Semua yang melihat itu membatu di tempat tak percaya dengan apa yang di lihat mereka. Enzo dapat merasakan kalau ujung bibir nya pasti sobek sekarang. Tapi meskipun situasi seperti itu dia masih bisa menampilkan senyuman terbaik nya kembali.
Lay yang mengerti maksud dari senyuman nya menjadi tambah kesal di saat dia ingin memberikan satu pukulan lagi, tiba-tiba Aby memeluk tubuh Enzo tanpa sadar.
Tindakan nya membuat semua orang terkejut termasuk Lay dan Enzo. Tapi sedetik kemudian dia tau, itu karena Aby tidak menyukai situasi yang terjadi saat ini. Karena dia dapat merasakan badan mungil nya bergetar ketakutan.
Baru saja sangat surya memancarkan cahaya nya kini sudah berubah menjadi dingin. Suasana di antara mereka menjadi diam mencekam. Enzo cukup lama menatap Lay dengan garang setelah di rasa nya cukup dia langsung menggendong tubuh Aby kedalam dekapan nya dan pergi meninggalkan mereka semua.
Tentu saja Lay tak tinggal diam dengan itu tapi di saat dia hendak mengejar mereka Ne dan Ed segera menghalangi langkah mereka.
"Biarkan saja dulu. Bukankah dia akan tetap kembali lagi?" Ne tersenyum sinis. Ucapan nya ingin di bantah oleh Alban cepat tapi di saat Lay mengangkat tangan nya dia langsung mengurungkan niat nya itu.
"Hanya kali ini!! Jangan melewati batas!!!" Lay langsung menarik tangan Yun untuk segera pergi.
Tapi bukan Yun nama nya kalau ingin menurut begitu saja... "Tidak!!! Aku ingin Aby!!!" rengek nya sambil berlari dari Lay. Mengetahui apa yang ingin di lakukan nya Alban dengan segera memeluk diri nya.
"By akan kembali. Ayo..." Meskipun dia tersenyum tetapi di setiap kalimat yang keluar tadi ada penekanan yang jelas di sana. Jelas sekali itu bukan untuk Yun tapi untuk memperingati mereka yang tersisa.
Mereka yang sedang menyaksikan semua itu hanya bisa diam seribu bahasa. Bahkan tak ada yang ingin pergi sampai Lay dan yang lain nya menghilang.
Sejujur nya dia tak mengerti kenapa tubuh nya bergerak diluar kendali seperti tadi. Sebab karena hal bodoh yang di lakukan nya itu membuat nya jadi terjebak di dekapan Enzo lagi.
Dia memutuskan membawa Aby belakang gedung uji coba yang mempunyai pohon eak yang sangat rindang. Entah karena hal itu atau apa saat ini Aby bisa mencium aroma yang manis di sekitarnya... "Ini menenangkan" batin nya terlena. Aroma itu membuat diri nya lebih tenang.
Seakan lupa dimana mereka berada saat ini Enzo semakin memperdalam pelukan nya sekarang. Tanpa sadar dia meletakkan wajah milik nya ke dalam leher jenjang milik Aby tapi baru hitungan detik Enzo melakukan itu, Aby langsung tersadar dan dengan segera mendorong tubuh nya menjauh.
DEG... DEG... DEG...
"Apa kau gila!!!" sambil mengusap kasar leher milik nya.
"Ah... Maaf..." ujar nya spontan. Entah kenapa saat ini ada sesuatu yang membuat fikiran nya tak tenang... "Apa itu?" batin nya.
Aby merasa sekarang wajah nya pasti merah karena malu. Sungguh dia mengutuk diri nya sebab kebodohan yang di buat nya. Tanpa berkata lagi, dia segera melangkah pergi.
"Aku akan memukul kepala Lay!!!" gerutu nya pelan.
Walaupun itu hanya gumaman untuk diri nya sendiri, tapi Enzo tetap bisa mendengar hal itu. Dia berbalik cepat mengikuti langkah Aby dari belakang. Tapi bukan nya ingin menarik tangan Aby, Enzo dengan penuh hati-hati langsung memeluk tubuh nya dari belakang. Hal itu sukses membuat mata Aby terbelalak karena tak menyangka dia akan seberani ini. Aby mencoba memberontak tapi kekuatan nya tak cukup kuat untuk itu.
"Aby..." ucap nya lembut... "Jangan pergi. Aku mohon..." entah karena ucapan itu dia langsung terdiam tak berdaya.
DEG... DEG... DEG...
"Lepas kan... Aku..." ucap nya terbata... "Sial!!! Kenapa kamu gagap!!!" maki diri nya.
Enzo dengan perlahan menguatkan pelukan nya lagi. Dengan suara rendah dia berkata... "Aby. Aku mohon bicaralah sebentar dengan ku. Aku tidak bermaksud apa-apa"...
