"Apa?! Kau kira anak ku gila?! Tidak… kalian pergi semua dari rumah ku ini! Biar aku yang urus anak ku… pergi…!" kata Pak Zhou sambil mengusir orang-orang… dan kemudian memeluki cucunya yang menangis memanggil-manggil ibunya… yang masih tak berubah. Mata Zhou Cheng Cheng terus melotot dan tertawa-tawa sendiri seperti orang gila.
Kemudian datang Pak RT bersama dua orang anggota polisi untuk mengamankan Zhou Cheng Cheng.
"Pak Zhou, demi keselamatan semuanya, bapak polisi ii akan membawa Cheng Cheng ke rumah sakit guna menenangkan pikirannya…" kata Pak RT dengan tegas dan beribawa.
Pak Zhou berpikir sejenak dan memandangi Zhou Cheng Cheng yang kini mulai lemas dengan nafas naik turun yang begitu cepat… Pak Zhou pun akhirnya merelakan Zhou Cheng Cheng di bawa oleh mereka.
Zhou Cheng Cheng yang mulai lemas itu segera di gotong ke dalam sebauh mobil ambulans yang di ikuti oleh anggota polisi dengan mobil lain.
Pak Zhou dengan sedih memandangi kepergian Zhou Cheng Cheng. Air matanya menetes penuh kesedihan dan penyesalan.
Ia baru sadar apa yang di perbuat selama ini membuat jiwa Zhou Cheng Cheng jadi berubah karena sudah terlau banyak penderitaan dan godaan yang menyakitkan hatinya. Kesabaran dan dendam yang lama di pendam akhirnya tak kuasa lagi di bendungnya. Pada hari itu juga Ia melampiaskan semua kebencian dan dendamnya pada orang yang di cintainya… anehnya memang, tapi itulah kenyataannya.
Zhou Cheng Cheng menganggap awal dari nasib buruknya adalah Zhang Han. Pria yang sanagat di cintainya itu! Hingga ia berbalik menjadi sangat membenci dan mencoba membunuh pria itu dengan tangannya sendiri.
Sedangkan Zhang Han segera di bawa dan di rawat di rumah sakit. Keadaannya koma. Han Shan Yan yang mendengar berita itu segera mencari Zhou Cheng hceng di rumah sakit jiwa (RSJ)… tapi, ia tak menemukannya. Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa Zhou Cheng Cheng telah di pindah ke pihak kepolisian karena ternyata tidak ada tanda-tanda kalau Zhou Cheng Cheng sakit jiwa atau gila!
Segeralah Han Shan Yan pergi ke kantor polisi di mana Zhou Cheng Cheng di amankan dengan perasaan sedih.
Han Shan Yan melihat wajah Zhou Cheng Cheng begiu dingin dan sedikit pucat, sendu… seakan tak mau menemui siapa pun, sukar di ajak bicara. Han Shan Yan jadi sedih sekali melihatnya. Ia pun berkata dengan dengan nada sendu.
"Cheng Cheng kenapa semua ini kau lakukan? Kenapa kau tidak mau menjelaskan semuanya dengan tuntas pada ku…. Aku ikut bersalah Cheng Cheng, maafkan aku. Semula aku dan Ling Long sudah senang melihat mu dekat dengan Henry Lee… tapi… tapi, rupanya kau masih mendendam dengan lelaki itu, tak ku sangka sama sekali…"
Zhou Cheng Cheng tidak menjawab, matanya hanya memandangi wajah Han Shan Yan dengan sendu dan sedikit senyum aneh. Han Shan Yan meremas jari-jari tangan Zhou Cheng Cheng yang dingin itu sedikit gemetaran.
"Kau sakit Cheng Cheng?" tanya Han Shan Yan pelan. Dan Han Shan Yan pun mendekati seorang polisi, mengatakan bahwa Zhou Cheng Cheng sepertinya sakit, badannya dingin sekali. Poisi itu mengangguk dan segera memberitahu kapten polisi Yu Jong.
Han Shan Yan kembali mendekati Zhou Cheng Cheng yang asih duduk di tempatnya dengan gemeteran. Wajahnya semakin lemah… tiba-tiba Zhou Cheng Cheng terjatuh… Han Shan Yan cepat menolongnya sambil berseru, "Tolong bantu saya… cepat!"
