Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan terjatuh juga. Demikianlah sedalam-dalamnya masa lalu yang dikubur pada akhirnya akan terkuak. Apa yang belum terselesaikan di masa lalu akan terulang kembali di masa depan. Apakah kali ini kita yang berkorban atau orang lain? Pahitnya masa lalu.
Adelia selesai membaca sepenggal novel yang beberapa bulan lalu ia beli di online karena penasaran dengan isinya.
"Pantas menjadi best seller ternyata kisahnya bagus, apa mungkin ini kisah nyata penulis? Seandainya kisah nyata, endingnya seharusnya mereka berdua berpisah seperti aku dengan dia." Ucap Adelia sambil memandang kucing milik Merry yang sedang tertidur.
"Sejak aku membeli novel ini banyak hal-hal yang menginggatkanku akan masa lalu kelam itu, bahkan sejak aku tidak sengaja bertemu Merry, entah mengapa perasaanku bercampur aduk. Bagaimanapun Fernando sangat berbeda dengan dirinya, tidak mungkin Fernando adalah keturunannya, hahaha… Fernando itu pria pintar sedangkan dia hanya pria yang tidak tahu apa-apa hahahaha…." Adelia tertawa, dan tanpa disadari ia telah membangunkan Julio.
Julio membuka matanya, dan ia mendengar Adelia berkata, "Benar, bagaimanapun Fernando berbeda dengannya. Fernando sangat terpelajar, dia pintar mengerjakan semua tugas kuliah dengan baik, bahkan mendapat peringkat pertama di kampus. Sedangkan Georgius hanya raja dari dunia siluman yang tidak bisa apa-apa di sini, mengerjakan tugasku saja dia tidak bisa hahaha.. sudah pasti Fernando bukan keturunan dari pria aneh itu."
'Keterlaluan, kamu memuji Fernando seperti itu! Padahal tidak tahu jika dia adalah keturunan orang yang kamu sebut! Dasar wanita ceroboh, dari dulu sifatmu tidak berubah, persis seperti…' gumam Julio dalam hati dan seketika itu ia sadar beberapa sifat Adelia hampir mirip dengan Merry, suka bercanda, tertawa dengan hal-hal kecil, tidak mudah menyerah meskipun kadang jatuh, bahkan selalu berpura-pura berani meskipun hatinya takut.
'Ternyata ini alasan Fernando menyukai Merry, tidak kakek, atau cucu sama saja menyukai perempuan dengan tipe yang sama.' Gumam Julio dalam hati dengan tersenyum.
Melihat Adelia yang tersenyum, membuat hati Julio benar-benar terasa damai. Rasa kesal, setelah bertengkar dengan Merry, hilang seketika.
***
Setelah bertemu dengan Novi, membuat Merry sangat bersemangat, mungkin ia bisa merubah keadaannya, walaupun kemungkinan berhasil kecil, tapi tidak ada salahnya jika mencoba, dan sebelum Novi pergi, ia sempat memberitahu bahwa Elsha saat ini bersama dengan Andrew di Jerman, untuk itu, dia dan Fernando harus hati-hati.
"Ting.. tong.." bel pintu Merry berbunyi. Merry segera berlari membuka, mengetahui siapa yang datang Merry langsung memeluk kekasihnya.
"Hei, kita harus masuk dulu." Ucap Fernando sambil memeluk Merry, dan mereka berdua masuk.
Setelah mereka duduk di kursi, Merry melepas pelukannya, dan berkata, "Aku sangat merindukanmu, apa tugasmu sudah selesai?"
Fernando tersenyum dan membelai lembut rambut Merry, "Liburan musim dingin ini, aku harus praktek, dan selama seminggu ini aku tidak bisa menjagamu."
"Nando, mengapa kamu lama sekali bertemu dengan ratu? Apa ada sesuatu?" tanya Merry yang sengaja berpura-pura tidak tahu.
"Tidak, hanya ada sedikit masalah kerajaan saja. Liburan musim dingin, kamu berencana pergi?"
