Setiap orang mengira bahwa berumur panjang dan memiliki keabadian adalah sebuah hal yang menyenangkan, dahulu aku berpikir seperti itu, namun setelah memiliki keabadian dalam tubuhku, setiap hari adalah sebuah hukuman bagi tubuh fana ini. Hidup abadi tanpa adanya cinta hanyalah sebuah kesia-siaan. Eternal life.
"Apa kakak baik-baik saja?" Tanya Merry yang sangat khawatir dengan keadaan Adelia.
"Tenang, aku baik-baik saja, hahaha…" canda Adelia dengan matanya yang sembab.
"Kakak habis bermimpi buruk? Kakak bertemu siapa di mimpi, sampai menangis?" tanya Fernando.
Adelia tidak bisa menutupi lagi rasa malunya, biasanya ia selalu menjaga image di depan teman, sahabat, bahkan orang lain, namun keberadaan Fernando dan Merry yang begitu mendadak membuatnya tidak bisa menyembunyikan diri.
Adelia berusaha untuk tersenyum, "Aku bertemu dengan seseorang, orang yang sangat jahat."
"Jika dia memang orang jahat, seharusnya kakak tidak perlu menangisinya." Ucap Fernando.
"Meskipun dia adalah orang jahat, tetapi dia telah pergi dengan membawa hati, dan hidupku, sehingga saat ini aku benar-benar tidak berdaya." Ucap Adelia sedih.
Merry menepuk pundak Adelia sambil berkata, "Karena kakak sangat menyanyanginya, hati kakak masih merindukan pria tersebut, apakah dia adalah Gregorius Julio Caesar?"
Adelia mengangguk, sementara itu Fernando langsung menuju ke tempat Julio dan menggendongnya, sambil berkata, "Mer, sebaiknya kita pulang, jangan ganggu kak Adel."
Adelia tercenggang dengan sikap Nando, ia tahu bahwa apa yang di tanyakan oleh Merry sangat menyerang bagian sensitif darinya, namun dengan bijaksana Fernando menyuruh kekasihnya untuk pulang agar dirinya tidak merasa sedih atas pertanyaan tersebut, Adelia benar-benar kagum dengan Fernando.
"Kak.. kak Adel??" Merry menepuk pundak Adel.
"Ah, maaf, hati-hati di jalan." Ucap Adel.
Merry berjalan di belakang Fernando yang menggendong Julio, ia sungguh penasaran mengapa kak Adel begitu lama menatap Fernando? Apakah wajah Fernando begitu mirip dengan kakek buyutnya? Tetapi bukankah wajah Fernando sama dengan ibu Fira, tidak mungkin Fernando memiliki kesamaan wajah dengan kakek buyutnya. Karena Merry sibuk dengan pikirannya tanpa sadar kakinya tersandung, dan dengan cepat Fernando langsung menangkap Merry dengan tangan sebelah kirinya.
"Hati-hati kalau berjalan! Kamu ini selalu saja ceroboh, apa yang sedang kamu pikirkan?" tegur Fernando.
"Maaf." Merry langsung berjalan, tetapi dengan cepat, Fernando menggandeng tangannya.
"Begini lebih baik." Ucap Fernando.
Merry menatap wajah kekasihnya dan tersenyum, "Tidak berat menggendong Julio dan menggandeng tanganku?"
Fernando tersenyum dan berkata, "Dengan ini, aku bisa menjaga keduanya."
***
Elsha berjalan menuju ruang kerajaan, karena ratu sedang beristirahat, maka hanya ada yang mulia raja di dalam.
"Hormat yang mulia raja, segala keagungan hanya untuk yang mulia." Elsha menundukkan kepalanya dan memberi hormat.
"Ada apa Elsha? Apakah anak nakal itu membuat ulah lagi?" ucap raja Alexander yang duduk di singgahsananya.
"Yang mulia, maafkan atas kelancangan saya, sebenarnya tanpa sengaja perkamen ini jatuh saat pengawal membawa yang mulia ratu di kamarnya, karena ingin mengembalikan, maka saya membuka perkamen tersebut untuk mengetahui siapa pemiliknya, dan tanpa sadar saya telah membaca sebuah perkamen yang ternyata tulisan mendiang raja Georgius." Elsha segera menyerahkan perkamen kepada yang mulia raja.
Raja Alexander begitu terkejut, "Bagaimana bisa perkamen sepenting ini jatuh begitu saja! Ratu sangat ceroboh!"
"Tolong yang mulia raja tenang, sebenarnya keadaan ratu seperti ini setelah dia bertemu dengan pangeran Fernando. Awalnya hamba tidak mengetahui apa yang menyebabkan pangeran Fernando meninggalkan kediaman ratu dengan penuh amarah, tetapi setelah membaca perkamen ini, hamba tahu mengapa pangeran sangat marah, dan saat ini hamba mengerti kenapa yang mulia raja mengijinkan pangeran Denish menikah dengan manusia, sementara sangat menentang hubungan pangeran Fernando dan manusia tersebut." Ucap Elsha dengan senyum yang merencanakan sesuatu.
