Mereka semua membuat tubuh nya tidak dapat bertahan lagi. Kini, perlahan-lahan tubuh nya jatuh. Tetapi bukan berarti semua nya pergi dari dekapan nya. Mereka malah sengaja tak begerak sama sekali.
BRUKKK!!!
"AKH!!! HENTIKAN!!!" sekarang satu persatu dari mereka menggelitik badan nya bergantian. Setelah siap mereka langsung berdiri sambil tertawa senang. Mereka seakan puas mengerjai diri nya.
"Hahaha... Tolong lah... Hah... Ini geli!!!..." tentu saja, Aby tak dapat menahan rasa geli nya. Bukan hanya dia saja yang merasakan nya. Yang lain pun ikut tertawa karena tingkah nya. Alhasil, suara mereka yang berada di depan menggema masuk ke dalam.
Mendengar riuh yang tak biasa membuat semua penghuni yang mendengar nya tak ingin hanya diam saja. Mereka yang berada di ruangan lain pun langsung keluar. Segera mencari di mana asal suara gaduh itu.
Dan di saat sudah ikut bergabung dengan mereka. Dapat di lihat, kini tubuh Aby sedang tergeletak tak berdaya. Dengan ada nya sepasang anak kecil yang ada di atas tubuh nya. Tak henti-henti menggelitik tubuh nya.
Tanpa mereka semua sadari. Kegaduhan ini pun, membuat seseorang yang penting ikut terusik juga. Dia melangkah dengan anggun sambil melihat ke arah kerumunan itu berada.
"Ada apa? Kenapa kalian berkumpul?" suara lembut dari seorang perempuan, membuat mereka yang sedang berdiri menoleh. Mereka tak menjawab, hanya diam sembari menunjuk tanpa suara ke tempat kejadian. Tanpa berkata lagi, dia pun mengikuti nya. Saat dia susah tau situasi nya. Wajah nya tersenyum manis sambil kepala nya menggeleng pelan.
Kini, di langkah kan kaki nya untuk sedikit mendekat ke arah mereka... "Sayang?! Kamu pulang??"...
Tepat sekali. Pertanyaan itu di tujukan ke arah Aby yang sedang tergeletak saat ini. Dan saat itu pun, anak kecil yang berada di atas nya segera berhenti dan tersenyum polos ke arah nya.
"Mereka akan selalu seperti ini dengan mu..." Kini dia melangkah lebih dekat lagi... "Sayang... Berdiri lah. Biar Kakak bisa memeluk mu dengan benar" tangan nya mengelus lembut kepala mereka. Dan dengan segera mereka mengikuti perkataan nya.
Mereka yang masih ada di situ. Hanya tersenyum diam sambil memperhatikan kejadian ini. Seakan tak ingin mengganggu waktu mereka. Setelah mereka turun, Aby langsung mendudukkan tubuh nya. Tak ada suara dari nya. Hanya saat ini, tatapan nya menatap lekat ke arah perempuan itu cukup lama. Ya. Ini adalah wajah yang sangat di rindukan nya. Sungguh.
Yang di tatap hanya menatap balik dengan hangat. Tak lupa, senyuman milik nya belum pudar sedari tadi.
Dengan seketika Aby membuka mulut nya... "Aku pulang Hera..." setelah mengucapkan itu, ia membuka ke dua tangan nya dengan lebar. Memberikan sebuah pelukan hangat untuk nya. Seakan tak ingin membuat nya menunggu. Dia dengan segera berlari ke dalam pelukan Aby. Tentu saja, itu membuat siapapun yang melihat nya terharu karena interaksi mereka.
"Selamat datang Al..." ia membalas pelukan Aby lebih erat. Bahkan dengan cepat di kecup mesra kening Aby. Setelah itu, mereka menyatukan dahi milik mereka secara bersamaan.
Mereka yang melihat itu tersenyum senang. Bahkan mereka pun tanpa sadar saling berpelukan satu sama lain nya. Mereka merasa sangat bahagia. Sebab, sudah lama rasa nya tak merasakan kehangatan yang membuat jantung mereka berdegup karena senang seperti ini.