"Aku hendak pergi ke air terjun Triberg minggu depan bersama kak Adelia." Jawab Merry singkat.
"Apa airnya tidak membeku? Hati-hati jika kamu ke sana, Julio akan menjagamu, oh ya dimana Julio?" tanya Nando sambil melihat ke sekeliling rumah.
"Air terjunnya aman, di sana turun salju hanya sebentar, minggu depan mungkin sudah balik normal, Julio pergi sebentar."
"Jangan bohong, aku tahu terjadi sesuatu denganmu dan Julio. Saat ini aku benar-benar tidak bisa merasakan aura Julio, jelas dia seperti ini hanya saat dia sedang kesal dan ingin menghilang." Fernando menatap Merry, dan ia memegang tangan Merry, "Katakan apa yang terjadi?"
Merry menceritakan tentang pertengkarannya dengan Julio kepada Fernando, kecuali perihal Novi yang datang memberitahunya dan masalah Adelia serta Julio. Untuk memastikan tentang kebenaran ini, setelah menceritakan semuanya, maka Merry bertanya,
"Ndo, apa kamu tidak curiga ada sesuatu yang disembunyikan oleh Julio? Mengapa dia sangat yakin jika wanita itu telah meninggal."
Nando yang semula bersandar di sofa mulai menegakkan badannya, meskipun belum sepenuhnya yakin, Fernando berusaha mengucapkan apa yang selama ini mengganjal di pikirannya.
"Setiap anggota keluarga kerajaan memiliki aura yang berbeda dari siluman pada umumnya, kami bisa saling mengenali meskipun ada salah satu anggota yang menyamar sebagai siluman biasa atau manusia, saat aku bertemu dengan Julio ketika berumur tiga tahun, aku merasakan sebuah aura hangat dan menyenangkan. Meskipun saat itu aku belum mengetahuinya, semakin aku dewasa, aku menyadari sebenarnya Julio sudah memiliki aura kerajaan dalam tubuhnya."
"Jadi, Julio adalah anggota kerajaan?" tanya Merry.
Fernando melanjutkan ucapannya, "Saat itu nenek dan suaminya sempat curiga, tetapi Julio mengatakan sebenarnya kakek buyutnya adalah kucing kesayangan mendiang raja Georgius ketika raja masih kecil, dan raja Georgius menyalurkan aura kerajaan pada kucing kesayangannya, sehingga ia memiliki sedikit aura kerajaan. Meskipun raja tidak percaya karena sejak ia kecil, raja sama sekali tidak memelihara kucing di istana, namun Julio bisa menunjukkan semua bukti bahwa kakeknya pernah ada di istana ini sewaktu mendiang raja masih kecil, dan ketika raja Georgius menikah, ratu yang tidak menyukai kucing, membuat raja terpaksa menyingkirkan kakek buyutnya, karena itu keberadaan kakek buyut Julio tidak diketahui saat di istana."
"Nando, apa kamu tidak merasa aneh, mungkin saja Julio mengarang semuanya, dan kenyataannya bahwa ia adalah…" ucapan Merry segera dihentikan oleh Fernando.
"Mer, bagaimanapun dahulu aku sudah menyelidikinya, tetapi justru aku mendapat teguran, dan Julio adalah sahabatku sejak kecil, meskipun aku curiga, tetapi kenyataan bahwa ia adalah mendiang raja Georgius sangat tidak mungkin."
Merry tersenyum, ia tahu semakin ia membawa percakapan ini, justru akan membawa pertengkaran, "Baiklah, maaf kalau aku sempat curiga."
***
Matahari bersinar dengan cerah, meskipun udara masih dingin dan jalanan dipenuhi dengan salju, Adelia segera bangun dari tidurnya, dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Kamu sudah bangun? Apa kabar?" sapa Adelia kepada Julio yang sedang melihatnya.
Julio tetap diam, ia hanya melihat Adelia dengan wajah sedih.