DEG!!!
Aby tak bisa menjawab apapun fikiran nya mendadak kosong karena suara Enzo... "Tunggu. Aroma apa ini? Ini tak seperti yang tadi?" batin nya untuk kesekian kali nya.
"Aby. Jawab aku, Apa kamu tidak mau memaafkan ku?" perasaan nya terluka saat Aby tidak mau berbicara dengan nya sama sekali. Di tundukkan kepala nya di atas bahu Aby lemah.
"Lepaskan. Aku akan memaafkan mu" jawab nya sekena nya. Aby tau dia tak bisa berlama-lama dengan Enzo saat ini. Ada hal aneh yang terjadi setiap kali dia memanggil nama nya.
Enzo mengikuti perkataan nya... "Benarkah?..." dia langsung membalikkan badan Aby untuk segera melihat kearah nya.
"Apa ini. Aku bilang lepaskan..." Aby melepaskan tangan nya dengan kasar... "Aku sudah memaafkan mu. Jadi aku minta jangan mengganggu ku dan yang lain..."...
Mendengar itu Enzo membuang pandangan nya ke bawah... "Aku hanya ingin dekat dengan mu"...
Sungguh. Sejujur nya dia pun menginginkan itu tetapi Aby tak mau lagi berurusan dengan nya. Jadi dia tidak akan termakan omongan manis nya saat ini... "Tidak!!! Kau hanya membuat Lay marah terus. Aku tidak su..."...
"Aku juga tidak suka itu..." potong Enzo cepat. Dia tak mengerti dimana kurang nya dia daripada Lay... "Kamu hanya peduli dengan nya" dia langsung menggenggam tangan Aby dengan lembut... "Lalu bagimana dengan ku? Bukan kah aku juga teman mu?"...
Aby membisu. Dia tidak mengerti apa yang harus di jawab nya... "Jangan ragu Aby!!! Kamu harus memperjelas semua nya" batin nya menyemangati diri sendiri... "Dia lebih penting dari pada mu"...
Niatnya Aby hanya ingin membuat Enzo untuk berhenti membuat masalah yang tak berarti dengan Lay dan yang lain. Tapi karena ucapan nya yang seperti itu membuat Enzo langsung terdiam lesu. Ada rasa bersalah di hati nya, tetapi ini semua harus jelas. Cukup lama jeda di antara mereka. Dan selama itu pun tidak ada lagi suara dari nya sama sekali. Dengan memberanikan diri Aby mengangkat tangan kiri nya untuk menyentuh Enzo.
"Hei. Ehm... Apa kau baik-baik saja?" mencoba untuk tidak gugup sama sekali.
Dengan cepat Enzo melepas genggaman mereka dan menepis tangan Aby dia mundur perlahan.
"Hah!!! Kau tau, Lay itu hanya bajingan yang merepotkan!!!" sambil mendengus kesal. Dia bahkan memandang Aby dengan tatapan menakutkan. Tatapan yang belum pernah Enzo keluarkan lagi semenjak kejadian itu.
Aby terkejut dengan ekspresi wajah nya saat ini. Dia memang tak mengenal Enzo dalam waktu yang lama, tapi dia merasa tak mengenal siapa yang ada di depan nya saat ini. Entah hanya ingin menyadarkan nya saja atau Lay yang sudah di jelekkan oleh nya Aby jadi semakin sakit hati saat ini. Dia seperti di mainkan oleh Enzo sekarang.
"PLAKKK!!!!"... satu tamparan langsung mendarat di pipi milik nya.
Saat ini tangan kecil nya juga ikut merasakan nyeri di sana. Dan juga hati nya pun merasakan hal yang lebih sakit lagi. Apa itu?
Tapi bukan nya sadar Enzo malah seperti kehilangan akal... "HAHAHA... Hari ini sangat menyenang..." Ucapan nya pun langsung terputus. Sungguh dia baru menyadari bagaimana ekspresi Aby saat ini. Mata besar milik nya seakan menahan cairan itu agar tak segera keluar begitu saja.
"KAU YANG BAJINGAN!!!" teriak Aby keras. Dia tak bisa lagi menahan airmata nya. Enzo yang melihat itu langsung tersadar dengan apa yang di perbuat nya.
"Aby?... Aku..." Hati nya hancur melihat Aby menangis karena nya.
Dengan mata nya yang basah, Aby menatap nya tajam... "Aku membenci mu. Sungguh..." setelah itu dia berbalik pergi. Aby tak peduli berapa kali Enzo memanggil nya... "Kau yang bajingan!!!" maki nya sambil mengusap air mata nya.
Enzo menyalahkan diri nya sendiri. Dia tidak bisa mengejar Aby sama sekali karena ada sesuatu yang menghalangi nya.
"BODOH!!!" sambil memukul kepala nya karena kesal dengan amarah yang tak tersampaikan.