Di saat suasan haru mereka rasa kan. Seorang anak laki-laki yang tadi menaiki Aby berkata dengan ketus... "Aku juga ingin mencium nya!!!" mendengar ucapan nya sebuah gelak tawa langsung memenuhi ruangan ini lagi. Mereka lupa akan diri nya yang suka cemburu dengan orang lain yang bersikap manis kepada Aby.
"Axe tidak akan mengalah dengan Ny. Hera. Dia iri sekali hahahah" Ucap seorang gadis bertubuh mungil dengan lantang. Tentu saja, ucapan nya di jawab anggukan setuju oleh yang lain nya.
"Haha... Kemarilah. Aku akan memberikan mu ciuman yang lebih banyak" Aby mengulurkan tangan nya.
Dengan riang nya, Axe berlari ke arah nya. Seperti apa yang di katakan Aby dia memberikan itu semua bukan hanya di kening nya saja tapi seluruh wajah nya pun ikut di kecup nya. Bahkan dengan gemas dia menggigit pipi gempal milik nya dan leher jenjang nya.
"Hahaha... Ini geli. Lepaskan!!!" ia mendorong tubuh Aby agar menjauh. Bukan Aby nama nya kalau dia menuruti begitu saja. Dia semakin menguatkan pelukan nya.
"Tadi kamu menginginkan nya. Maka ambillah... Cup... Cup... Cup..." yang menyaksikan tertawa geli. Axe memang mudah kesal dan bertingkah semau nya sendiri. Tetapi, saat bersama Aby dia sama sekali tak bisa berkutik.
"Rasakan!!! Bukan nya tadi kamu menginginkan nya?!" ujar Gadis kecil di samping nya kesal. Dia bahkan menjulurkan lidah nya mengejek diri nya.
"Ny.Hera... Tolong lah. Ini panas.. Akh!!! Aby... Hentikan!!!" ia memasang ekspresi memelas. Axe tau, ia tidak akan di lepaskan begitu saja.
Ny.Hera yang di mintai pertolongan langsung berdiri dengan ekspresi serius yang di buat-buat nya... "Aku tidak bisa..." dia bahkan menganggkat bahu nya tak setuju... "Al... Selesaikan semua nya. Aku akan menunggu di dalam? Oke?!..." ucapan nya hanya di balas anggukan ringan... "Dan... Axe? Berjuanglah Sayang!!! Aku akan memberimu es krim nanti..."...
Setelah itu, dia langsung melangkah pergi dengan tersenyum jahil ke arah lain nya. Axe yang melihat itu tak terima dan ingin mengejarnya. Tapi jangan lupa. Aby tak akan melepaskan begitu saja. Dia suka menggoda Axe di saat seperti ini. Sungguh terlihat lucu sekali.
Semua yang melihat itu tertawa keras karena menyukai situasi ini. Sebab, sangat jarang melihat Axe akan di goda sampai dia benar-benar kesal.
"AKH!!!! TIDAK!!! TUNGG!!!" tetapi teriakan nya tidak di hiraukan oleh Ny. Hera.
Aby menunjukkan senyuman jahat... "Tenang lah. Ini tak akan lama... Cup!!!" di cium lagi pipi kanan Axe. Dan kemudian, dia menggigit gemas pipi bulat milik nya. Lagi.
"AKH!!! AKU MENYERAH!!! INI SAKIT!!!" dielus pipi nya tak suka. Wajah nya berubah menjadi merah.
"Aby. Tahan saja dia hari ini. Dia selalu membuat masalah saat kamu tidak ada" ucap seorang laki-laki berparas manis dengan rambut panjang nya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan mereka... "Have fun for your party!!!" Axe yang mendengar itu menggeram kesal.
Aby yang melihat ekspresi nya semakin bersemangat, di acak rambut Axe kuat. Dan segera bangkit dengan menggendong nya.
"Aku akan menemui Ny. Hera. Nanti kita akan bermain bersama. Setuju!!!" di angkat tangan kanan nya cepat. Tak lupa Aby berkedip ke arah Axe sebagai isyarat, dia harus mengikuti nya.
