Chereads / Suami Dadakan / Chapter 37 - Bergurau

Chapter 37 - Bergurau

"Eh. Kenapa nggak pakek hp android?"

"Mbak sendiri kenapa nggak pakai?" Kamil balik bertanya.

"Ustadz ini lucu ya, ditanya malah balik nanya. Ya jelas kalau aku punya hp canggih, aku tidak dapat menafkahi hp androidku,"

"Menafkahi?" tanya Kamil bingung.

"Iya, kan kalau hp begini pulsa habis seribu lima ratus sudah dapat gratisan telpon sepuasnya. Lah kalau hp android harus ada pulsa data. Sebenarnya juga ingin tapi ku remdam," jelas Laras asik ngemil. "Lalu kalau Ustadz?" tanya Laras.

"Nyaman pakai begini Mbak," jawab singkat.

"Nyaman atau takut ...." ledek Laras setengah bertanya.

"Takut maksiat?" jawab Kamil dengan bertanya, keduanya tertawa kecil.

"Hehehe ya hanya sekedar dugaanku," jawab Laras. Keduanya memang jalanan yang sepi.

"Aku sengaja tidak pakai sosmed. Salah satu alasannya juga tadi, takut maksiat. Namun setiaporangkan boleh berpendapat dan terserah mereka. Hp canggih ya memang sudah zaman, dan kita juga mengikuti zaman. Tergantung orang yang memakainya semoga bisa bijak dalam menggunakannya."

"Betul memang, tuh tetangga kita ada yang cerai gara-gara status menjelekkan mertua. Apa lagi laki-laki jelas tidak bisa memilih antara Ibu dan Istri. Tapi ... yang benar ya harus bijak. Kalau salah satu berbuat salah ya diingatkan, dan ... kalau diingatkan ya tidak boleh marah. Terkadang orang salah diingatkan kebenaran malah marah. Nau'dubillah ...." ujar Laras, Kamil memandang wanita cantik yang berusia lebih darinya.

Tin

Tin

Tin

Suara mobil pick up milik Bang Jami', Laras dan Kamil berdiri, Kamil membuka penutup belakang lalu menurunkan papan dan dibantu Jami' menaikan mobil.

"Ciye ... sudah halalin saja," ledek Jami'.

"Ah ... apaan Abang ini. Aku sudah tua Bang, dia aku anggap adik," ujar Laras menepis ledekan Jami'.

"Walau sudah tua ya tidak papa Ras, wong aku sama Imem, istriku muda aku tujuh tahun," ucap Jami' setuju.

"Heh Ustadz kamu diledek diam saja," tegur Laras, Kamil hanya mengembangkan bibirnya.

Mobil pick up melaju. Kamil berada di bak mobil dan Laras bersama Bang Jami'.

"Dia akan ta'arufan, padahal aku tau bener, kalau dia menyimpan perasaan untukmu. Kamu acuh sih Ras kalau kamu tidak acuh mugkin dia berani maju untuk melamarmu," ujar Jami'.

"Tidak pantas kali Kang Jami' aku sadar diri, polah tingkahku yang begini. Ah ... yang perting itu doanya Bang. Doakan saja sambil menunggu jodoh yang tepat sambi mempebaiki diri. Lagian dia itu seperti adiku Bang. Jadi santai saja. Nikah nantinya ya Alhamdulillah, tidak nikah ya tidak apa."

"Aku sangat ingat masa kecilmu. Saat aku bujang dulu aku bekerja di rumah Omamu. Apa sampai saat ini kamu masih membenci Ayahmu?" tanya Bang Jami', Laras menghela napas.