Saat ini aku hanya menunggumu untuk kembali, kembali pulang ke dalam pelukanmu. Kamu berjanji hanya pergi sementara bukan untuk meninggalkanku, karena itu aku percaya padamu. Saat ini aku hanya membutuhkan kekuatan darimu, tanpamu hatiku rapuh dan tidak tahu harus bagaimana, tolong dengarlah hatiku ini, jangan terlalu lama meninggalkanku, karena aku tidak tahu sampai kapan aku mampu bertahan – Cepatlah Kembali.
Dalam perjalanan menuju pantai, Merry mengisi waktunya di dalam travel untuk membaca novel kesayangannya, kedua temannya sudah tertidur sejak beberapa menit lalu.
Sudah hampir dua minggu tapi tidak ada kabar dari Nando, foto yang ditunjukkan Elsha masih terbayang jelas dalam ingatan Merry, bagaimanakah keadaan Nando? Apakah cinta ini bisa dipertahankan? Fernando sudah berkorban terlalu banyak, mata Merry berkaca-kaca, namun dengan cepat ia mengusapnya. Luka di tangannya akibat perbuatan Elsha sudah sembuh, namun terdapat noda hitam di luka tersebut.
'Mengapa bewarna hitam? Apa karena aku terkena cakaran dari siluman karena itu lukaku jadi seperti ini, meskipun tidak sakit, tapi jelek juga jika dilihat.' Gumam Merry dalam hati.
Perlahan-lahan ia menyandarkan kepalanya dan berusaha untuk tidur sejenak, melupakan segala beban yang ada di hidupnya.
"Mer… bangun… Mer…." Ucap Fanda yang mengguncangkan tubuh sahabatnya.
Perlahan-lahan Merry membuka matanya, "Apa kita sudah sampai?" tanya Merry sambil menguap.
"Kamu susah sekali di bangunkan?! Tidak biasanya seperti ini, sebentar lagi kita turun." Keluh Fanda.
"Apa kamu baik-baik saja Mer? Sampai di penginapan kita istirahat saja," ucap Novi yang sudah menggenakan ranselnya.
Merry tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa mungkin aku hanya kelelahan, ayo kita turun."
Dengan menggenakan sepatu olahraga, kaos putih dan celana pendek bewarna hitam, tiga gadis yang masing-masing menggenakan ransel dan beberapa tas di tangan, turun dari mobil travel mereka, dan berjalan menuju penginapan.
"Akhirnya kita bisa beristirahat." Fanda langsung merebahkan dirinya di kasur.
"Hahaha.. perjalanan selama empat jam cukup membuat lelah juga," ucap Novi sambil menata beberapa barangnya.
"Guys aku mandi dulu, setelah itu baru kita cari makan." Ucap Merry yang mengambil beberapa perlengkapan mandinya.
***
Andrew mengendarai mobilnya menuju rumah Merry dengan tergesa-gesa, setelah tidak sengaja ia jatuh dan kepalanya terbentur tembok, Andrew ingat bahwa selama ini ia mencintai Merry dan harus mengejar Merry, sihir Julio yang menanamkan ingatan untuk melupakan cintanya kepada Merry tiba-tiba sirna.
"Apa yang kulakukan selama ini?! Mengapa aku bisa lupa jika aku mencintai Merry! Sial aku tidak ingat apa-apa setelah pulang dari rumah Merry!!" ucap Andrew dengan kesal.
Sampai di rumah Merry tiba-tiba Andrew menghentikan mobilnya. Andrew tidak percaya melihat gadis yang dulu pernah mencium Fernando saat ini berdiri di depan rumah Merry dengan jaket jeans dan rok mini bewarna merah. Andrew tersenyum licik, di dalam kepalanya sudah tersusun rapi rencana apa yang akan ia buat. Setelah merapikan rambutnya dan membenarkan kaos berkerah bewarna biru laut, Andrew turun dari mobilnya, dan berjalan mendekati wanita yang mungkin akan membantunya.
