Chereads / I.O : ABIGAIL / Chapter 7 - 7. SERPIHAN DIRI

Chapter 7 - 7. SERPIHAN DIRI

Apa yang terjadi tadi dengan nya, membuat fikiran Aby tak fokus. Meskipun dia ingin melupakan nya. Tetap saja, bayangan Enzo selalu datang kembali. Di saat dia berbicara dengan rekan kerja nya Ruy, dia hanya mengatakan....

"Aku juga bingung dengan sikap nya. Tetapi, saat dia menatap tajam ke arah ku. Apa yang bisa ku lakukan? Dia pasti Ras Murni dengan aura gelap yang ada di sekeliling nya" Ya. Kenapa dia sampai bisa tau begitu? Sebab Ruy merupakan salah satu Ras Langka, Phoenix. Kelebihan nya, dia bisa tahu dari Ras mana seseorang yang baru saja di temui nya. Tetapi tetap saja, dia mempunyai kelemahan. Ruy hanya bisa mengetahui jika seseorang itu berasal dari Klan di bawah Ras nya. Maka di saat dia bertemu Enzo, dia tak bisa menebak nya sama sekali.

"Akh!!! Ini membuat ku gila!!!" sambil mengacak rambut nya kesal karena frustasi.

"Aby? Kenapa?"...

Sontak saja Aby terkejut, tanpa melihat pun dia sudah tau siapa orang itu... "Ah... Tidak ada" dengan segera di rapikan kembali rambut nya dan mencoba untuk tersenyum.

"Jangan berbohong. Apa kamu ada masalah di tempat kerja mu? Atau di Academy?"...

Mata Aby langsung menatap nya lekat... "Ya. Aku belum bisa memberitahu Lay. Itu akan membuat nya khawatir" meskipun tadi dia sempat berfikir ingin menanyakan nya akan tetapi, Aby tau betul bagaimana sifatnya. Dia tak mau membuat Lay cemas tanpa alasan yang belum pasti.

"Aby?..." panggil nya lagi.

"Oh... Tidak Lay. Jangan khawatir" ia segera membetulkan ekspresi wajah nya. Tak ingin Lay mencurigai nya.


Tetapi bukan Lay nama nya kalau dia menyerah begitu saja. Di saat dia ingin membuka mulut nya untuk bertanya lagi. Ada seseorang dari arah belakang Aby berlari cepat ke tempat mereka. Dan di saat sudah sampai, ia langsung memeluk tubuh Aby dengan erat.


"By!!! Aku merindukan mu" teriak nya kuat.

Ya. Siapa yang tak tau suara siapa itu.

"Yun... Ini membuat telingan ku berdengung"....

"Kemari Yun. Aby lelah hari ini" Lay berniat menarik tangan nya. Tetapi, langsung di tepis oleh nya.

"Biarkan aku memeluk nya. Aku juga lelah, ini untuk mengisi batrai ku lagi" dengan nada manja. Bahkan dia merapatkan semua gigi nya. Sampai membuat mata nya menghilang.


Siapa yang bisa menolak itu? Tidak ada. Saat Aby ingin melepaskan tangan nya dengan pelan. Tubuh Yun perlahan-lahan menjauh dari nya.

Tentu saja, Lay sudah tau ulah siapa itu. Aby yang belum mengetahui nya segera berbalik. Ya, siapa lagi yang dapat membuat Yun terdiam begitu saja kalau bukan Alban orang nya. Dia menarik kerah baju Yun. Hanya dia yang bisa menghentikan mode manja milik nya.


"By sedang capek sekarang. Jangan langsung memeluk nya begitu" ucap nya dengan nada dingin.


Lay yang sudah faham hanya menggeleng pelan. Aby yang melihat itu, langsung menyipitkan mata. Seketika, Alban berkedip jahil ke arah mereka ber 2.


"Lay. Tolong aku. Lihat lah dia!" Yun mencoba mencari bantuan.

"Lepaskan dia. Jangan seperti itu"... seakan-akan ikut membela nya.

"Terus. Lakukan terus. Ambil lah ini"... dorong Alban cepat.

Lay dengan sigap menahan badan Yun agar tidak jatuh ke tanah... "Lay... Aku benci dia!!!" Rengek nya di dalam pelukan Lay.

"Tenang lah. Kamu tau kan, Aby baru selesai bekerja. Jangan tiba-tiba memeluk nya. Itu membuat nya tidak nyaman" Lay mencoba menasehati.

"Uh!!! Lihat lah By. Mereka selalu saja seperti itu. Maka nya, kamu juga harus memeluk ku" Tubuh tegap Alban dengan segera menunduk di depan Aby.

Yun yang melihat itu langsung menoleh... "Jangan coba-coba menyentuh nya" ia mencoba memperingati. Entah sejak kapan, Yun memonopoli Aby untuk nya sendiri.

Alban yang mendengar itu langsung tersenyum ke arah Aby. Dengan cepat di letakkan kepala nya ke bahu Aby... "Lihat lah. Padahal dia sudah mempunyai Lay. Tetapi kamu pun ingin di ambil nya juga!!!" Tak lupa juga dia memainkan kepala nya dengan jahil. Itu hanya cara untuk membuat Yun semakin kesal.