Dengan tersenyum, Adelia berkata, "Kamu tahu kucing, selama ini aku selalu hidup sendirian, tetapi sejak ada kamu, perasaanku gembira sekali, mungkin karena aku memiliki teman hahaha… sebaiknya aku mengadopsimu saja ya, hahaha aku akan bertanya kepada Merry."
Julio benar-benar tidak kuat menahan perasaannya, hatinya sangat hancur melihat tawa Adelia, ia sangat tahu, di balik tawa itu, hati Adelia sebenarnya sangat sakit, merasakan kesepian beratus-ratus tahun, hingga pada akhirnya ia mulai terbiasa dengan rasa sakit itu.
Adelia langsung menggendong Julio dan memeluknya, "Hari ini terasa dingin, kucing, apa kamu tidak kedinginan?"
"Meong.." ucap Julio singkat.
Adelia kembali tertawa, "Suaramu sangat lucu, kamu ini kucing pendiam ya, jarang sekali berbicara, ayo kita ke majikanmu."
Sepanjang perjalanan Adelia banyak bercerita tentang masa lalunya kepada Julio, "Hai kucing, apa kamu tahu, setelah aku menceritakannya kepadamu, perasaanku menjadi lebih baik, terima kasih telah mendengarkan ceritaku." Adelia langsung mencium pipi Julio dengan gembira.
Tanpa di sadari muka Julio memerah, tentu saja ia sangat malu saat ini, "Lihat ekspresimu barusan sama persis dengan dia waktu pertama kali aku menciumnya, hahaha.." canda Adelia.
"Ting.. tong…" bel pintu apartemen Merry berbunyi, Merry segera berlari membuka pintu, tentu saja ia mengetahui siapa yang akan datang.
"Halo kak, ayo masuk dulu." Merry mempersilahkan Adelia masuk sambil mengendong Julio.
"Terima kasih kak sudah menjaga Julio." Ucap Merry sambil menggendong Julio dan menaruhnya di tempat sofa apartemennya.
"Dimana Fernando?" tanya Adel.
"Sedang tidur kak, dia kemarin mengerjakan banyak sekali tugas hahaha…" Merry membawakan dua gelas susu hangat kepada Adelia.
"Fernando itu benar-benar anak yang hebat, baru masuk semester tiga dia sudah mendapat peringkat pertama, aku yakin, tugas kuliah tidak berarti apa-apa untuknya hahaha… apa orang tua Fernando seorang dokter atau ilmuwan? Pintar sekali dia." Ucap Adel bersemangat.
'Tentu saja dia pintar, karena keturunan keluarga raja, hahaha…' ucap Merry dalam hati dan ia berkata, "Ibunya hanya seorang penulis, dan ayahnya bekerja sebagai pegawai kantoran." Jawab Merry yang sengaja berbohong.
"Hah? Penulis? Apa sudah menerbitkan novel? Hebat sekali orang tuanya bisa mendidik anak seperti Fernando, pacarku saja tidak sepintar Fernando, bahkan dia sangat payah dalam segala hal hahaha, Fernando dan dia bagaikan bumi dan langit hahaha…" ucap Adelia santai.
"Ya hanya novel biasa sih kak, kalau kakak ke Surabaya aku akan menunjukkan novel-novelnya, apa benar pacar kakak seperti itu? Padahal dia hanya pria jahat yang menggoda wanita muda demi kesenangannya! Seharusnya kakak melupakan dia dan memulai hidup baru." Ucap Merry kesal, ia melirik ke arah Julio, dan tentu saja Julio tetap diam, tidak merespon.
***
Tanpa terasa Merry dan Adelia bercakap-cakap selama dua jam, banyak hal yang mereka bicarakan, tentu saja yang lebih banyak bercerita adalah Adelia, mengenang kembali kisah cintanya yang indah sekaligus pahit bersama pria tersebut.
"Kakak benar-benar hebat, meskipun kisah cinta kakak menyakitkan, tetapi juga indah, seandainya aku dapat bertemu dengannya, kira-kira seperti apa wajahnya?" tanya Merry dengan penasaran.