"Ada perlu apa gadis cantik datang ke sini?" ucap Andrew.
Elsha menoleh ke pria yang sudah berdiri di sebelahnya dengan tatapan datar dan sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri, "Apa ini rumah pacarmu?"
Andrew tersenyum dan berkata, "Iya tapi sayang seorang pria merebutnya, jika aku tidak salah ingat bukankah kamu wanita yang pernah mencium Fernando di sekolah?"
Elsha yang semula bersandar di tembok mulai menegakkan badannya dan merubah posisinya berhadapan dengan Andrew, "Ingatanmu bagus juga, namaku Elsha, siapa namamu?" Elsha mengulurkan tangannya.
Andrew tertawa dalam hati, baru kali ini ada wanita yang berani seperti ini di hadapannya, tangan Andrew menerima salaman itu, "Namaku Andrew salam kenal." Setelah melepaskan tangannya Andrew melanjutkan ucapannya, "Apa mungkin kita bisa bekerja sama? Kamu mencintai Fernando dan aku mencintai Merry."
Elsha tertawa, baru kali ini ia bertemu dengan manusia yang bisa bicara langsung tanpa berbelit-belit, "Kamu memang pintar, aku suka sekali. Apa kamu mau membiarkanku berdiri di sini untuk membicarakan rencana kita?"
"Baiklah, bagaimana kalau kita ke kafe yang ada di dekat sini?" tanya Andrew yang benar-benar tidak bisa menebak wanita seperti apakah yang ada di hadapannya ini, seorang wanita yang sangat menarik, langsung pada tujuan dan tidak berbelit-belit.
"Traktir aku kopi, karena aku tidak membawa uang." Ucap Elsha dan Andrew hanya tertawa.
***
Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, sambil memandang matahari terbenam di pinggir pantai, Merry, Fanda dan Novi menikmati makanan seafood yang ada di pantai tersebut.
"Wah pemandangannya indah sekali," ucap Fanda sambil mengunyah udang tumis bumbu padang yang ada di piringnya.
"Hei, kalau makan ya makan, jangan sambil bicara," tegur Novi.
"Hahaha… tidak apa-apa kok," ucap Fanda santai.
"Mer bagaimana makanannya? Enak?" tanya Novi yang daritadi melihat Merry tampak kurang semangat.
"Iya enak makanan di sini, apa lagi nasi goreng kepitingnya hahaha.." jawab Merry.
"Kalau kamu sih memang pecinta nasi goreng hahaha… oh ya guys nanti malam kita makan jagung bakar yuk." Ucap Fanda.
"APA…?" ucap Merry dan Novi bersamaan.
"Apa kamu belum kenyang? Astaga rakus sekali dirimu?" ejek Merry.
"Jangan-jangan kamu program penggemukan ya, hahaha" sahut Novi.
Fanda meletakkan sendok dan garpu yang daritadi di pegangnya dan berkata, "Kalian ini, sebentar lagi kita akan menghadapi ujian nasional, dan kembali kepada kenyataan, kalian seharusnya memanfaatkan waktu liburan ini untuk bersenang-senang, hahaha…"
Merry dan Novi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya dan mereka tertawa bersama. Tiba-tiba ada sebuah notifikasi pesan masuk di handphone Merry.
From: Fernando
Hai, sedang apa? Maaf baru bisa mengabari mu.
Melihat wajah Merry yang tersenyum bahagia, Fanda dan Novi sudah bisa menebak siapa yang mengiriminya pesan.
"Cie.. cie… yang sedang bahagia." Goda Novi.
"Akhirnya setelah sekian lama…" ucap Fanda sambil tertawa.
Merry hanya melirik kedua sahabatnya dengan senyum bahagia, dan kembali meletakkan handphonenya.
"Loh tidak dibalas?" tanya Fanda heran.
"Biarkan saja, siapa suruh dia menghilang tanpa ada kabar," Merry melanjutkan makan tetapi dengan ekspresi yang sangat bahagia sekali.
