Chereads / A Trip Of Our Youth / Chapter 36 - Flowrider

Chapter 36 - Flowrider

"How was the date?"

Sera melirik malas pada Yora. "Udah dibilang, itu bukan nge-date!"

"Cewe sama cowo, berduaan sampe lewat tengah malem. I don't know what it is if it's not called a date."

"Nge-date pake perasaan. Gue gak pake perasaan."

"Lo gak pake perasaan. Dianya gimana?"

Sera mengabaikan perkataan Yora dan mengangkat satu tangannya ke udara. Memberi kode pada petugas bahwa ia siap jadi orang yang selanjutnya mencoba flowriding, sebuah wahana air yang membuat kita seperti sedang surfing di lautan.

Iya, tiga sekawan itu memang sedang mengantri. Aruna udah insecure banget, orang-orang yang menonton pasti akan menertawakannya kalau sampai ia jatuh. Dari belasan orang terdahulu, kayaknya hanya 2 orang yang bisa bertahan di atas papan selancar lebih dari 5 detik.

Kebalikannya, duo RaRa tampak excited. Sera dengan jiwa ambis yang tidak pernah ia akui itu diam-diam bertekad menakhlukan ombak buatan tersebut. Dia rela bolak-balik mengantri sampai bisa berdiri di atas papan selayaknya professional.

Cukup membuahkan hasil karena pada percobaan kesekian, Sera bisa bertahan lebih dari 10 detik. Gadis berambut sebahu itu sejenak mengabaikan konsentrasinya untuk bersorak riang dan melambaikan kedua tangannya sebagai bentuk selebrasi. Orang-orang yang ada di sekitr wahana flowrider itu juga ikut bersorak meriah, lengkap dengan tepuk tangan, sebelum pada akhirnya Sera terjatuh lagi.

Sementara itu, tujuan Yora mencoba flowriding adalah mau modus sama salah satu instruktur ganteng yang kulitnya menggelap terbakar sinar matahari.

"Hi," sapa Yora pada instruktur ganteng itu saat ia memasuki area berair.

"Hello," sapa cowok itu balik. Tidak lupa dengan senyum cemerlang yang menampilkan deretan gigi rapihnya.

"I'm Liora," katanya sembari berpijak pada papan selancar. Dibantu instruktur ganteng itu, Yora mulai mengatur keseimbangannya melawan arus. "Are you free tonight?"

"What did you say?"

Belum sempat membalas, Yora sudah terjatuh dan terhempas ke tembok busa. Gadis itu lalu mengantri lagi hanya supaya bisa mengobrol dengan instrukturnya.

"I said, are you free tonight?" tanya Yora saat gilirannya kembali tiba.

"What is it to you?"

Tangan Yora yang berpegangan pada cowok tinggi itu gemetaran. Bukan karena grogi, tapi karena ia berusaha bertahan lebih lama.

"You look cool. Let's hang out tonight and give me some tips on surfing." Jelas itu hanya alasan belaka. Beberapa detik kemudian, pegangan pada tangan Yora terlepas membuat gadis yang mengenakan swimsuit biru muda model two pieces itu kembali terhempas arus buatan.

Yora bangkit dengan rasa jengkel. "Sengaja apa ya, nih cowok," pikirnya dalam hati. Tapi tetap Yora tidak menyerah.

Di gilirannya yang ketiga, instruktur itu yang bicara duluan. "I'll be on duty here, all the time."

"I'm sorry?"

"If we're lucky enough, we might meet again tonight."

Cowok dengan kulit sunburnt itu kembali tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya lalu melepas pegangan tangannya pada Yora. Alhasil, Yora kembali jatuh yang mengundang sorakan kecewa para penonton. Tapi sebaliknya, gadis itu malah tersenyum lebar.

* * *

Malamnya, Yora beneran mengunjungi area kolam renang lagi. Sama seperti malam sebelumnya, dek kapal itu dipenuhi orang-orang yang berjoget dengan iringan musik. Tidak sebanyak itu sebenarnya, tapi cukup untuk menghidupkan suasana.

Yora sempat menengok ke arah Sera dan Aruna sebelum ia memisahkan diri untuk mencari instruktur surfer ganteng tadi pagi. Keduanya duduk bersebelahan di pool bench dan tampak serius dengan ponsel masing-masing, entah tentang apa.

Gadis dengan rambut berhightlight itu mengenakan crop top putih dengan bawahan kain panjang, yang entah bisa disebut rok atau tidak karena belahannya kelewat tinggi, malam ini. Matanya mulai mencari sembari kakinya melangkah ke area flowrider.

