehutan dan sampailah dia diatas jurang yang dibawahnya ada sebuah sungai yang sangat dalam. Tania yang sudah tidak kuat menahan itu semua, di karenakan dia sendirian, dia bingung hendak melakukan apa. Sampai akhirnya sambil memeluk selebaran yang berisikan berita menjijikan itu Tania hendak mencoba bunuh diri. Tania sudah memejamkan matanya lalu dia bersiap untuk menjatuhkan diri kedalam jurang itu, tapi ada sebuah anak panah yang melesat dengan cepat dan menancap ditanah dekat Tania berdiri. Di anak panah itu tertuliskan sebuah surat yang berisi pesan dari Embrus, iya Embrus pengawal Putri Tania. Surat itu bertuliskan
"Putri kalau surat dan buku kumpulan mantra sihir ini sampai kepada tuan putri berarti saya mungkin sudah dibunuh oleh Jaksa. Saya minta untuk tuan Putri tetap tegar atas apa yang sudah terjadi, jangan putus asa. Saya yakin bahwa putri Kiana masih hidup jadi tolong tetap cari Tuan Putri Kiana, karena anda dan beliaulah harapan kerajaan Arestia. Maaf, saya tidak bisa menemani Tuan Putri Tania saat-saat seperti ini.
Embrus"
Sambil menangis membaca pesan singkat dari Embrus dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri dan melanjutkan pencarianya untuk mencari Kiana adiknya.
Kiana yang mendengar seluruh cerita itu terdiam, dia tidak bisa berkata-kata ternyata beban kakaknya yang baru ia temui hari ini sangat berat.