Saat ini 3 sekawan itu sedang berjemur di area kolam renang setelah tadi sarapan bersama. Ini hari ketiga mereka berpesiar dan akan singgah di Phu My, Vietnam. Jadi sebelum nanti mereka berkeliling kota, ada baiknya mengistirahatkan tubuh di bawah sinar matahari pagi.
Tapi saat berjemur itulah, mata Yora menangkap pemandangan kurang sedap. Finn yang sebelumnya sedang bersiap di area flowrider terlihat berbincang dengan salah satu gadis yang sempat bercengkrama dengan Yora 2 malam ini.
Yora menurunkan kacamata hitamnya dan memasang wajah dengki setengah mati. "Idih, idih … apaan tuh ciwey. Ganjen amat."
"Siapa?" tanya Aruna.
"Itu tuh," jawab Yora sambil menunjuk dengan dagunya. "Waduh, rangkul-rangkul segala. Bukan muhrim woi!"
"Iri aja lo, karpet welcome," kata Sera.
"Diem lo, bitch."
Yora lalu beranjak dengan kesal. Mungkin ia terlalu kesal sampai tidak sadar saat bangkit, tangannya menyenggol meja kecil dengan jus jeruk di atasnya. Alhasil, jus itu tumpah ke atas kertas sketsa yang Aruna kerjakan dari tadi.
Ketiganya terkejut. Yora langsung meminta maaf pada Aruna yang wajahnya sudah ditekuk. Sementara itu, Sera sibuk membantu Aruna mengelap sisa tumpahan jus di baju juga kertas gambarnya.
"Duh, sorry banget, Na. Sorry."
"Ck, gimana sih. Gambar gue jadi basah kan."
"Iya, maaf. Gak sengaja."
"Sengaja-gak sengaja, tetep aja jadi ngerusak gambarnya Nana," ujar Sera sambil menunjukkan kertas gambar yang sudah lepek dan sedikit sobek.
"Gak usah kompor deh lo!"
"Dih. Lo tuh kompor mleduk. Tiba-tiba ngomel enggak jelas."
"Udah ah, gue mau balik ke kamar. Siap-siap bentar lagi nyampe di port," kata Aruna. Ia lalu bangkit berdiri setelah membereskan alat gambarnya. Disusul Sera yang merapat di sampingnya dan Yora di belakang.
Tanpa Yora ketahui, 2 teman di depannya itu sedang menyunggingkan senyum. Aruna sedikit mengulurkan tangannya yang disambut Sera, tanda rencana mereka berhasil.
* * *
Sebenarnya, Yora gak sekesal itu juga melihat Finn dekat sama perempuan lain. Mereka kan baru bertemu kemarin. Yora gak segila itu untuk marah karena perkara konyol begitu. Apalagi sampai sengaja menumpahkan minuman ke gambarnya Aruna. Dia bahkan tidak tau kenapa ada jus jeruk di situ.
Tapi agaknya ketidak sengajaan itu membuat Aruna ngambek berkepanjangan sama Yora. Terbukti, dari tiba di pelabuhan Phu My sampai mereka berkeliling kota dengan tour bus, Aruna belum mengajaknya mengobrol lagi.
Diperburuk dengan Sera yang ikut mendiaminya. Selama beberapa jam belakangan, Sera setia ngintilin Aruna kemana pun seolah gadis itu sedang menghibur Aruna. Entah apa yang terjadi dengan cewek berkacamata itu, tapi ini jelas di luar kebiasaannya.
Dari dulu, Sera cenderung bersikap bodo amat. Di antara mereka bertiga, Sera adalah yang paling sedikit punya inisiatif untuk minta maaf. Begitu juga kalau sedang ada yang pundung, Sera lebih cenderung untuk bersikap acuh.
Kalau mau main bareng, ayok. Kalau gak mau, ya udah.
Makanya, melihat Sera yang kayaknya peduli banget sama Aruna pasca insiden jus jeruk tadi rasanya aneh. Tapi Yora gak sempet mikirin itu, soalnya pikirannya teralihkan sama gadis bule di sampingnya.
Bus yang sedang mereka naiki punya 2 bangku di sisi kiri dan kanan. Sialnya, Aruna dan Sera sudah duluan duduk bersama. Alhasil, Yora yang ada di belakang mereka harus duduk di baris terpisah. Sialnya lagi, ia malah duduk dengan Katie, gadis bule yang tadi pagi ia lihat bersama Finn.