"Wah.. wah.. ada yang jual mahal nih, hahaha." Sahut Novi.
***
Pelayan datang membawakan dua gelas kopi cappuccino ke meja Andrew dan Elsha. Setelah menyeruput kopi miliknya, Elsha mengerutkan dahinya.
"Kenapa pahit sekali! Kamu bilang ini enak!" ucap Elsha dengan jengkel.
Andrew menatap Elsha dengan keheranan, "Apa kamu tidak tahu kalau kopi itu pahit?"
"Aku tahu, tetapi ini pahit sekali, apa tidak ada gula?" jawab Elsha, ia tidak mungkin mengatakan jika ia baru pertama kali minum kopi di dunia manusia.
Andrew memanggil pelayan dan meminta gula cair, setelah menuangkan gula cair di gelasnya, barulah Elsha bisa sedikit bernafas lega, "Kalau seperti ini aku suka."
Andrew tertawa melihat tingkah Elsha, "Hahaha.. aku heran kamu makhluk dari mana? Lagipula selera mu unik juga memilih soflen warna hijau, umunya gadis-gadis menyukai soflen coklat atau biru."
'Dasar, ini mata asliku tahu!' gumam Elsha dalam hati, dan ia menjawab, "Apa tidak cocok?"
Andrew memperhatikan wajah gadis didepannya, meskipun memiliki kulit yang sedikit pucat, tetapi dagu yang sedikit runcing membuat gadis itu memiliki kecantikannya sendiri, "Cocok."
Elsha tersenyum, ia tahu bahwa Andrew berkata jujur, "Baiklah sekarang apa rencanamu untuk memisahkan mereka?"
Andrew menyandarkan badannya di kursi, dan mulai berpikir, "Selama ini aku sudah mencoba memisahkan mereka, tetapi mereka justru semakin dekat, apa kamu puny ide?"
"Apa yang tidak di sukai Merry? Jika kita tidak bisa memisahkan mereka, kita coba untuk merenggangkan hubungan mereka dulu." Ucap Elsha.
Andrew cukup terkejut, ia tidak menyangka cewek yang ada di depannya sangat pintar, "Ide bagus, lalu apa yang tidak di sukai oleh Fernando? Kita bisa membuat mereka salah paham sehingga mereka sedikit menjauh, dan dari situ kita akan masuk untuk mengacaukan hubungan mereka."
Elsha tertawa, "Untuk memisahkan mereka, kita harus pelan-pelan, selama ini aku terlalu terburu-buru karena itu selalu gagal, Fernando adalah pria yang pintar dan bisa mengetahui apakah seseorang berniat buruk padanya, karena itu kita jangan sampai terburu-buru."
Mendengar ucapan Elsha membuat Andrew ingat, saat dirinya memancing Fernando ke taman belakang sekolah untuk menjebaknya sehingga terlihat Fernando menganiaya dirinya, Fernando seakan tahu maksudnya sehingga Fernando sama sekali tidak membalas serangannya.
"Kamu benar, kita harus pelan-pelan untuk memisahkan mereka."
***
Sesuai dengan kesepakatan, Merry, Fanda dan Novi berjalan untuk menemukan jagung bakar, dengan menggenakan cardigan hitam, kaos putih dan celana pendek dengan warna senada, Merry melihat langit malam yang dipenuhi bintang-bintang, membuat hatinya bahagia karena menginggatkannya akan kenangan indah.
"Hayo.. jalan itu lihat ke depan bukan ke atas," Fanda mendorong Merry, sehingga Merry hampir saja terjatuh.
"Astaga kamu ini!!" ucap Merry dengan kesal.
"Hei lihat, itu dia jagung bakarnya, ayo guys jangan berantem." Novi segera menarik Fanda agar mereka berdua tidak bertengkar lagi.
Dengan perasaan sedikit kesal, Merry berjalan mengikuti mereka. Baginya hari ini merupakan hari yang indah, dimana setelah berminggu-minggu tidak ada kabar dari Fernando, akhirnya Fernando mengiriminya pesan.
