Identitas adalah sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui siapapun, hal tersebut merupakan hal terpenting bagi kaummu, meskipun aku bisa menerima, tetapi tidak banyak manusia yang dapat menerima dirimu lagi – Sebuah Rahasia
Fernando baru selesai mengerjakan tugas, dan ia langsung beristirahat sebentar di kamarnya, saat sedang bersantai tiba-tiba Julio datang.
"Apa nona Merry sudah pergi bersama dengan temannya?" tanya Julio.
"Mungkin saat ini mereka sudah sampai di tempat tujuan, Merry benar-benar menikmati waktu liburannya, bahkan ia sampai lupa menghubungi diriku." Fernando menatap layar handphonenya yang hanya berisi notifikasi dari teman-teman kuliahnya.
"Tadi saya mendengar kabar bahwa nona Elsha pergi ke dunia manusia dan sedang berada di tempat ini, apa tuan tidak khawatir?" ucap Julio.
Fernando tersenyum dan berkata, "Ia pergi untuk menemuiku, bahkan dia tahu keberadaan kampusku, apa kamu tahu Julio yang dilakukannya?"
"Apa dia berbuat sesuatu yang buruk?"
"Dia menyerangku, tepat di depan kampus, beruntung saat itu tidak ada orang. Benar-benar konyol! Akhirnya aku mengirimnya kembali ke dunia siluman!" jawab Fernando dengan geram.
Julio mulai menyadari sesuatu, "Tunggu, tidak mungkin tujuannya hanya menyerang tuan, apa mungkin dia punya maksud lain?"
Fernando mulai berpikir, kemudian ia mulai menyadari, "Merry!"
"Tidak mungkin dia bisa menyerang nona Merry, nona Merry masih memiliki perisai." Julio berusaha menenangkan Fernando.
"Dia memang tidak bisa menyerang Merry, tetapi Andrew bisa!" Fernando langsung mengenakan jaketnya dan pergi menemui Merry.
***
Andrew segera melepaskan tangannya, "Mer, terlalu berbahaya jika dua orang wanita berada di air terjun, karena itu aku akan menjagamu."
Merry benar-benar kesal dengan Andrew, "Bagaimana kamu bisa tahu jika aku pergi ke tempat ini? Apa kamu masih mengikutiku, seperti dulu?! Aku kira kamu sudah berubah Ndrew, ternyata sama saja!"
Adel segera menengahi situasi ini, "Maaf jika kamu berpikir bahwa dua orang wanita berbahaya pergi ke tempat ini, dan menurutku perbuatanmu yang mengikuti kami tentu melanggar hukum, jika kami melaporkannya, kamu bisa terkena masalah. Mulai sekarang tolong jangan ikuti kami."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Adel langsung menggandeng tangan Merry dan meninggalkan Andrew sendirian.
"Apa dia selama ini selalu mengikutimu?" tanya Adel setelah mereka hampir mendekati air terjun.
Merry menghela nafas dan meminum air yang ada di botolnya, "Sejak pacaran, sampai putus dia selalu mengikutiku ketika tidak ada Fernando."
"Sifatnya posesif sekali, apalagi dia sampai menyusulmu di Jerman, bukannya lebih baik jika dia menyerah saja?" ucap Adelia dan ia langsung meminum air yang ada di botolnya.
"Andrew semakin berani sejak ia di dukung oleh Elsha, teman masa kecil Fernando yang menyukai Fernando." ucap Merry dengan sedikit kesal.
Adelia menatap Merry dan tertawa, "Jadi kalian terlibat cinta segi empat hahaha…"
Melihat ekspresi Merry yang kesal, Adelia langsung menghentikan tawanya dan berkata, "Mungkin baginya kamu adalah mantan terindah yang tidak bisa dilupakan, seperti aku yang selalu menganggap mantan pacarku adalah mantan terindah karena itu aku tidak bisa melupakannya, mungkin jika mantan pacarku ada di sini, aku akan berbuat yang sama seperti Andrew hahaha…."
Saat mereka hampir sampai di dekat air terjun, tiba-tiba keluarlah seekor ular berbisa hendak menyerang mereka, dengan cepat Merry dan Adel berlari menjauh, namun saat mereka berlari, di depan sudah menghadang seekor ular lain yang siap menerkam mereka.
"Apa-apaan ini! Mengapa tiba-tiba ada ular?" ucap Adelia dengan kesal, selama bertahun-tahun ia ke tempat ini tidak pernah ada ular atau binatang berbahaya, tapi mengapa hari ini saat ia pergi bersama Merry, ada dua ekor ular yang muncul.
'Keterlaluan, pasti ini perbuatan Elsha, ia memang tidak bisa menyerangku, tetapi ia bisa menyerangku dengan binatang! Apalagi di sini ada kak Adel, aku tidak ingin ia berada dalam bahaya! Fernando…. tolong…' ucap Merry dalam hati, ia berharap Fernando dapat menemukan keberadaannya.
Dua ekor ular segera maju hendak menyerang mereka, Adelia dan Merry yang sangat ketakutan langsung berteriak sambil menutup mata. "Tolong...."
***
Fernando dan Julio segera terbang menuju tempat dimana Merry dan Adelia berada, dengan mengenakan sihir tidak terlihat, mereka berdua membuat tubuh mereka transparan. Beruntung Fernando memiliki penciuman yang kuat, dan ia segera mengikuti jejak bau badan Merry. Ketika mereka hampir sampai, tiba-tiba Fernando mendengar suara Merry, 'Fernando… tolong….'