"Kamu memang gadis yang pintar, sangat mirip dengan ibuku. Apa kamu punya rencana?" tanya raja Alexander yang sudah bisa membaca pikiran Elsha.
"Sebelumnya saya mohon maaf yang mulia, jika yang mulia tidak berkenan dengan rencana saya. Sebenarnya cara untuk memisahkan Fernando dan manusia itu untuk selamanya hanya satu, yaitu menutup pintu masuk antara dunia siluman dan manusia, sehingga kedua dunia ini tidak akan pernah bisa terhubung." Jawab Elsha.
"Itu tidak bisa kulakukan meski aku adalah raja, kecuali keberadaan dunia siluman diketahui oleh manusia." ucap raja sambil memegang dagunya.
Elsha tersenyum dan berkata, "Jika semua siluman kembali ke dunianya dan terpisah dari dunia manusia, maka manusia yang memiliki perisai pangeran Fernando akan aman, karena ia tidak mungkin mati atas penyerangan siluman, bahkan sekalipun manusia itu mati, legion tidak akan bisa masuk ke dunia siluman, karena semua pintu sudah tertutup, namun untuk melakukan hal tersebut hamba mohon ijin baginda."
***
"Julio, apakah kamu pernah jatuh cinta?" tanya Fernando setelah mereka berdua berada di kamarnya.
"Maksud tuan?" tanya Julio balik.
Dengan nada serius, Fernando berkata, "Julio, bukankah kita adalah sahabat, sejak dulu selalu bersama, bahkan apa yang menjadi rahasiaku, selalu aku ceritakan kepadamu."
Julio mulai memahami arah pembicaraan ini, tapi bagaimanapun dia tetap tidak bisa mengatakan kebenarannya, "Saya pernah jatuh cinta dengan seorang gadis, tetapi meskipun saya mencintai, pada akhirnya saya tetap tidak bisa memiliki gadis tersebut."
Fernando tersenyum dan berkata, "Julio, ketika dua orang yang saling mencintai bersama-sama saling berjuang, meskipun berat, pada akhirnya mereka akan menemukan jalannya. Kakek buyutku menikah karena perjodohan oleh orang tuanya, meskipun ia menikah dengan mendiang ratu Leticia, tetapi kakek ku tidak benar-benar mencintainya, karena itu ketika ia berada di dunia manusia dan bertemu dengan gadis itu, barulah ia merasakan cinta yang sesungguhnya."
Julio berusaha untuk mengalihkan pembicaraan, "Apakah tuan sudah menemukan gadis yang dicintai mendiang raja Georgius?"
"Kemungkinan besar wanita itu mungkin Adelia, tapi sebenarnya aku sangat kasihan pada kak Adel, selama 900 tahun ini ia telah menderita dalam keabadian, tanpa mengetahui dimana kekasihnya berada. Raja memberikan keabadian melalui perisai perlindungan, untuk melindungi gadis yang dicintainya dari istrinya, tetapi raja lupa bahwa perisai itu juga memberikan keabadian yang adalah beban bagi manusia itu."
Julio termenung, ia berusaha menguatkan hatinya, "Jadi apakah tuan akan mengatakan yang sebenarnya pada nona Adelia? Bukankah itu akan sangat menyakiti hatinya, membiarkan cinta tuan dan nona Merry bersatu, tetapi nona Adel masih hidup dalam penderitaan?"
"Sejak awal yang membuat Adelia menderita dan tersakiti adalah keegoisan kakek buyutku, jadi pantaskah kesalahan yang dibuat kakek buyutku harus ditanggung oleh keturunannya? Bahkan Merry yang tidak bersalah juga menanggung akibat perbuatannya?"
Ucapan Fernando sangat menusuk di hati Julio, sehingga ia tidak dapat berkata apa-apa lagi.
***
Musim dingin hampir berakhir, sudah tidak ada lagi salju yang turun, dan tidak terlihat lagi salju yang berada di jalanan. Fernando segera berjalan menuju kampus untuk mengumpulkan tugas akhir musim dinginnya yang sudah ia selesaikan, ketika memasuki halaman kampus, tiba-tiba langkahnya terhenti, dan ia segera berbalik.
"Ada apa Elsha?" tanya Fernando dengan nada serius.
Elsha tersenyum, dan melangkah maju mendekati pria yang dicintainya, "Penciumanmu sangat tajam, jarak diantara kita masih lima meter namun kamu sudah mengetahui keberadaanku."