"Tidak mungkin kamu bisa bertemu dengan dia, lagipula masih lebih tampan Fernando daripada dia hahaha…." Canda Adelia.
Merry meminum susu hangat di gelasnya, dan kembali berkata, "Kak, maaf kalau pertanyaanku sedikit menyinggung, apa aku boleh menanyakannya?"
Julio langsung menatap Merry, dan berharap agar Merry tidak memancing Adelia lebih dalam lagi. Melihat ekspresi Merry yang tenang, Julio dengan kekhawatirannya menatap Adelia, dan tiba-tiba Adelia tertawa, membuat Julio tidak bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan Adelia.
"Hahaha… aku sudah menganggapmu sebagai adikku, katakan saja, lagipula jika memang hal itu sangat menyinggungku, maka ijinkan aku berkencan dengan Fernando sehari saja, oke?" Adelia mengedipkan sebelah matanya.
Merry tertawa melihat tingkah lucu kakak tingkatnya, bahkan Julio hanya bisa mengernyitkan dahi mendengar ucapan Adelia.
"Baiklah, akan aku ijinkan kakak berkencan sehari dengan Fernando." ucap Merry dengan yakin.
Julio hanya bisa menggelengkan kepala mendengar percakapan dua wanita yang unik.
"Kak, sebenarnya apa yang spesial dari pria seperti itu? Mendengar cerita kakak, dia adalah pria jahat yang sengaja mendekati gadis muda dan dengan tega meninggalkannya begitu saja. Jika aku menjadi kakak, aku akan benar-benar melupakan pria tersebut, mencari pria yang lebih baik dan menikah dengannya!" ucap Merry dengan kesal.
Adelia menghela nafas dan bersandar pada kursi, "Mer, seandainya kamu ada di posisiku, dan Fernando adalah pria itu bagaimana?"
"Tetap saja tidak akan aku maafkan! Fernando pria single dan belum menikah, tetapi pria itu jelas-jelas sudah tahu memiliki istri dan anak, masih tetap mendekati kakak! Dari dulu aku sangat membenci perselingkuhan, karena keluargaku hancur, sejak ayahku berselingkuh dengan teman sekolahnya dulu, dan ibuku yang tidak terima juga ikut berselingkuh demi membalas dendam ayahku, namun mereka berdua bukannya memikirkan perasaanku, justru menitipkan aku pada nenek dan membiarkan aku hidup sendiri tanpa kasih sayang orang tua!" mata Merry mulai berkaca-kaca.
Melihat adik tingkatnya yang sedang bersedih, Adelia mulai memahami mengapa Merry sangat membenci perselingkuhan, perlahan-lahan Adelia memeluk Merry dan membelai lembut punggung Merry sambil berkata, "Setiap orang memiliki masa lalu sendiri-sendiri, aku paham mengapa kamu seperti itu, dan alasanku tidak bisa melupakannya juga karena masa lalu yang menyakitkan. Maaf jika aku menginggatkanmu pada kenanganmu itu, mulai sekarang anggaplah aku keluargamu."
"Ah, tidak apa-apa, aku yang terbawa emosi, seharusnya aku tidak menanyakan hal seperti ini. Maafkan aku kak." Ucap Merry sambil menyeka air matanya.
Sambil menepuk pundak sahabatnya, Adelia berkata, "Mer, kamu tahu tidak, jika masa lalu yang kelam selalu memberikan dampak di masa depan. Seperti kamu yang terluka di masa lalu karena perselingkuhan, aku juga terluka karena cinta di masa lalu sehingga di masa ini aku tidak bisa membuka hatiku untuk cinta yang baru."
Merry yang semula menangis kini memeluk kakak tingkatnya, mereka berdua berpelukan, ada sebuah perasaan yang meskipun tidak dapat dijelaskan tapi mereka merasa memiliki nasib yang sama. Saat ini Merry memang tidak dapat menyimpulkan apakah benar Adelia adalah wanita itu, dan jika memang benar, apakah tindakannya akan membuat Adelia kembali terluka sehingga membuat keadaan semakin buruk.