"SETUJU!!!" Sorak mereka gembira.
xxxxxx
Aby saat ini berjalan dengan santai untuk menuju ke ruangan Ny. Hera. Sesekali dia melemparkan pandangan ke sekitar bangunan. Bisa di ingat nya kembali, terbesit sedikit kenangan masa lalu diri nya yang berlari riang sambil tertawa lepas.
"Ah... Aku rindu masa kecil..." desah nya pelan tanpa sadar. Axe yang ada di dekapan nya langsung memegang pipi nya lembut. Aby sedikit terkejut dengan tindakan nya. Langkah nya terhenti sejenak. Kini dapat di lihat nya, mata berwarna kemerahan nya menatap nya tajam namun tetap indah.
"Tapi, menjadi dewasa lebih baik bukan?" mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh anak berusia dia, tentu membuat dahi Aby mengerutkan tak percaya.
"Itu bukan pertanyaan yang akan di ajukan oleh anak seusia mu. Kamu ini. Belajar dari mana? Hm??" ia mencubit gemas hidung Axe.
"Maria. Dia yang mengatakan nya" mata nya sama sekali tak berkedip. Sungguh Aby jadi semakin gemas dengan nya. Dia itu, seperti boneka indah yang hidup. Dengan mata kemerahan nya, hidung mancung, wajah yang kecil, wajah tampan nya. Bahkan rambut berwarna coklat perpaduan merah nya sangat menawan. Aby ingin sekali menjadi diri nya.
Di saat mereka membicarakan itu mereka tak sadar, bahwa saat ini sudah sampai di depan ruangan Ny. Hera. Aby mengalihkan pandangan nya sejenak.
"Aku akan memarahi dia. Harus nya kamu tidak belajar seperti itu dulu. Sudah ayo masuk" Axe hanya mengangguk kecil. Aby yang melihat itu hanya tersenyum. Dengan cepat di putar knop pintu bergagang ular itu dengan cepat.
---------
Mereka yang ada di dalam, langsung menoleh ke arah asal suara. Tentu saja, mereka mengetahui siapa itu. Tetapi, mereka melakukan itu hanya karena reflek semata.
Badan Aby masuk dengan perlahan pandangan nya masih sibuk tertunduk untuk menutup pintu kembali.
"Hera? Apa ada makanan? Aku lapar..." ia mengoceh tanpa melihat lawan bicara nya.
Aby heran. Kenapa tidak ada suara sama sekali. Dengan cepat di lepas tangan nya dan membalikkan badan nya. Setelah itu, dia sedikit menyipitkan pandangan nya. Sebab, saat ini ada seseorang laki-laki yang tengah duduk dengan tenang di dekat jendela.
Tiba-tiba, angin berhembus pelan ke dalam ruangan. Membuat gorden yang ada jendela nya perlahan tersingkap dan mengenai wajah laki-laki itu. Dan secara bersamaan, dia langsung menatap ke arah Aby berada. Walaupun itu jauh, tapi Aby tau dia tersenyum ke arah nya. Dia segera berfikir, siapa orang itu.
Tetapi, fikiran itu langsung sirna dalam sekejap. Seketika mata nya membulat. Langkah kaki nya tidak dapat lagi di tahan. Aby segera berlari ke arah nya. Dengan Axe yang masih berada di pelukan nya. Tentu saja Aby ingat siapa itu. Ya. Dia adalah seseorang yang tak bisa di lupakan nya begitu saja. Seseorang yang sangat berarti untuk hidup nya sampai saat ini.
"RAFAEL!!" ia tersenyum riang. Melihat diri nya berlari ke arah nya. Laki-laki itu dengan segara bangkit dan langsung membuka kedua tangan nya. Menunggu Aby datang ke dalam pelukan nya dengan sabar.
"AHHH!!!!! AKU MERINDUKAN MU. MY P!!!" Aby langsung melompat ke pelukan nya. Tentu saja, laki-laki itu menangkap dengan sigap. Di saat sudah berada di dekap nya. Aby bisa merasakan aroma yang selama ini bisa membuat nya tenang. Aroma Mint yang sangat manis dari nya. Lebih manis dari semua aroma manis yang pernah di cium oleh nya.
"Aku juga. Sangat!!!" Suara maskulin nya berbisik lembut di telinga Aby.