Zain berjalan masuk ke dalam ruangan yang di tempati Keen saat ini, Arif dan Ibrahim menyusul di belakang. Dia melihat Keen yang sudah bersandar pada ranjang khusus rumah sakit itu. Mata Keen memandang datangnya orang yang dia kenal. Dia kembali tersenyum tulus menyambut Ustadz bersama sahabatnya seperti tak ada sakit yang menimpanya saat itu.
"Keen!" Arif lebih dulu sampai di samping ranjang Keen, karena berlari mendahului Zain dan Ibrahim.
"Jangan mulai. Aku akan lebih sakit mendengar berbagai ocehanmu daripada menanggung ini semua." Tanggap Keen cepat. Menghentikan Arif yang baru ingin bercerita dan Keen harus siap tanggap menjawab semua ocehan sahabatnya itu, jika dia tidak lebih dulu membuat Arif diam dengan memanfaatkan kondisinya yang lemah bicara. Arif menunduk dengan wajah cemerut.
"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" Keen menggeleng menanggapi pertanyaan Zain, mengenai kondisinya.