Udara malam berhembus dengan sangat kencang, membuat rambut gadis-gadis yang sedang makan jagung bakar menjadi berantakan, dan tiba-tiba saja Merry merasakan hawa dingin dalam tubuhnya yang membuat dirinya menggigil.
"Kenapa Mer?" tanya Fanda heran.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit kedinginan." Ucap Merry santai.
"Anginnya besar sekali, lebih baik kita segera ke hotel." Ucap Novi.
Selesai menghabiskan jagung bakar, mereka bertiga berjalan menuju hotel. Hembusan angin yang tidak biasa itu membuat tubuh Merry mengalami sesuatu yang aneh, karena merasa tidak enak badan, Merry mengambil obat yang ada di tasnya dan meminumnya.
"Kamu sakit Mer?" tanya Novi.
"Kamu belum tidur?" ucap Merry heran, karena jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan Novi masih terjaga.
"Aku tidak bisa tidur, hahaha." Novi memegang dahi Merry, "Mer, kamu demam."
"Mungkin aku hanya masuk angin, tidak apa-apa setelah beristirahat tubuhku akan membaik, ayo kita tidur." Ajak Merry.
"Mer.. apa lukamu.. ah tidak apa-apa ayo kita tidur." Ucap Novi.
Di dalam mimpi, Merry berjalan di padang rumput yang sangat hijau, keadaan yang sangat damai dan indah, dan saat berjalan, ia melihat Fernando berada di depannya dengan muka yang sangat serius.
"Nando.." Merry berlari hendak memeluk Nando tetapi tiba-tiba badannya tidak bisa di gerakkan.
Langit berubah menjadi gelap, dan Nando meneteskan air mata. Merry yang tidak mengerti langsung berteriak, "Ndo, ada apa?! Jangan diam saja, jawab Ndo!"
Sambil berurai air mata, Nando berkata dengan nada lirih, "Mer, kita putus."
Setelah mengucapkan kalimat itu Nando pergi meninggalkan Merry sendirian, dan tiba-tiba di depannya sudah berdiri Elsha dengan taring dan mata yang siap untuk membunuhnya.
"Sudah berakhir, ucapkan selamat tinggal pada dirimu sendiri hahaha…" Elsha mengeluarkan sinar dan dalam sekejap Merry bangun dari mimpinya.
Dengan nafas yang tersengal-sengal.
Merry berjalan mengambil air minum, "Mimpi apa barusan? Akh."
Luka yang ditimbulkan Elsha membuat Merry kesakitan, lukanya tidak kunjung sembuh, sebenarnya apa ini? Merry melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi, dan setelah memastikan bahwa suhu tubuhnya normal ia kembali tidur.
'Semoga hanya mimpi buruk saja.' Gumam Merry dalam hati dan ia kembali tidur.
***
Matahari bersinar dengan cerah, tiga gadis yang sudah menggenakan pakaian renang berlari di pantai dan siap-siap menceburkan diri ke laut.
"Ayo guys kita lomba siapa yang paling cepat sampai laut." Ucap Fanda yang menggenakan baju renang putih dengan motif garis-garis merah.
Novi yang berada di belakang Fanda dan menggenakan baju renang warna kuning berkata, "Ayo, yang kalah traktir makan siang."
Sementara Merry yang berada di belakang menggenakan baju renang dengan motif polkadot bewarna biru laut berkata, "Ayo siapa takut." Merry mempercepat larinya hingga mendahului kedua sahabatnya dan segera menceburkan diri di laut.
"Kalian kalah, hahaha…" tawa Merry.
"Curang…." Ucap Fanda dan Novi bersamaan, mereka berdua bersama-sama menceburkan diri ke laut dan menyiram wajah Merry.
Setelah puas bermain siram air, mereka berenang sendiri-sendiri, Merry berenang ke tengah pantai, namun tidak melewati batas yang sudah diberikan.
