Chereads / Kiana / Chapter 6 - Peninggalan

Chapter 6 - Peninggalan

Pertarungan antara 6 orang yang memiliki kesetaraan aura kekuatan itupun terjadi, tapi dari salah satu 3 lawan yang tidak diketahui itu memancarkan aura hitam yang sama seperti Bos tengkorak waktu itu. Bramana langsung menunjukkan raut muka yang sangat kesal, dia merasa ini akan menjadi pertarungan besar dan itulah salah satu alasannya untuk membuat Kiana jauh dari Kerajaan Baraska. Diimbangi oleh khekawatiranya dan perasaan yang takut akan terjadi kejadian yang terjadi di tempo dulu.

Dash

"Dragon Chain"

Trang trang trang

"kau kira hanya kau saja yang bisa mengeluarkan portal heeee."

Sihir level 3 besi

Tiga orang misterius itu hendak lari menghindar, tapi dengan cepat Gerald langsung membuat rantai pengikat dengan jurus Dragon Chain nya.

"wih Sihir levelmu sudah meningkat ya ? hahaha" kata Bramana sambil menepuk-nepuk pundaknya

Dengan wajah kesal Gerald memukul wajah Bramana

"heeee! sudah. Lawan kita harus di selesaikan disini kalau tidak, masalalu itu akan terulang kembali" Roger langsung melerai mereka berdua

"yaya maaf. Ehhhh. Roger, Gerald. aku mohon kerahkan kekuatan kalian semua. Karena ini akan mungkin menjadi pertarungan terakhirku" dengan wajah penuh keseriusan Bramana mengucapkan itu dan langsung membuat Roger dan Gerald merasakan hawa yang cukup tidak mengenakkan.

"ya" sahut mereka berdua bersamaan

"mari kita mulai"

Dash

Mereka bertiga melesat dengan cepat tapi lawan merekapun juga dapat melepaskan diri dari rantai-rantai Gerald. Mereka bertiga melancarkan serangan yang bersamaan tapi itu percuma saja, karena mereka juga lebih cepat untuk melepaskan diri itu.

"kalau memang itu keinginan kalian para legenda, baiklah kami akan melayani kalian. Tapi sebelum pertarungan berlanjut sebagai sesama kesatria tidak baik kalau tidak memperkenalkan diri bukan. Perkenalkan nama saya Dyret" sambil membungkukkan diri

"saya Embrus"

"saya Brutal"

"yah sebelum duel ini kita lanjutkan apa sebenarnya yang kalian inginkan. Apakah perang atau apa ?" Tanya Bramana sambil menodongkan pedangnya

"tidak tidak tidak, kami hanya iseng saja" jawab Brutal dengan sikap yang sangat remeh kepada Bramana

"Bramana bolehkah kubunuh pembawa pedang pendek itu?" bisik Roger sambil menunjukkan rasa yang sangat kesalnya

"ya sesukamu Roger"

"baiklah"

"Gerald atasi yang pembawa tombak itu. Tapi berhati-hatilah"

"iya"

"aku akan mengalahkan pemanah itu, karena aura yang seperti bos tengkorak waktu itu adalah ada pada dirinya"

"apakah sudah selesai berdiskusinya, wahai para legenda?"

"ya, mari kita mulai"

Bramana dan pemanah itu entah bertarung dimana, mereka melesat dan menghilang

"jangan kacaukan pertarungan ini Gerald"

"jangan menggurui bocah besar"

Pertarungan ini diawali dengan serangan dari Brutal tapi dapat ditangkis dengan mudah oleh Roger.

Tang

"Lawanmu adalahku bocah sombong"

"he pamankan legendaris kenapa mau melawanku yang masih muda dan gesit ini"

"astaga sombongnya ini anak. Akan kupenggal kepalamu!"

Dengan penuh kesal Roger langsung melesatkan tebasan demi tebasan. Brutal yang ternyata bisa mengimbangi kecepatan bertarung dari Roger. Disisi lain Gerald juga mengerahkan seluruh kekuatanya dan merubah cara bertarungnya, dia mengambil kapaknya yang terkubur didalam tanah.

"harta berharga titipan dewa, keluarlah bantulah anak adam yang sedang memerangi kejahatan. AREBERUS!" ucap Gerald dan tanah sekitarnya pun langsung merasakan gempa yang cukup kencang hingga tiba-tiba area kanan Gerald langsung terbelah dan mengeluarkan kapak AREBERUS.

"baiklah anak muda aku akan menambah kekuatanku bukan hanya untuk bertahan tapi juga menyerang, aku tidak ingin ada raut kekecewaan disaat-saat terakhirmu"

Set set set set set deg

Gerald memainkan palunya dan mengayun-ayunkanya hingga tertaruh dipundaknya

"terimakasih pahlawan legendaris aku sangat tersanjung. Aku juga akan memberikan pertarungan yang sangat berkesan di akhir-akhir hayatmu" sambil membungkukan diri

Dash

Dyret langsung bergerak dengan cepat, dia dapat bergerak dengan cepat karena memiliki sihir angin level 3. Dia langsung menghunuskan tombaknya ke kepala dari arah atas tapi sayangnya dengan cepat Gerald juga menangkisnya hanya dengan pucuk paling ujuk kapaknya.

