Masa Sekarang...
Enzo yang melihat itu mencoba untuk tenang... "Menyingkir lah. Aku tidak ada urusan dengan mu!!!" sambil menekan kepala nya pelan. Dia mencoba untuk tersenyum.
"Lihat. Wujud asli mu keluar saat Aby tak ada sini" Lay mencoba memancing amarah nya.
Di balik jemari nya, Enzo tersenyum sinis... "Oh... Dia sudah belajar banyak ternyata"... lidah nya menjilat bibir serta gigi nya secara bergantian... "Kamu bukan lawan ku!!! Jadi... Menyingkirlah" senyuman nya semakin lebar.
"Maka kita layak untuk mencari tau bukan? Sudah lama sekali" Lay menggores pipi nya sendiri. Seketika, darah segar mengalir pelan. Di saat itu pun, lidah nya langsung menjilat darah yang keluar itu dengan tenang.
"Hah... Dia mencari mati" gumam teman Enzo yang kiri.
"Jangan terpancing. Kamu tau apa konsekuensi nya" ucap yang satu lagi mengingatkan sambil menepuk bahu nya.
Bukan nya dia tak mengetahui itu. Enzo mengerti lebih dari siapapun. Melihat diri nya yang tak terpancing. Membuat Lay tak ingin mengalah sama sekali... "Ayo lah!!! Ini semakin membosankan!!!"...
"Pada saat "Wuly" aku akan meladeni mu. Tapi, jangan berharap aku akan melepaskan mu" setelah mengucapkan itu Enzo langsung berbalik pergi meninggalkan nya.
Tentu saja Lay sedikit kesal dengan nya... "Jangan mengganggu nya lagi!!!" sekali lagi Lay mengingatkan nya.
Ucapan nya membuat Enzo memalingkan wajah nya tanpa berbalik... "Dia milik ku. Kalau kau berani, coba saja" setelah tersenyum bak psikopat, langkah kaki nya berjalan cepat dari situ. Tak ingin meladeni nya lebih lama lagi.
"Sial!!!" runtuk Lay sambi memukul angin. Dengan cepat dia menghilangkan taring dan cakar nya. Dia tau dengan pasti Enzo tidak akan menyerah.
Tanpa mereka sadari, ada begitu banyak pasang mata yang sudah melihat kejadian hari ini. Tapi mereka seakan bersembunyi seperti anak kecil yang takut ketahuan. Tak ingin menunjukkan dirinya. Entah apa yang ada di fikiran mereka. Akan tetapi terlihat dengan jelas bahwa banyak sekali dari mereka yang memasang ekspresi puas setelah kejadian itu.
-------
Lain hal yang terjadi saat ini di kelas. Sebab, semenjak Aby dan yang lain nya sampai di sana. Baik Yun maupun Alban tak berbicara sama sekali. Mereka sibuk dengan diri masing-masing. Tentu saja itu mengundang tanda tanya besar bagi nya. Sebab, ini jarang terjadi.
Memang awal nya dia ingin bertanya. Apa yang terjadi tadi malam? Apa mereka mengenal Enzo? Tetapi semua sirna karena tingkah mereka yang seakan melupakan semua nya.
"Huh!!!..." tanpa sadar Aby mendesah kesal.
Tentu saja, dengan segera mengundang perhatian mereka berdua.
"Ada apa?! Hm!?" tangan Alban langsung mengelus kepala Aby dengan lembut. Bahkan kini wajah nya sudah berada di atas meja Aby dengan manja.
Mendengar pertanyaan yang tak masuk akal dari nya. Membuat Aby bertambah kesal. Sebab, dia tidak peka sama sekali. Atau hanya berpura-pura tidak peka.
"Hah... Kalian yang ada apa!? Tidak ingin memberitahu ku?" tanpa sengaja, Aby memajukan bibir kecil nya karena kesal. Biasa nya itu di lakukan nya di saat bersama dengan keluarga nya.
Baik Lay dan yang lain nya, belum pernah melihat nya sama sekali. Dengan tingkah seperti itu, membuat diri nya terlihat menggemaskan. Meskipun sedang marah sekali pun. Sebab mata besar milik nya, tanpa sengaja berkedip bagai anak anjing yang butuh perhatian.
Sontak saja itu membuat Yun dan Alban terkejut. Melihat berapa menggemaskan diri nya... "Tolong By. Jangan buat ini di depan orang lain. Aku akan menghajar mereka jika berani melihat nya!!" ekspresi Alban menjadi serius.
"Apa yang salah?..." ia belum sadar dengan tingkah nya..."Yun? Kenapa kamu juga ikutan seperti dia? Itu menakutkan" tangan nya langsung berlari menutup wajah. Karena mereka berdua tidak menunjukkan ekspresi sama sekali. Itu terlihat seperti habis melihat hantu bagi Aby. Tetapi, tentu saja dia salah besar.
"Hei!!! Bukan seperti itu" Alban menarik tangan nya dengan lembut. Supaya Aby memperlihatkan wajah nya.
"Ah!!! Apa aku menakuti mu? Maaf..." dia terlihat serba salah. Sebab, sedetik yang lalu dada nya bergemuruh tanpa sebab.