"Cobaan apa lagi ini," rutuk Yora dalam hati. Mana si Katie nih ngomong melulu lagi. Ngomongin Finn lah, kegiatannya selama di kapal pesiar lah, sampai rencananya jalan-jalan di Hong Kong. Yora cuma manggut-manggut dan menjawab seadanya saja karena demi kerang ajaib, Yora gak peduli. Mood Yora untuk wisata jadi hilang. Tau begitu ia diam saja di kapal.
Setelah berkendara dengan bus yang disediakan kapal pesiar, mereka tiba di Ho Chi Minh City atau yang dikenal juga sebagai Saigon. Mereka sempat mengunjungi sebuah kantor pos tua yang juga bersebelahan dengan sebuah katedral yang konon katanya dirancang oleh Gustave Eiffel, seorang Prancis yang juga membangun Menara Eiffel. Dari situ para penumpang kapal diperbolehkan untuk berkeliling sendiri, asal kembali di titik pertemuan itu di waktu yang sudah ditentukan.
Sera-Aruna-Yora sendiri sebenarnya tidak punya rencana khusus. Mereka berniat mengikuti tur dari pihak kapal pesiar saja. Tapi Katie dan keempat temannya lalu menawarkan 3 sekawan itu bergabung dengan travel agent lokal yang sudah mereka sewa.
Yora mau menolak, namun lagi-lagi sudah didahului Aruna dan Sera yang menyetujui. Jadi, mau bagaimana lagi? Nurut aja lah Yora.
Gak rugi juga sih. Mereka jadi lebih leluasa mengexplore Saigon yang memang jadi salah satu tujuan wisata utama turis di Vietnam. Pasalnya, kota Saigon disebut sebagai kota paling maju dan paling sibuk se-Negeri Naga Biru ini.
Kalau di Indonesia mungkin seperti Jakarta kali ya.
The SeNaRa, ditambah 5 orang dari rombongan Katie, menyempatkan diri menyantap panganan khas Vietnam dulu sebelum mereka kembali ke titik pertemuan penumpang Almighty Cruise. Yup, apalagi kalau bukan pho.
Kedelapan gadis tersebut, beserta seorang tour guide memutuskan untuk singgah di sebuah rumah makan, yang kalau kata tour guide-nya adalah salah satu restoran legendaris yang menjual pho dari generasi ke generasi.
Saat sedang menunggu pesanan, Yora memberanikan diri bicara pada Aruna yang kebetulan sedang sendirian. Si Sera setan itu lagi asik ngobrol dengan Katie and the gang.
"Na," panggil Yora dengan hati-hati. "Masih marah ya sama gue?"
Aruna menatap Yora sebentar lalu menghembuskan nafas. "Enggak."
"Kalo enggak kok mukanya bete?"
"…"
"Maaf banget ya. Gue bener-bener gak sengaja numpahin jus jeruknya. In fact, I don't even know who put that glass near us. Gambar lo penting banget ya? Perlu gue gambarin ulang? Gambar gue gak sebagus lo juga, sih."
Jujur, Aruna mau ketawa. Yora sepertinya begitu menyesal. Dia clueless. Dalam hati Aruna merasa bersalah, tapi rencana harus tetap berjalan.
"Na, kok diem aja? Gue dimaafin gak?"
"Maafin yang mana?"
"Lah, emang gue punya salah lain ya?"
Aruna terlihat mengotak-atik ponselnya lalu memperlihatan isi pesan chatnya dengan Keano pada Yora.
Ken A.: asik ya, sekarang udah follow followan
Aruna Janaya: hah? follow apa?
Ken A.: ig
Aruna Janaya: ig siapa?
Aruna Janaya: yang jelas dong ken ngomongnya
Aruna Janaya: jangan setengah setengah
Ken A.: aku lagi ngetik bukan lagi ngomong
Aruna Janaya: -_-
Aruna Janaya: iya ngetiknya yang bener, jangan setengah setengah
Ken A.: adiloyo
Aruna Janaya: ??
Ken A.: kamu follow followan di ig sama si adiloyo kan?
Ken A.: gak usah ngelak, aku udah liat
Aruna Janaya: adelio ih
Ken A.: penting banget sampe di koreksi segala
Aruna Janaya: aku bingung kalo kamu bilangnya adiloyo
Ken A.: i thought i've made it clear
Ken A.: i don't like him so stay away from him
Ken A.: is it that hard for you?
Aruna Janaya: come on… don't start again
Ken A.: im not
Ken A.: kamu yang follow dia
Aruna Janaya: it's just an instagram
Aruna Janaya: liora follows him too
Ken A.: liora can follow anyone she wants idc
Ken A.: you are my girlfriend and I think that loyo boy has another intention for you
Aruna Janaya: kennn
Ken A.: therefore I want you to stay away from him
Ken A.: but you don't
Aruna Janaya: okay kenny i get it
Ken A.: you say you get it but gonna repeat the exact same mistake again
Aruna Janaya: i'm sorry. i don't know what you're going through over there but i'm in the middle of my vacation and i don't want to ruin it
Aruna Janaya: text me again when you feel better
Melihat pesan chat Aruna dengan Keano barusan, Yora jadi tambah gak enak hati. "Berantem sama kak Ken lagi?"
"…"
"Gara-gara gue, ya?"
Aruna hanya menghembuskan nafas sebagai jawaban, bikin Yora tambah loyo. Tidak lama dari itu, pho pesanan mereka datang. Kesembilan orang itu lalu menyantap kuliner khas Vietnam terebut yang lalu dilanjut tur keliling kota lagi.
Yora tidak tahu bagaimana kesan Katie dan teman-temannya yang bukan berasal dari Indonesia, tapi menurutnya (yang juga ia yakini dirasakan Sera dan Aruna), touring di Vietnam terasa biasa saja. Landscape negara yang dikenal sebagai Lumbung Padi Asia ini tidak beda jauh dengan Jakarta. Selain bahasa yang terdengar asing dan huruf yang juga asing di sepanjang jalan juga gedung, Ho Chi Minh City bisa Yora bilang 90% seperti Jakarta.
Gedung pencakar langit di satu sisi dan ruko tua yang saling berdempetan di sisi lain, pasar tradisional yang penuh sesak dan jalanan yang didominasi roda dua. Bukankah itu Jakarta banget?
Ditambah fakta kalau Yora lagi bete sih, makanya tur ini jadi gak asik untuknya.
Rombongan penumpang kapal pesiar yang sempat turun untuk berwisata di Vietnam mulai berdatangan kembali di pelabuhan, termasuk Sera dan kawan-kawan. Setelah mengkonfirmasi tiket kapal dan paspor pada petugas yang berjaga, mereka berjalan masuk menuju kapal.
Tapi belum masuk ke kapal besar betuliskan 'Almighty' itu, 3 sekawan SeNara kembali berpapasan dengan Thomas. Cowok itu mengenakan name tag yang menandakan ia adalah kru kapal dengan kantong belanja yang sarat aka nisi di kedua tangan.
Yora yang sedang tidak mood hanya menyunggingkan senyum tidak ikhlasnya lalu masuk ke dalam kapal pesiar tanpa merasa perlu menunggu dua sahabatnya. Thomas memiringkan sedikit kepalanya saat menatap Yora yang menjauh sebelum mengalihkan pandangannya pada dua gadis lain.
"Good afternoon," sapanya. "Enjoy your tour?"
"Mm-hm." Sera Aruna mengangguk lalu perhatian mereka beralih pada bawaan Thomas.
"You went groceries shopping?" tanya Sera.
"Yup. The kitchen needs fresh ingredients so I went to buy it."
Sera dan Aruna manggut-manggut lagi lalu berjalan beriringan dengan Thomas.
"Do you need help?"
Thomas menengok pada Aruna dengan wajah bingung.
"Your groceries, do you need help to carry it?" jelas Aruna.
"No, thank you. These are mostly just vegetables."
"Awe, isn't my Aruna so sweet? She's like an angel, isn't she?" timpal Sera membuat Thomas mau tak mau tersenyum geli.
"Of course I am. And you are the devil."
"No, I'm the human. Liora must be the devil."
"Oh, what's wrong with Liora? She seems unwell," tanya Thomas.
"We prank her this whole day," jawab Sera sambil terkikik.
"Tomorrow is her birthday, so we decided to make a little surprise tonight," jelas Aruna.
"Join us if you want. Midnight at the pool," ajak Sera.
"Is that okay? I'm an outsider."
"There will probably be hundreds of stranges. You're a relative compared to them."
"Okay, I'll come by later."