Nihil. Area ini justru lebih sepi ketimbang kolam anak-anak yang dijadikan area kumpul-kumpul orang dewasa. Yora mendengus dan melipat tangannya di dada. Apa ia hanya dipermainkan sejak awal?

Tapi lalu suara khas lelaki menyambut Yora dari samping.

"You're really looking for me?"

Wow. Kalau tadi pagi cowok ini terlihat hot dengan pakaian renangnya, malam ini ia terlihat casual dengan celana pendek dan kemeja lengan pendek yang kancingnya terbuka sebagian. "Benar-benar kayak mas pacar!" jerit Yora dalam hati.

"I was the one who asked you. Why wouldn't I come?"

"I thought you were just playing around."

"I thought I was the one who got played."

Cowok itu tertawa sekilas. "Why?"

"You purposely let my hands go though you knew I'm not balanced yet. You pretended not to hear me. You just wanted to test me, whether I will come back or not, right? You wanted me to come back."

Yora jawabnya pede banget sampai membuat cowok itu speechless. Diamnya si cowok bule membuat Yora menyimpulkan kalau tebakannya benar. Bukan suatu pencapaian yang luar biasa juga sih, toh dia memang merasa ahli dalam hal ilmu per-PDKT-an.

Cowok itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "It wasn't like you think. But if that hurts your feelings, I do apologize."

Yora tersenyum penuh kemenangan mendengarnya dan tambah senang saat laki-laki di hadapannya mengulurkan tangan. "So, can we start all over again?" tanya si bule yang langsung Yora sambut uluran tangannya.

"Hi, I'm Liora."

"Hello, I'm Finn."

"From Finneas?"

"No. Just Finn."

"Okay, just Finn."

Malam itu, Yora menghabiskan waktu bersama teman barunya, atau kalau boleh dibilang 'teman kencan'. Satu hal yang gadis itu ingat adalah untuk tidak minum terlalu banyak. Selain untuk jaga image di depan Finn (karena siapa tau hubungan mereka bisa berlanjut kan), Yora juga takut oleng sampai kecebur ke laut.

Sementara itu di waktu yang sama di sisi dek yang berbeda, Sera dan Aruna masih sibuk dengan ponsel masing. Sera gak tau apa yang sedang Aruna urus. Kayaknya sih penting, soalnya mukanya serius banget.

Kalau Sera sih habis jadi teman curcolnya Mbak Mira lewat pesan chat. Pusing banget ngomongin anaknya Pak Darwin. Gak anaknya, gak bapaknya, sama-sama bikin sakit kepala.

Sera lalu merebahkan kepalanya di pool bench. Sempat memperhatikan sekitar sebelum matanya kembali tertuju pada Aruna. "Na," panggilnya.

"Hm."

"Lagi apa? Serius amat."

"Ngurusin pesenan pot. Nih si Kinan lagi ngirimin foto-fotonya."

Waktu Sera mengintip sekilas, layar ponsel Aruna memang terlihat penuh dengan foto pot tanaman yang sepertinya akan dikemas. Lalu saat Aruna menggeser layarnya, terlihat foto benda yang entah pot atau hanya pajangan berbentuk 'N'.

"Ih, lucu banget! Pot atau apaan itu? Siapa yang buat tuh?"

Seruan Sera yang tiba-tiba di tengah fokusnya membuat Aruna sedikit tersentak. Gadis itu menggeleng tanda tak tau sembari jarinya mengetik sederet pertanyaan serupa pada Kinan, part timernya.

Aruna G. Janaya: Nan, pot ini punya kamu?

Kinan: Bukan kak.

Kinan: Aku kira kak Nana yang bikin.

Aruna diam sejenak sebelum ponselnya kembali bergetar.

Kinan: Oh, punya Nesya ternyata kak.

"Punya Nesya ternyata," tutur Aruna.

Sera ber-oh ria. "Buat ulang tahun si Yora gimana?"

"Mmm… besok kita stop di Vietnam kan? Kita kerjain Liora gimana? Nyuekin dia selama di sana gitu? Baru lusanya kita surprise-in."

"Boleh sih. Tapi kan dia ge-eran banget. Pasti dia sadar."

Mereka berdua masih mencari ide saat dari kejauhan Aruna melihat Yora mengobrol dengan beberapa perempuan. "Sosialita banget ya temen lo."

Sera menengok ke belakang, mengikuti arah pandang Aruna. Yora sedang bercengkrama dengan beberapa perempuan asing. Tidak lama, cowok ganteng yang katanya mau Yora deketin tadi pagi datang dengan 2 gelas minuman di tangan, disusul cewek-cewek tadi pergi.

Sera langsung mendapat ide dan menengok ke arah Aruna dengan dramatis. "I have an idea."