Chereads / Melody In Jare / Chapter 25 - MIJ - 24

Chapter 25 - MIJ - 24

HAPPY READING ALL

Jangan lupa LIKE and COMMENT

***

Melody masih berada di dalam taxi dengan air mata yang terus keluar

"mbak ngga papa?" tanya supir taxi yang melihat melody menangis sejak masuk kedalam mobil nya

"ngga papa pak" jawab melody masih berusaha tersenyum

"kayak nya nanti sampe tempat nya sedikit telat mbk, ini jalanan lagi macet" ucap sopir taxi tersebut

"iya pak ngga papa" jawab melody singkat

Melody pikir orang yang sudah dekat dengan diri nya bertahun-tahun akan mengerti bagaimana dirinya, ia hanya butuh waktu untuk menceritakan hubungan nya dengan reyhan pada sahabat nya dengan mencari timing yang tepat. Tapi, semua terbongkar sebelum waktu nya, melody bukan bermaksut menyembunnyikan semua ini.

"sudah sampai mbak" ucap sopir taxsi memberitahu melody

"makasih pak, sudah saya bayar lewat aplikasi yaa" ucap melody lalu keluar dari taxsi lalu berjalan menuju gedung bertingkat yang ada didepan nya

Saat melody masuk, melody melody langsung disambut hangat oleh pegawai-pegawai gedung tersebut. Gedung tersebut terdiri dari beberapa lantai, lantai pertama sebagai

"silahkan mbak, kenapa mata nya bengkak banget mbak" canda salah satu pegawai lelaki yang sudah kenal dekat dengan melody

"biasaa" jawab melody di jawab anggukan lelaki tersebut

"mau nyewa berapa jam? diskon nihh" ucap lelaki tersebut

"buat ruangan nya sampe sore, terus rooftop kosong kan?" tanya melody sambil mengeluarkan hp dari saku nya untuk membayar tagihan

Untung saja ia membawa hp nya, waktu keluar dari sekolah melody lupa mengambil tas nya dikelas ia hanya membawa hp yang sedari pagi berada dikantong seragamnya.

"kosong kok, ngga ada yang pernah make juga" jawab lelaki tersebut

"oke, buat aku ya" ucap melody langsung menerima 2 kunci yang diberikan oleh lelaki tersebut

Melody langsung berjalan ke ruangan yang sering melody sewa ketika dirinya down dan butuh pelampiasan, saat membuka pintu nya melody langsung dapat melihat ring kecil ditengah ruangan dan juga samsak, punch mitt, dan masih banyak lagi barang-barang olahraga yang lain.

Melody langsung mematikan hp nya dan langsung meninju samsak tersebut tanpa pemanasan juga tak mengenakan sarung tinju.

Bugh bugh bugh

"anjirrr" teriak melody sembari memukul samsak tersebut dengan keras untuk meluapkan semua emosi nya

Setelah melody cape memukul samsak tersebut dengan tangan yang memerah bahkan tekukan jari kelingking nya sobek dan mengeluarkan darah segar karena melody tak memakai sarung tinju.

Melody meluruhkan diri nya kelantai menangis sesenggukann, terkadang ia merasa sendiri di dunia ini. Semua beban hidup ia tanggung sendiri, terkadang terlintas dalam pikiran nya untuk mengakhiri hidup nya. Namun ia masih ingin membuktikan pada dunia bawa ia bisa bertahan, namun melody merasa sia-sia, ia terlalu rapuh untuk menanggung semua masalah sendiri tanpa ada nya sandaran.

Ia ingin seperti anak-anak yang lain, mempunyai ibu yang menjadi tempat ternyaman ketika sedih, mempunyai ayah yang menjadi tameng untuk diri nya. Ia juga perempuan biasa yang hanya bisa menangis, mereka akan berpikir bahwa hal seperti ini hanyalah masalah sepele namun melody hanya perempuan sebatangkara yang tentu saja semua masalah ia yang tanggung sendiri. Mulai biaya hidup, pekerjaan yang menuntut diri nya, ujian-ujian sekolah, dan masih banyak hal yang ada dipikiran melody.