"Tentu saja. Lihatlah... Kalian tidak pernah membuat ekspresi seperti ini!!!!" Aby menunjuk wajah mereka satu persatu. Tetapi saat ini, Yun belum sadar sama sekali. Hanya Alban yang setia mengelus kepala nya manja.
"Ah... Sungguh aku tak bermaksud. Aku tidak membenci tingkah mu yang seperti itu. Bahkan aku bersumpah saat Lay melihat nya juga. Dia akan membatu seperti Yun!!!" sontak saja itu membuat Yun langsung sadar. Tingkah nya yang seperti itu sangat-sangat menggemaskan. Membuat mereka berdua ingin sekali menggigit pipi putih milih nya.
"Ah!!! Dia sangat imut. Jangan seperti itu saat tidak bersama kami. Itu membuat ku cemburu!!!" dengan cepat Yun memeluk mesra tubuh Aby dan menggigit pipi nya pelan.
"Akh!!! Itu sakit Yun. Apa maksud kalian Hm?" Aby sama sekali belum menyadari tingkah nya saat ini. Dia memiringkan kepala nya tanda tak mengerti serta jari telunjuk nya menekan bibir nya pelan. Itu mengundang hal yang tak terduga lain nya.
"AHHHGGG!!! DIA SANGAT IMUT!!!" Teriak Alban dengan lantang.
Ucapan nya membuat Aby terkejut. Bukan hanya dia, bahkan semua orang yang ada di kelas pun ikut merasakan nya. Tetapi yang membuat semua tak kalah mengejutkan lagi. Saat ini Alban sudah setia memeluk tubuh Aby dengan erat. Seperti tak ingin melepaskan nya sama sekali. Yang mereka tau Alban terlihat sangat cuek dengan siapapun kecuali dengan Yun. Meskipun mereka tau Aby dekat dengan nya. Tetapi tak sekali pun dia pernah memeluk Aby sama sekali. Hanya skin ship biasa saja.
"AHH!!! DIA MILIK KU!!!" teriak Yun antusias. Suara nya memenuhi seluruh ruangan. Dia langsung bergabung dengan mereka.
Tentu saja moment itu tak terlewat kan begitu saja. Sebab ada beberapa fans A2 yaitu AlbanAby, yang menginginkan mereka berpacaran. Dengan cepat jemari mereka mengabadikan hal itu.
Banyak sekali mata yang tertuju ke arah mereka. Di saat Yun yang berlari kepelukan Aby pun terlihat menggemaskan. Itu menjadi moment yang sangat langka sekali. Tak ingin Aby di monopoli diri nya. Yun mendorong Alban supaya menjauh dari mereka.
"Ini panas bodoh!!!" runtuk Yun tak suka.
"Ah!!! Perkelahian anak dan ayah untuk sebuah pelukan!!!" gumam salah satu dari mereka terlihat senang melihat kejadian itu.
"Ini akan menjadi berita besar!!" gumam yang lain.
Beberapa orang pun berbisik rendah sambil tertawa ringan. Menyukai apa yang sedang di lihat saat ini. Entah berapa berapa banyak mereka mendapatkan foto saat ini. Tak ada yang ingin berhenti begitu saja. Mereka merasa haus akan kejadian saat ini.
------
Baru saja Lay melangkahkan kaki nya di depan pintu. Diri nya sudah di kaget kan dengan pemandangan yang menyebalkan saat ini. Tak ingin menunggu lagi. Kaki nya melangkah cepat ke tempat mereka. Niat hati ingin menghentikan kejadian saat ini. Tetapi beberapa orang salah faham dengan sikap nya. Kali ini mereka lebih riuh dari sebelum nya. Mengambil gambar diri nya yang berjalan dengan ekspresi marah.
"Hei!!! Kendalikan diri mu. Lepas!!!" sergah Lay sambil menarik Alban menjauh dari Aby. Dia terpaksa mengerahkan sedikit tenaga... "Sadarlah bodoh!!!" maki nya lagi.
Aby yang melihat itu pun terkejut karena dapat di lihat nya, semua orang sibuk mengambil foto mereka saat ini.
"Yun!?" guncang Aby menyadarkan nya. Tentu tidak semudah itu melakukan nya. Tetapi sedetik kemudian, dia memekik tak suka.
"ALBAN BODOH!!!!" maki nya kesal.
Perkataan nya membuat semua orang takut. Mereka langsung menyembunyikan barang bukti yang sudah di dapat dengan susah payah.
Alban menatap bingung... "Apa?!" ia masih belum sadar bahwa diri nya saat ini sudah di pegang oleh Lay. Dia seperti orang bodoh.
Yun menepuk kepala nya dan segera menunjuk ke arah belakang nya. Tanpa suara, Alban mengikuti nya dengan patuh. Dan saat dia tau siapa di belakang nya. Dia menampilkan senyuman bodoh nya.
"Ah... Lay? Kapan datang?" pertanyaan itu membuat Lay mendorong tubuh nya agar menjauh dari Aby.
"Jangan bertingkah seperti itu lagi. Hanya sebentar aku meninggalkan kalian. Dan lihat? Kalian menjadi bahan yang bagus" ia langsung duduk di depan Aby... "Lain kali dorong dia. Lihat!!! Kau meninggalkan bau busuk mu untuk Aby!!!"...