"wah wah wah. Ternyata bukan hanya nama saja yang melegenda ya paman. Baiklah aku akan serius"

Slush

Area sekitar Dyret langsung dikelilingi angin yang sangat kencang.

"Wind Eye"

Duash

Dyret langsung memiliki aura putih yang diselimuti oleh aura hitam.

"apakah ini yang dimaksud oleh Bramana tadi. Tapi pemanah itupun memiliki aura hitam yang hampir sama"

Sling

Tiba-tiba dengan cepat Dyret langsung ada didepan Gerald, tapi Gerald takbergerak sedikitpun. Dyret dengan cepatpun menghunuskan tombaknya dari segala arah dengan cepat tapi dengan adanya AREBERUS kekuatan Gerald sangat jauh diatas Dyret. Dia hanya menangkisnya dengan penuh tenang dan sesekali mengeluarkan portal-portal kecil diarea sekitarnya yang mengeluarkan perisai-perisai emas. Iya itu sihir tanah level 3 milik Gerald yang kini menjadi logam mulai, dia bisa mengeluarkan jenis besi, perunggu, silver bahkan emas, dan bahkan dia dapat mengeluarkan Permata sekalipun tapi bila dia mengeluarkan jenis permata dia akan mengeluarkan stamina yang sangat banyak. Sesekali Gerald membalas serang, terlihat dari raut wajah Dyret dia sangat menikmati pertarungannya dengan Gerald.

Disisi lain Roger dengan Brutal melakukan pertarungan yang sangat keras, Brutal yang menggunakan pisau belati dan Roger pengguna pedang besar, secara senjata mereka berbalik berbeda, tapi untuk Roger itu bukanlah masalah yang berarti. Karena walaupun dia pengguna pedang besar dia juga memiliki kecepatan yang dapat menyamai seorang yang menggunakan pedang biasa. Brutal, yah seperti namanya saja sudah terbaca, dia adalah orang yang melakukan serangannya secara brutal dan acak, tapi terkadang dia juga dapat melakukan serangan yang teratur dan terorganisir, dan disaat melawan Roger saat ini dia sangat berhati-hati, dia mempertimbangkan setiap gerakan yang akan diambilnya.

Srush

"ayok kita menyusulnya, mungkin dia sudah terlalu jauh" sang pemanah itu muncul tiba-tiba

"heee Embrusss, baru aja mau mulai" ucap brutal sambil mentoel-toel muka Embrus

"ohhh, berarti hanya mengulur waktu. Kita tertipu ya. Yasudah tidak apa-apa. Ayok kita menyusulnya"

"loh eh, kakak"

"udah ayok"

Merekapun pergi, dengan Dyret yang sambil menyeret Brutal.

"bagaimana dengan Bramana palu tua?"

"hemmm, aku tidak tau. Hei! Dasar bodoh, kau panggil aku palu tua sekali lagi, kubunuh kau!"

"aku merasakan hawa keberadaan Bramana semakin melemah"

"eh iya, ayok kita cari dia"

Mereka berdua mencari hawa keberadaan Bramana yang semakin melemah hingga ternyata mereka berada di area luar kerajaan didaerah lapangan timur dekat sungai. Roger dan Gerald terkejut melihat Bramana yang sudah tergeletak lemah, dengan penuh luka.

"hei kalian berdua" lirih Bramana memangilnya

Mereka berdua langsung berlari kearah Bramana yang sudah tergulai lemas.

"Bramana, apa yang harus kuucapkan ke Kiana nanti" ucap Gerald sambil memegangi tubuhnya, sedangkan Roger hanya berdiri dengan tegak. Dia berusaha untuk menahan tangisnya tapi apa daya, air mata itu tak kuasa dia tahan hingga mengalir dan membasahi pipi garangnya. Dia tak kuasa melihat sahabatnya sudah hampir menemui ajalnya.

"tuan putri tolong berikan pedang ini kepada Kiana ya"

"tapi paman"

"dia pasti faham, tolong lindungi dia ya. Jadilah orang yang berarti untuknya"

"baik paman akan aku sampaikan"

Itulah pesan terakhir dari Bramana yang kini sudah meninggalkan sahabat-sahabatnya.

"ehhh apakah anda berkenan mengikuti prosesi pemakan Bramana?" ucap Roger kepada wanita berjubah hitam sambil membungkukkan dirinya

"iya aku berkenan, tapi tolong biarkan aku tetap seperti ini"

"baiklah"

Setelah pemakaman selesai dilakukan, Roger dan Gerald terlihat masih sangat terpukul atas apa yang terjadi kepada sahabatnya. Mereka berjalan-jalan diarea Kota dan di sana juga banyak warga yang juga sedang berduka atas kematian mantan Komadan kerajaan Baraska yang sangat loyal kepada seluruh warga kerajaan itu. Sambil berjalan kearah toko Gerald wanita misterius itu melihat-lihat area sekitar.

"ternyata paman itu orang yang cukup dihormati dikerajaan Baraska" ucapnya dalam hati

Hingga mereka bertiga sampai di toko Gerald, dengan teguh hati dia langsung menanyai wanita yang sempat dipanggil Putri itu oleh Bramana.

"kalau boleh tau apa hubungan anda dengan Bramana ? dan bagaimana anda bisa berada disamping Bramana?" ucap Gerald sambil membuatkan minuman untuk mereka bertiga

"jadi saya sedang mencari adik saya"

Mendengar ucapan itu Roger dan Gerald langsung terkejud langsung berpandang-pandangan

"apakah yang anda maksud Kiana?"

"yah Kiana. Saya adalah Putri Tania dari kerajaan Arestia, dan Kiana adalah adik saya"

"ternyata perasaanku benar, semenjak mendengar Raja memutuskan kerjasama dengan Arestia dan banyak Rumor tentang Arestia yang katanya hancur oleh Raja barunya." Ucap Roger sambil memegangi dagunya

"ini silahkan tuan Putri. Kalau diperbolehkan saya ingin tahu bagaimana Kiana bisa sampai terbawa hilir sungai?"

Taniapun menceritakan bagaimana Kiana bisa sampai terapung di sungai, dan itupun menjadi cerita yang panjang.

Kiana yang terkena Jurus Teleportasi, dia tidak tahu sedang dimana dia. Kiana merasa bahwa dia sedang jauh ditengah Hutan. Yang yang terus menyusuri hutan untuk kembali ke kerajaan Baraska, dia terhenti ditengah hutan yang sangat lebat.

Kruuuuuuk

"hahhhh. Sempat-sempatnya perutku lapar kayak gini. Haripun mulai sore. Habis ini pasti gelap. Sebelum gelap aku bakal cari bahan makan dulu, juga kayu untuk nanti malam"

Kianapun mencoba menyusuri hutan itu dan dia mencoba memepertajam indra pendengaranya dan mencoba mencari suara desiran aliran sungai. Hingga dia mendengarnya walaupun lirih dan diapun langsung mengikuti arah aliran sungai yang ia dengar itu.

"sambil mencari arah sungai itu, ngumpulin kayu juga bagus sepertinya"

Diapun memunguti banyak kayu, mungkin banyaknya bisa disekirakan satu ikat besar. Kiana memangulnya memakan waktu 10 menit sebelum benar-benar gelap dia akhirnya bertemu dengan sungai itu. Dia langsung menaruh kayunya dan langsung menyetrum aliran sungai itu.

"hehehe, mungkin dengan ini bisa dapet banyak. Pakek yang Ringan ajalah"

"Electric Shock"

Nyutttttt

crek crek

Walaupun hanya listrtik ringan karena air dapat menghantarkan listrik dengan baik, dengan seketika banyak ikan yang mengapung. Kianapun bergegas memungutinya, dengan cepat dia langsung membuat api unggun dan tibalah malam yang dinantikan. Sambil membakar beberapa ikan untuk dimakan agar menggantikan tenaganya yang sudah terkuras banyak, dia teringat ayahnya, Kiana memikirkan tentang kabar ayahnya saat ini, dia tetap memikirkan dua kemungkinan itu, dengan menepuk-nepuk kedua pipinya dia mencoba untuk selalu berpikiran baik. Tapi tiba-tiba dia merasakan hal aneh disekitarnya dia merasakan bahwa dia sedang diawasi oleh seseorang.

"hai kau, keluarlah. Jangan menjadi pecundang yang beraninya bersembuuuunyii"

Bruk

Kiana tertidur, tapi dia melihat samar-samar orang berjubah hitam didepannya.

Keesokan harinya Kianapu terbangun. Dibangun paginya itu dia melihat seorang wanita yang berpakaian seperti pendekar tapi pengguna sihir yang sedang mencoba menangkap ikan.

"hei siapa kau, berani-beraninya membuatku pingsan"

"sudah jangan banyak bicara. Aku tau kamu lapar jadi makanlah ikan yang sudah kebakar itu"

Sambil melirik kesamping, Kiana mengambil satu dan dimakanya

"jaauuwaab akou" dengan mulut yang penuh ikan dia tetap meminta jawaban dari wanita berjubah hitam itu

"oke, sebelum aku menjawab semua pertanyaanmu. Tolong tenangkan dirimu"

Wanita berjubah hitam itu yang bukan lain adalah Tania, langsung menyerahkan pedang Dark Fire kepada Kiana. Kiana yang seketika melihat itu tak Kuasa menahan tangis dan langsung menjatuhkan apapun yang sedang dia pegang dan dia langsung menangis sejadi-jadinya. Tania yang tak kuasa melihat itu, juga langsung membuka kerudung jubahnya dan langsung memeluknya, dan Kiana terus menerus menangis tanpa henti.