"Ada apa tuan?" tanya Julio yang melihat ekspresi Fernando.
Tanpa di sadari Fernando meneteskan air mata dan membuat langit menjadi sedikit mendung, membuat Julio sedikit heran sekaligus ketakutan.
"Tuan, ada apa! Sadarlah!" Julio mengoncangkan tubuh Fernando.
"Julio, perasaanku tidak enak." Jawab Fernando singkat dan ia mempercepat lajunya, ketika ia sampai tepat di atas Merry, Fernando langsung turun namun Julio mencegahnya, dengan cepat Julio membuat putaran angin di sekitar Merry dan Adelia, sehingga kedua ular tersebut terhempas jauh.
"Apa yang kamu lakukan Julio?" tanya Fernando dengan sedikit kesal.
Sambil menatap Adelia, Julio berkata kepada sahabatnya, "Apakah anda tidak bisa membaca rencana nona Elsha? Jika anda tiba-tiba turun dan menangkap ular tersebut, bukankah akan banyak manusia berkerumun? Dan di sana Andrew sudah bersiap-siap membawa sebuah botol besar, yang kemungkinan akan disiramkan ke anda."
Tepat seperti yang diucapkan oleh Julio, satu meter dari tempat Adel dan Merry berdiri ada segerombolan orang yang sedang berfoto-foto dan menikmati pemandangan, di tengah gerombolan orang tersebut, Andrew sedang bersiap-siap dengan sebuah botol besar.
"Botol apa itu?" tanya Fernando heran.
"Coba anda cium, jika saya tidak menghentikan anda, maka anda selamanya tidak bisa bertemu dengan nona Merry." Ucap Julio serius.
Fernando memfokuskan penciumannya pada botol tersebut, dan ketika mengetahui isinya, Fernando benar-benar terkejut sekaligus tertawa, "Jadi ini rencana mereka, menyiram aku dengan air hujan, sehingga aku berubah ke wujud asliku."
"Lebih baik kita menjaga mereka dari sini." Ucap Julio dan Fernando setuju.
Terlalu beresiko jika turun ke bawah dan menunjukkan keberadaan mereka.
***
Meskipun merasakan angin yang berhembus kencang, tetapi baik Merry maupun Adelia merasakan sebuah ketenangan dalam hati mereka. Setelah angin reda, mereka memberanikan diri untuk membuka mata, ternyata kedua ular tersebut sudah tidak. Merry tersenyum bahagia, ia tahu bahwa saat ini Fernando sudah datang dan menjaganya di sebuah tempat.
"Angin tadi seperti perbuatan seseorang yang ingin menyelamatkan kita," ucap Adel sambil memandang ke sekeliling, memastikan bahwa tidak ada binatang buas.
Merry tersenyum dan berkata, "Benar, mungkin saat ini ada malaikat yang menjaga dan melindungi kita, kak lebih baik kita melanjutkan perjalanan."
Adelia mengangguk setuju, setelah berjalan sekitar 10 menit, akhirnya mereka sampai di puncak air terjun. Terdapat sebuah pembatas untuk menjaga keamanan, sehingga mereka hanya bisa melihat dari jarak dua meter.
"Wow, pemandangannya indah sekali, bahkan suara air terjunnya begitu indah." Merry melihat batu-batu besar yang diterpa air, dan suara-suara air berjatuhan dengan cepat menuju lautan yang luas.
"Indah bukan? Dulu tempat ini tidak ada pembatasnya, sehingga kita bisa mendekat bahkan menyentuh air terjun, aku sangat suka bermain di air terjun tersebut." Ucap Adel sambil mengenang masa lalu.
"Bermain di air terjun?" tanya Merry memastikan ucapan Adel.
Adel yang sadar langsung tertawa, "Hahaha… maksudku bermain di sekitar air terjun."
Merry tersenyum dan berkata, "Jika kakak bermain di air terjun, maka aku juga menari diantara bintang-bintang."
Adelia saling menatap dan tertawa, setelah itu Adel mengeluarkan beberapa kelopak mawar merah yang segar.
Merry menatap heran, tiba-tiba Adelia meniup mawar tersebut, angin seakan-akan mendukung perbuatan Adelia, sehingga beberapa kelopak mawar tersebut jatuh di air terjun dan ikut terbawa arus.
"Wow, bagaimana bisa?" tanya Merry yang pura-pura terkejut, ia tahu bahwa saat ini Adelia menggunakan kekuatannya untuk membuat kelopak mawar tersebut jatuh tepat di air terjun.
"Mungkin alam membantuku, hehehe…" jawab Adel santai.
"Kak, apa kakak tahu bahwa dulu ada sebuah cerita di tempat ini, seekor naga rela identitasnya terbongkar demi menyelamatkan manusia yang dicintainya. Naga tersebut membiarkan wujudnya terlihat oleh orang-orang, dan karena kejadian tersebut maka pintu penghubung dunia manusia dan dunia siluman tertutup. Sejak saat itu wanita yang dicintai naga menaburkan kelopak mawar merah untuk mengenang kepergian kekasihnya sambil berharap bahwa mereka akan bertemu kembali." Ucap Merry sambil memandang Adelia.