"Ah enaknya, sudah lama aku tidak berenang seperti ini, kira-kira bagaimana ya keadaan Nando? Apa dia marah karena pesannya tidak aku balas hahaha." Ucap Merry dengan bahagia.
Saat sedang berenang, tiba-tiba Merry kehilangan tenaganya, ia tidak kuat untuk menggerakkan tangannya, tidak beberapa lama datanglah ombak besar yang hendak menghanyutkannya. Merry benar-benar panik, mulutnya tidak bisa berteriak dan badannya sangat lemah yang membuatnya tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya, tiba-tiba ia merasakan seseorang menangkapnya dan memberikan sebuah kehangatan yang membuat tubuhnya kembali bertenaga.
"Nando." Ucap Merry yang terkejut.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Nando. Dia tahu bahwa saat ini keadaan Merry tidak baik-baik saja, karena itu ketika menyentuh tubuh Merry yang sangat dingin, Nando langsung mengeluarkan sinar penghangat, dan ternyata benar dugaannya bahwa ada sesuatu.
"Ti.. tidak apa-apa kok, bagaimana kamu tahu aku ada di sini?" tanya Merry yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Ayo kita ke daratan." Nando memegang tangan Merry dan mengajaknya untuk ke daratan, sesampai di daratan, Nando langsung menggendong Merry dan membawanya ke kursi pantai yang terdapat sebuah payung besar untuk menutupi dari sinar matahari.
"Nando aku baik-baik saja.." ucapan Merry berhenti, ia melihat bekas luka cambukan di dada Nando, dan memegangnya, matanya mulai berkaca-kaca.
Fernando memegang tangan Merry dan duduk di sebelahnya, "Aku tidak apa-apa, dan kenapa tanganmu seperti ini?"
Merry tahu ia tidak mungkin menyembunyikan bekas luka yang menghitam itu dari Fernando, "Tidak sengaja tanganku terkena pisau, aku juga tidak tahu mengapa menghitam."
Fernando menatap serius wajah Merry dan berkata, "Apa kamu yakin?"
Merry sedikit ketakutan, karena tidak bisa berbohong dengan Nando, "Iya aku yakin, untuk apa aku berbohong! Lagipula mengapa kamu ada di sini? Setelah lama tidak memberi kabar."
"Nando…" ucap Fanda yang datang bersama dengan Novi.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Novi.
Fernando melihat ke dua sahabat Merry dengan ekspresi yang sedikit serius, "Merry sedang demam, mengapa kalian mengajaknya berenang! Tadi Merry hampir tenggelam, jika aku tidak menangkapnya, dia mungkin akan hanyut!"
Novi dan Fanda sama-sama terdiam, Merry berusaha meredakan amarah Nando dan berkata, "Sudah Ndo, lagipula badanku tidak apa-apa, aku akan istirahat di kamar, jangan salahkan mereka."
Fernando menghela nafas, sebenarnya ia masih kesal dengan Merry karena tidak mau jujur padanya dan memaksakan diri untuk berenang dengan badan yang masih sakit. Tadi pagi ketika ia sampai di pantai, ia melihat Merry berjalan dengan tidak seimbang ketika menuruni tangga hotel, karena ia berjalan di belakang maka tidak ada yang tahu, dan sesampai di pantai, wajah Merry terlihat kelelahan, namun tiba-tiba ia berlari dengan cepat dan menceburkan diri di laut, Fernando yang tidak tenang terus mengawasinya, namun tidak di duga Merry kehilangan tenaga dan hampir terbawa gelombang laut, maka Fernando dengan cepat berenang ke arah Merry dan menangkapnya, namun ketika merasakan suhu tubuh Merry yang sangat dingin, Fernando sangat yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam diri Merry.
"Fanda, Novi tolong antarkan Merry ke kamar, maaf aku sudah memarahi kalian." Ucap Fernando dan ia segera pergi meninggalkan para gadis.