Melody langsung berdiri dan keluar dari ruangan, berjalan menuju tangga samping ruang boxing nya kemudian menaiki satu persatu tangga untuk menuju rooftop. Setelah menaiki tangga, melody sampai pada undakan tangga terkahir kemudian membuka pintu dengan kunci yang ia genggam. Saat melody membuka pintu, rambut melody mulai berterbangan karena kencang nya angin, namun terik matahari juga membuat kulit melody seperti dibakar. Melody langsung berjalan ke arah rooftop yang sudah ia renov menjadi rumah-rumah an yang berisi shofa, minuman dingin, dan snack. Gedung ini memang bukan milik nya, namun melody sudah meminta izin pada pemilik nya untuk membangun rumah-rumah an dirooftop gedung mereka dan diperbolehkan.

Melody langsung merebahkan tubuh nya di shofa panjang berwarna coklat, melody merogoh saku seragam nya namun hp nya tidak ada, pasti tertinggal di ruang boxing.

Melody memejamkan mata, berharap bisa tertidur dan sedikit lupa akan masalah nya. Namun, saat memejamkan matanya, ia malah teringat dengan reyhan yang berangkat dengan salsa sedangkan dirinya hampir telat karena menunggu reyhan, ia teringat bagaimana rania menarik kasar tangan nya, semua hal itu terus berputar di pikiran melody dengan lancar dan tak ingin berhenti membuat melody kembali meneteskan air mata nya.

Kenapa hidup serumit ini? ia rindu mama nya, ia rindu papa nya. Sejak tinggal di apartemen melody hampir tidak pernah pulang ke rumah bapak dan ibu, karena pulang juga percuma yang ia dapat hanya makian dari ibu.

Melody mulai terbuai dengan mimpi nya, ditemani angin yang bertiup kencang.

Ditempat lain, reyhan tengah berusaha mencari keberadaan melody. Tujuan utama nya kini adalah apartemen melody, sesampai nya di apartemen reyhan langsung memarkirkan motor nya dan berlari masuk untuk menaiki lift

Sesampai nya reyhan didepan pintu apartemen melody, reyhan langsung menekan nomor sandi apartemen milik melody. Namun saat pintu terbuka, hanya keheningan yang menyambut nya. Ia langsung berlari menuju kamar melody dan membuka pintu nya namun nihil, ia mencari di semua ruangan tapi sepertinya melody tidak ada di apartemen.

Reyhan duduk di shofa ruang tv, ia berpikir kemana melody pergi. Melody tak mungkin pulang ke cepu, kemudian reyhan teringat kalau melody suka mengajak diri nya ke tempat boxing. Reyhan langsung keluar dan menuju tempat boxing yang biasa mereka kunjungi

Saat sampai di gedung bertingkat yang biasa nya reyhan dan melody datangi, reyhan langsung masuk dan bertanya pada pegawai yang bertugas di sana.

"mas tadi ada cewe yang biasa nya dateng bareng gue nggak?" tanya reyhan pada pegawai lelaki yang mungkin umur nya setara dengan reyhan

"ini foto nya" lanjut reyhan memperlihatkan foto melody

"iya mas, mbk melody tadi kesini" jawab pegawai tersebut

"ruang berapa?" tanya reyhan sedikit tersenyum karena berhasil menemukan melody

"maaf, untuk ruang berapa kami tidak bisa memberitahu karena untuk menjaga privacy pelanggan" jawab pegawai

"lo sering liat gue dateng bareng dia kan?" ucap reyhan tak sabar

"mohon maaf mas" ucap lelaki tersebut

Reyhan mulai berpikir, bagaimana cara nya ia mendapatkan akses informasi tentang melody. Hanya satu cara, papa nya

Reyhan langsung menekan nomor papa nya untuk meminta bantuan, kalau bisa kenapa engga

"halo pa" ucap reyhan

"kenapa? ngga usah basa-basi, papa masih sibuk" jawab papa reyhan yang tau kalau anak nya menelpon dikala butuh saja

"hehe, tolong mintain akses informasi buat aku. Digedung FF dibagian tempat boxing" ucap reyhan sambil duduk di shofa lobi gedung

"bentar" ucap sang papa

Setelah menunggu 5 menit, papa nya kembali berbicara

"udah bisa" ucap sang papa langsung menutup telefon nya, sedangkan reyhan langsung berdiri dan berjalan kearah recepsionist

"bisa kan? mana kunci cadangan" ucap remeh reyhan sembari menerima kunci cadangan dari pegawai

"ruang nomor 6" jawab singkat pegawai tersebut

Reyhan langsung berlari untuk mencari ruangan melody

Sedangkan melody, ia menggeliat dalam tidur nya. Saat ia membuka mata nya, ternyata hari sudah mulai gelap, sepertinya akan hujan karena melody mendengar gelegar petir. Melody langsung duduk berusaha untuk mengumpulkan nyawa nya, setelah merasa nyawa nya telah terkumpul melody langsung mengambil minuman kaleng dalam box dan berjalan menuju pintu untuk menuruni tangga.

Saat melody membuka pintu, melody dapat melihat reyhan yang berada didalam dengan tangan menggenggam hp nya. Melody langsung merebut hp nya dan berjalan keluar.

"mel" panggil reyhan saat melody hendak keluar

"kalo ada masalah jangan lari, hadapi" ucap reyhan membuat melody terdiam mematung di pintu kemudian menghela napas, melody berusaha agar tidak menangis didepan reyhan

Saat melody berjalan keluar, reyhan hanya mengikuti dari belakang sembari menelpon teman nya

"bawa mobil ke lokasi yang gue kirim" ucap reyhan

"siap boss" jawab teman reyhan

Saat mereka berdua sampai di lobi depan gedung ternyata hujan mulai turun dengan deras, gelegar petir terdengar sangat nyaring membuat melody terkaget. Melody ingin memesan ojol tapi takut tersambar petir, akhirnya melody kembali masuk kedalam gedung untuk duduk menunggu hujan reda.

Melody tak memperdulikan reyhan yang sedari tadi mengikuti diri nya,

"jangan dilepas, dingin" ucap reyhan memakai kan jacket kulit nya pada bahu kecil melody

Melody hanya diam, tak menjawab juga tak menatap reyhan.

"nunggu bentar ya, temen ku baru perjalanan kesini nganter mobil" ucap reyhan duduk disamping melody

Dapat reyhan lihat melody memesan ojol mobil di hp nya, reyhan langsung merebut hp melody untuk membatalkan pesanan nya

"ngapain sih" ucap melody terpancing emosi

"jangan keras-keras, tempat umum sayangg" ucap reyhan menutup mulut melody dengan tangan nya dan tersenyum

Melody langsung memalingkan wajah nya. Kini ia gabut, ia ingin meminta hp nya yang ada di tangan reyhan namun malas bersentuhan dengan reyhan. Melody mulai memainkan kuku nya, melody memiliki kebiasaan yaitu mencoeli kuku nya disaat melamun dan banyak pikiran, karena kebiasaan tersebut melody tak pernah memiliki kuku panjang dan lentik karena kuku nya pasti terkelupas hingga mepet dengan batas kulit.

Melody berusaha menghilangkan kebiasaan buruk nya tersebut, namun sulit. Reyhan yang melihat melody mulai memainkan kuku nya langsung menarik tangan melody dengan lembut

"nanti perih" peringat reyhan mengelus kedua tangan melody

drrtt drrtt

"gue udah didepan" ucap teman reyhan

"gue kesitu, tunggu bentar" ucap reyhan langsung menutup telepon

"ayok, aku anter pulang" ucap reyhan menggandeng tangan melody dan memasukkan ponsel nya dan ponsel melody kedalam saku nya

Melody yang digandeng hanya menurut, ia sedang malas berdebat dengan reyhan karena akhir nya pasti melody yang menangis dan melody juga yang kalah.

Ternyata hujan sudah reda namun rintik-rintik air masih ada, saat berjalan keluar dari lobi gedung reyhan berhenti lalu manarik zhipper jacket nya yang dipakai melody.

"ayok" ucap reyhan kembali menggandeng tangan melody kearah mobil teman reyhan

Tok tok tok, ketuk reyhan pada kaca mobil

Teman reyhan yang berada di mobil langsung keluar

"gue pinjem dulu mobil lo" ucap reyhan langsung menyuruh melody untuk masuk kedalam mobil

"siap bos, pacar lo cantik jugaa. Pantes basecamp rame ngomongin pacar lo" ucap teman reyhan

"bacot lo, nih kunci motor gue" ucap reyhan memberikan kunci motor nya pada Bondan

"jangan lupa nanti malem ada balapan" peringat bondan saat reyhan ingin masuk kedalam mobil

"gue ngga ikut, sibuk" ucap reyhan langsung masuk kedalam mobil meninggalkan bondan yang sudah membuka mulut nya untuk menjawab ucapan reyhan

***

Aku minta maaf baru up :"( makasih buat kalian yang udah setia baca Melody In Jare

Thankyouu for reading my storyy

Jangan lupa LIKE and COMMENT