"Apapun yang kamu lakukan, jangan pernah menganggu Merry!" tegur Fernando.
Elsha berjalan dengan cepat, dan saat ini ia sudah berada di dekat Fernando, tidak ada orang disekitar mereka, "Mengapa hanya Merry yang kamu pedulikan? Aku ke sini karena merindukanmu."
Fernando langsung membalikkan badannya, tidak mempedulikan keberadaan Elsha, tentu saja Elsha tidak tinggal diam, ia mengulurkan tangannya dan memecahkan sebuah batu yang berada di dekat Fernando.
"Elsha!! Hentikan!!" Fernando langsung membawa Elsha dengan teleport ke sebuah tempat yang sepi, dimana hanya ada mereka berdua saja.
"Apa kamu hendak membuka keberadaan dunia siluman pada manusia! Perbuatan bodohmu ini hanya akan menbawa petaka pada dunia siluman!" bentak Fernando.
Elsha masih tersenyum dan menjawab santai ucapan Fernando, "Aku?? Tidak salah? Bukankah yang menjadi pembawa celaka dunia siluman adalah cinta konyolmu dengan manusia itu, Nando sadarlah, sampai kapanpun manusia dan siluman tidak akan pernah bersatu!"
Fernando semakin geram dengan ucapan Elsha, "Ayah dan ibuku adalah bukti bahwa manusia dan siluman bisa bersatu, dan hentikan semua rencana konyolmu bersama dengan Andrew, jangan libatkan manusia dalam urusan kita!"
Elsha tertawa dengan keras, "Hahaha… semua ini kamu yang memulai Nando! Kamulah yang dari awal melibatkan manusia sehingga membuat dunia siluman berada dalam bahaya! Apa kamu lupa, karena perbuatan bodoh raja Georgius yang mencintai manusia, dia meninggal karena legion menyerang dunia siluman, karena ayahmu mencintai ibumu, ibumu harus mengalami penderitaan mengandung bayi naga dalam tubuhnya, dan karena cinta bodohmu ini, legion akan menyerang kembali dunia siluman!"
Fernando semakin tidak tahan dengan perbuatan Elsha, "Sejak awal jika kamu tidak berniat membunuh Merry, perisai itu tidak akan berada di tubuhnya. Sekarang kembalilah ke duniamu!" Fernando mengeluarkan sinar putih dan membuat Elsha kembali ke dunia siluman.
***
Sesuai dengan rencana awal, maka Adelia dan Merry bergegas berangkat menuju air terjun untuk menikmati sisa-sisa liburan musim dingin yang hampir berakhir, mereka berdua naik bus karena jarak yang cukup jauh.
"Salju sudah menghilang, bahkan udara mulai terasa hangat." Ucap Adel sambil melihat ke jendela.
"Bicara kakak, seakan-akan kakak sudah hidup lebih dari seratu tahun." Sahut Merry.
Adelia tersenyum, dan merebahkan dirinya di kursi "Mer, menurutmu apa itu keabadian?"
Sambil memandang ke arah supir yang sedang mengemudikan bus, Merry menjawab, "Perjalanan waktu yang tidak pernah ada akhirnya."
Adelia kembali tersenyum sedih, "Bagaimana jika kamu memiliki kesempatan untuk hidup abadi?"
Merry kembali tersenyum dan berkata, "Jika aku bisa hidup abadi bersama dengan orang yang aku cintai, tentu itu sebuah anugerah, tetapi jika aku harus hidup abadi tanpa orang yang kucintai, itu adalah sebuah hukuman. Bahkan aku rela kehilangan keabadianku demi bisa bersama dengan orang yang kucintai."
'Seandainya saja kamu tahu apa yang kurasakan Mer.' Ucap Adelia dalam hati sambil memejamkan mata.
Tanpa di sadari bus yang mereka tumpangi sampai di tempat tujuan, Adelia dan Merry berjalan dengan hati-hati melewati rumput liar, dan daun-daun yang menutup jalan.
"Perjalanan tinggal sedikit lagi, apa kamu masih kuat Mer?" tantang Adelia saat mereka berada di jalan mendaki.
"Kakak sering ke tempat ini?" tanya Merry yang mulai kelelahan.
Adelia tersenyum kemudian mengulurkan tangannya, "Setiap tahun aku selalu ke tempat ini."
"Pasti ada kenangan khusus," sahut Merry, ketika Merry hendak meraih tangan Adelia tiba-tiba ia tergelincir, dan sepasang tangan menangkapnya dari belakang sehingga ia tidak jatuh.
"Kamu??" ucap Adelia yang terkejut sekaligus ketakutan melihat Merry hampir jatuh.
Merry langsung membalikkan badannya, mengetahui siapa yang telah menolongnya, Merry benar-benar marah, "Andrew!"