Baik Lay atau Aby yang mendengar itu, berusaha untuk tidak tertawa. Tapi, lain hal nya dengan Yun. Dia segera bangkit dan mendorong Alban agar menjauh dari Aby.


"Akh!!! Ini penyiksaan" Dia berpura-pura sakit. Badan nya langsung terduduk karena dorongan kasar Yun.

"Jangan menyentuh Aby. Dia punya ku!!!" dengan cepat Yun memeluk nya.

"Jangan selalu menggoda nya" Lay berkata sambil tersenyum.

"Huft!!! Tidak ada yang ingin membantu ku. Bahkan Aby pun tidak!!!" gerutu nya dengan segera bangkit dan pergi ke samping Lay.

"Kamu bisa lihat. Ada bayi besar disini" ucap Aby sambil mengelus kepala Yun.



Yang ada di dekapan nya hanya tersenyum senang. Bahkan dia sempat mengejek ke arah Alban.



"Dasar!!! Apa kamu tidak cukup memiliki Ayah Wolf mu!!! Kamu juga ingin Aby sebagai Ibu mu!!! Jadi aku akan selalu menjadi Ayah Tiri disini???" ucapan Alban membuat mereka tertawa.


Entah dari mana dia mendapatkan hirarki itu dalam pertemanan mereka. Tetapi, itu tak sepenuh nya salah. Karena, Yun akan selalu bertingkah seperti Anak bayi di hadapan Lay dan Aby. Sedangkan dengan Alban, dia akan selalu marah dan kesal.

Kata Lay itu sudah terjadi dari dulu. Alban yang memiliki aura dan aroma yang lebih kuat membuat Yun selalu bersikap kasar dengan nya. Tetapi berapa kali pun mereka seperti itu, Alban tidak akan pernah segan-segan memukul siapapun yang menyakiti Yun kecil nya.





-------



Kini di meja mereka yang awal nya hanya ada buku sekarang sudah penuh dengan makanan dan minuman. Mereka tengah serius membaca buku untuk mencari materi yang ada. Sedangkan tangan mereka berlari mengambil makanan dalam diam tak ada suara lain selain bunyi kunyahan mereka saat ini.


"Aku menyerah!!!" Alban langsung melepaskan buku milik nya. Kepala dan otak nya sudah panas. Dia sangat benci membaca.

"Cari lagi. Kamu hanya bagian dimana macam-macam nya saja" sambil menyerahkan buku nya kembali.

"Cukup Lay. Kepala ku berdenyut!!! Aku tidak bisa!!!" rengek nya kuat.

Yun menatap sinis... "Dasar Hybird bodoh!!! Kamu hanya mencari itu. Bagaimana dengan Aby? Dia bahkan mencari cara pembelahan sel dan pembagiannya!!!"...

"Cukup!!! Aku tak peduli apapun yang kamu bilang. By?? Ayo istirahat sebentar" sambil menggoyang tangan nya.

"Tentu. 10 Menit ya? Apa kalian mau makan? Atau minum yang lain?"...

Ucapan nya membuat Alban senang... "Dia yang terbaik. Tidak perlu, kami bisa mencari sendiri" senyum nya sama sekali tak hilang.

"Aby... Jangan terlalu memanjakan dia. Otak tumpul nya memang harus di asah" sindir Lay cepat.

"Hahaha... Apa-apaan itu. Bahkan Lay bisa mengatakan itu?" Aby tertawa rendah.

"Dia akan. Soal belajar dia lebih keras. Tetapi, aku tak peduli" jelas Alban cepat.

"Ah!!! Untung besok tidak ada kelas pagi. Kalau tidak, aku akan lebih merengek dari dirinya" Yun segera menyandarkan tubuh nya ke kursi.



Mereka mengangguk setuju. Benar yang di ucapkan nya. Kalau tidak mereka akan lebih stres dari ini.


Awal nya semua berjalan dengan lancar. Tetapi entah kenapa, tiba-tiba Lay bangkit dari tempat duduk nya dengan kasar.


"APA?!!" Suara nya membuat semua orang menatap ke arah mereka berada. Tentu saja, itu membuat Alban dan yang lain nya terkejut.

Baru saja Lay mematung seperti itu. Kini tiba giliran Alban yang mengikuti nya. Lain hal nya dengan Yun, ia terlihat ketakutan dan tak suka dengan apa yang di lihat nya. Melihat mereka yang seperti itu tentu saja membuat Aby heran dan segera mengikuti kemana pandangan mereka.



... "Apa yang membuat Lay seperti..." Baru saja badan nya sedikit berbalik. Kini mulut nya sudah terkunci tak dapat berbicara lagi. Ekspresi yang di tampil kan nya tak jauh beda dari mereka...

"Kammu!!..." Gumam nya pelan. Aby lupa tentang ucapan nya. Sekarang bukan waktu yang tepat. Otak nya berhenti berfikir. Dia tak tau bagaimana cara nya menjelaskan dengan Lay dan yang lain nya.