Orang-orang yang ada di situ pun segera membantu Han Shan Yan dan menidurkan tubuh Zhou Cheng Cheng di kursi panjang… keringat dingin pun mengucur dari seluruh badan Zhou Cheng Cheng… wajahnya makin pucat saja.
"Cheng Cheng… Cheng Cheng… ku mohon sadarlah… Cheng Cheng…" Han Shan Yan begitu cemas dan sangat khawatir.
Suara sirena mobil ambulans yang membawa Zhou Cheng Cheng ke rumah sakit terdekat nyaring bunyinya. Di dalam, Han Shan Yan bersama salah seorang pegawai rumah sakit. Mereka dudul bersama di dalam mobil ambulans itu dengan wajah cemas. Han Shan Yan Nampak begitu cemas sekali dan air matanya mulai mengenang di pelupuk matanya, sedih melihat keadaan Zhou Cheng Cheng yang makin kritis.
Oh ku mohon para Dewa dan Dewi, berilah kekuatan dan kesembuhan untuknya…" gumam Han Shan Yan lirih sekali, hampir tidak terdengar.
Sesampainya di rumah sakit, tubuh Zhou Cheng Cheng makin lemas dan wajahya tambah pucat… Akhirnya Zhou Chen Cheng tak kuasa lagi menahan untuk lebih lama lagi hidup. Zhou Cheng Cheng tak tertolong lagi jiwanya. Ia meninggal ketika sampai di kamar periksa… Han Shan Yan memeluknya erat sekali, menangis bagai seorang anak kecil yang kehilangan ibunya. Karena lelaki ini tahu betul siapa Zhou Cheng Cheng, dan apa yang di alami wanita ini selama hidupnya yang penuh penderitaan gara-gara cinta. Ya, cinta lah yang membawa ornag bisa bahagia dan bisa juga malapetaka! Zhou Cheng Cheng menjadi korban cinta yang akhirnya berbalik jadi dendam yang luar biasa.
Zhou Cheng Cheng akhirnya di kuburkan dekat kuburan Zhang Han yang ternyata telah meninggal lima hari sebelum Zhou Cheng Cheng meninggal. Han Shan Yan, Ling Long dan Hu Bi Qing istri Zhang Han, serta semua kerabatnya dengan wajah sedih mengantar ke makamnya. Pak Zhou yang dulu kasar kini Nampak layu menggendong anak Zhou Cheng Cheng yang di tinggal mati ibunya.
Tantenya juga nampak datang dalam pemakaman itu. Wanita ini telah merasa ketika Zhou Cheng Cheng datang keapdanya… ia marasakan ada sesuatu keganjilan pada diri keponakanya itu… ternyata benar apa yang di duga oleh tantenya itu. Wanita itu menatap di makam Zhou Cheng Cheng dengan menaburkan bunga.
"Oh para Dewa dan Dewi… Zhou Cheng Cheng. Zhou Cheng Cheng, keponakan ku, malangnya nasib mu, sayang…!" lirih suara tantenya.
Han Shan Yan berdiri mematung memandangi makam Zhou Cheng Cheng di sisi istrinya…
Zhou Cheng Cheng telah pergi dengan semua derita yang di alaminya… seakan ia putuskan penderitaan batinnya itu dengan jalan seperti ini. Sekali lagi, karena cinta dan kecemburuan membawa malapetaka pada seseorang yang kurang kuat jiwanya...
Dengan berat hati mereka mengantarkan kepergian Zhou Cheng Cheng dan Zhang Han. Sungguh tragis sekali nasib Zhou Cheng Cheng. Bahkan dia di kuburkan bersama dengan orang yang di cintai sekaligus di bencinya itu. Pak Zhou yang sudah tua ini lah tidak tahu lagi berapa lama ia bisa merawat cucunya yang sebatang kara ini. Ia tidak ingin kejadian berikutnya terulang lagi pada cucunya. Ia berjanji akan menyanyangi cucunya sebagai ganti penyesalan yang telah di lakukannya sebelumnya.
***
To Be Continue…
Terima kasih buat kalian semua yang sudah membaca chapter ini ya. Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya~