"Apa maksud mu?" tanya Zhou Cheng Cheng, yang mulai senang berbicara dengan Henry Lee.
"Yah, kau kan sedang mengandung. Tadinya kau senang merokok lalu sekarang berhenti. Untuk apa?" tanya Henry Lee.
"Tentunya untuk kesehatan anak ku dong!" jawab Zhou Cheng Cheng.
"Padahal biasanya kau tidak mau meninggalkan kebiasan itu kan?" tanya Henry Lee memastikan.
"Kau kok tahu?" Zhou Cheng Cheng tertanya balik.
"Sudah lama kenal Ling Long dan Han Shan Yan itu?" tanya Zhou Cheng Cheng lagi.
"Aku baru saja kenal Han Shan Yan!" jawab Henry Lee.
"Ku kira kau temannya Han Shan Yan." kata Zhou Cheng Cheng.
"Waktu perkawinan pertama Ling Long, aku juga datang!" ujar Henry Lee.
"Oh…!" Zhou Cheng Cheng manggut-manggut.
"Dulu aku pernah meramal, kalau pernikahannya tidak akan selamanya, pastia kan mengalami kegagalan!" ujar Henry Lee lagi.
"Kau kenal suaminya yang pertama?" tanya Zhou Cheng Cheng.
"Aku memang lebih dekat dengan suami Ling Long yang pertama itu, ketimbang Ling Long sendiri." jawab Henry Lee.
"Kau datang ke sini sengaja untuk menghadiri pesta pernikahan Ling Long?" tanya Zhou Cheng Cheng lagi.
"Tidak juga! Karena seminggu sebelum hari pernikahannya, aku sudah ada di sini, karena orang tua ku menyuruh ku pulang dulu, dan sekarang…" ujar pria ini tak melanjutkan kalimatnya.
"Dan… sekarang kenapa?" tanya gadis ini tidak mengerti.
"Aku malas ke sana!" jawab pria ini sambil melirik ke arah Zhou Cheng Cheng.
"Memangnya kenapa?" tanya Zhou Cheng Cheng masih belum mengerti maksud pria ini berbicara.
"Aku ingin selalu dekat dengan mu!" ujar pria ini tenang.
"Lho? Kenapa, kok aku yang menjadi penghalang?" tanya Zhou Cheng Cheng aneh tak mengerti.
"Sejak pertama kali aku melihat mu, mulai ada perasaan aneh, yang aku sendiri tak dapat melukiskannya." jawab pria ini.
"Oh ya?" Zhou Cheng Cheng memastikan.
"Kau mau kalau aku menemani mu ke mana saja kau pergi?" tanya pria ini dengan serius.
"Bagaimana mungkin kau mau pergi dengan ku? Aku kan sedang hamil tua?" tanya gadis ini sambil tersenyum pada Henry.
"Apa suasananya mengantar orang yang sedang hamil?" tanya pria ini lagi.
"Kau tidak takut, kalau suami ku marah?" Zhou Cheng Cheng sengaja memancing.
"Aku tahu semua tentang kehidupan mu!" ujar pria ini.
"Siapa yang mengatakannya?" tanya Zhou Cheng Cheng kaget.
"Coba kau tebak siapa?" tanya pria ini.
"Katakanlah? Aku tak akan marah!" ujar Zhou Cheng CHeng sambil tersenyum.
"Betul kau tak akan marah?" tanya pria ini pada Zhou Cheng Cheng sambil menghisap rokoknya.
***
Keluar dari tempat mengajar, Zhou Cheng Cheng sudah melihat Ling Long menunggunya di samping pintu gerbang sekolah. Ia tahu hari ini Ling Long akan mengantarnya untuk memeriksakan kandungannya ke rumah sakit. Zhou Cheng Cheng tersenyum melihat Ling Long, yang juga tersenyum apdanya. Ketika di lihatnya ada Henry Lee duduk di samping Ling Long, Zhou Cheng Cheng tak dapat berkata apa-apa. Ia tahu Henry Lee begitu antusias sekali ingin menemuinya. Zhou Cheng Cheng pun berjalan mendekatinya sambil berkata.
"Lama yah, nunggu?" tanyanya sambil naik mobil dan duduk di samping Ling Long, setelah Henry pindah ke belakang.
Mobil meluncur. Ketika sampai di pintu rumah sakit, Zhou Cheng Cheng turun, sedangkan Ling Long dan Henry Lee di suruhnya menunggu saja di luar. Zhou Cheng Cheng berjalan sendiri ke tempat khusus memeriksakan kandungannya. Ia santai saja berjalan menuju tempat itu, dan tidak tahu kalau ada seseorang yang memandanginya, di sudut ruangan itu.
Zhang Han! Zhan Han terkejut, melihat Zhou Cheng Cheng yang sedang hamil tua itu. Ia tidak tahu, kapan Zhou Cheng Cheng menikah? Ia tak ingatt lagi kalau dulu mereka pernah melakukan hal yang sebenarnya tak mungkin di lakukan sebelum mereka menikah. Rasanya ingin sekali ia mendekati Zhou Cheng Cheng yang duduk sendirian menunggu waktu namanya di panggil.
Tak lama kemudian Zhou Cheng Cheng berjalan ke luar menuju apotik untuk menebus obatnya. Ia berjalan sendiri sambil menundukkan kepalanya. Ia tidak tahu kalau Zhang Han mengikutinya. Ketika ia selesai menebus obatnya ia segera akan meninggalkan tempat itu, tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil namanya.
"Cheng Cheng… Zhou Cheng Cheng…"
Merasa kenal dengan suara itu, tanpa menengok Zhou Cheng Cheng langsung membuang mukanya. Ia tak mau lagi melihat tampang pria ini, bukan karena membencinya, tapi ia tak mau menganggu rumah tangga Zhang Han. Ia ingin Zhan Han bahagia dengan perkawinannya dengan Hu Bi Qing. Di ingin Zhang Han tidak mendekatinya lagi dan tidak perlu tahu kalau ia sedang mengandung anaknya. Ia tidak ingin bertemu dengan pria ini.
"Cheng Cheng, aku mau bicara sebentar saja!" ujar pria ini sambil mencekal tangan Zhou Cheng Cheng.
"Mau apa lagi?" tanya Zhou Cheng Cheng sambil melirik tajam pada pria itu.
"Aku ingin bicaa dengan mu!" ujarnya.
"Aku harus cepat pulang!" jawab Zhou Cheng Cheng sambil melepaskan tangannya dari cekalan pria ini
"Biarkan aku bicara sebentar saja!" ujar Zhang Han sambil memegang bahu Zhou Cheng Cheng untuk segera duduk di sampingnya.
Zhou Cheng Cheng mengukuti Zhang Han, dan kemudian duduk di sampingnya. Ia ingin segera Zhang Han bicara, ia takut kalau Ling Long mencarinya. Tapi kalau pun Ling Long mencari di tempat ini, ia toh tidak mengenal Zhang Han. Biar saja ia mengatakan kalau pria ini adlah kawannya yang dulu atau apa saja, begitu pikirnya dalam hati.
"Kapan kau menikah?" tanya pria ini.
"Kenapa kau tanyakan soal itu?" tanya gadis ini sambil melirik tajam pada pria di sebelahnya.
"Apakah aku tidak boleh tahu?" tanya pria ini lagi.
"Sudah atau belum menikah, itu bukan urusan mu!" bantak Zhou Cheng Cheng. karena nada bicara Zhou Cheng Cheng yang terlalu tajam, maka banyak orang-orang yang melihat ke arah mereka yang sedang berbicara itu.
"Jangan keras-keras!" ujar Zhang Han.
"Biar! Supaya mereka tahu, kau tidak saling mengenal." Zhou Cheng Cheng tidak peduli.
"Cheng Cheng, kenapa kau begitu berubah?" tanya Zhang Han tidak mengerti.
"Kita sama-sama tidak mengerti dan telah berubah, kau telah menikah, dan aku sudah hamil!" ujar Zhou Cheng Cheng terus.
"Suami mu…!" ujar pria ini tak mau melanjutkan kalimatnya.
"Apa kau pikir aku sudah menikah?" tanya Zhou Cheng Cheng yang tidak tahan, rasanya ingin dia menangis.
"Maksud mu?" tanya Zhang Han semakin tidak mengerti.
"Ini anak mu!" ujar Zhou Cheng Cheng yang air matanya tak tahan ke luar membasahi pipinya.
****
To Be Continue…
Terima kasih buat kalian yang sudah membaca cerita ini ya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya~