Persahabatan ada karena pertemanan yang sudah terjalin untuk beberapa waktu tertentu. Ada karena orang-orang yang merasa saling nyaman, saling membutuhkan, saling mengerti.
Not in a romantic way, of course. Kalau begini namanya friendzone.
Untuk Sera, Aruna dan Yora, persahabatan ada karena memang mereka tumbuh bersama. Kenal sejak mereka sama-sama masih belajar berjalan. Tinggal di lingkungan rumah yang sama. Ditambah orangtua yang juga bersahabat. Rasanya tidak ada alasan untuk mereka tidak saling bersahabat.
Tentu saja gak afdol kalau tidak ada permasalahan yang berujung pertikaian. Tiga sekawan ini juga layaknya orang lain, melalui berbagai pertengkaran. Dari rebutan mainan sampai rebutan cowok pernah mereka alami.
Konyol sekali kalau diingat sekarang. Tapi, itu sudah di masa lalu. Sekarang mereka sama-sama sudah dewasa. Sudah dapat saling mengontrol emosi dan lebih bijak dalam bertindak. Namun bukan berarti hidup mereka tanpa masalah sekarang.
Menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Bukan berarti segala sesuatu tentang menjadi dewasa itu buruk. Hanya saja, proses pendewasaan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui. Untungnya, the senara (singkatan untuk Sera, Aruna dan Yora), punya satu sama lain.
Lewat sebuah perjalanan impian, mereka sekali lagi belajar tentang arti sebuah persahabatan. Sebuah proses pendewasaan yang jujur, tidak semuanya manis.
Akan ada cerita tersembunyi yang terkuak, luka lama yang terbuka, dan banyak air mata yang mengalir. Juga sejuta kisah manis dan indah yang akan jadi salah satu kenangan terbaik mereka. Salah satu yang mungkin akan mereka ingat sampai akhir hayat.
Sebuah perjalanan, yang mereka pikir, untuk selamanya hanya akan tetap menjadi angan-angan.
A trip of our youth.