Chereads / I.O : ABIGAIL / Chapter 24 - 24. PEMBAWA PESAN

Chapter 24 - 24. PEMBAWA PESAN

"Jangan membenci diri mu. Kalau bukan kau yang mencintai nya, siapa lagi? Tidak akan ada orang lain yang akan memulainya"... NE

xxxxxx

Kini, dia mendudukkan diri nya dengan tegap. Sepasang mata nya tak melepaskan pandangan ke arah Ved yang kini terlihat sibuk. Dia tau pasti, dengan luka yang di deritanya saat ini. Pasti membuat nya merasakan sakit yang tak dapat di jelaskan begitu saja. Alih-alih merintih atau menolak perilaku dari Ved. Serigala itu terlihat patuh tanpa perlawanan yang tak pasti. Sesekali lidah nya menjulur keluar dengan suara rendah.

Di saat mata nya sibuk memandang mereka. Tiba-tiba pandangan nya beralih cepat ke arah lengan kecil milik Serigala itu. Sesuatu yang tadi ada di Mulut nya, kini sudah pindah di bawah lengan kiri nya berada. Benda itu masih memiliki noda Darah yang sudah mengering. Bukan nya mereka tidak mau membersihkan nya. Hanya saja, diri nya yang tak mengizinkan siapapun mengambil itu dari nya. Sebab di saat mereka mengeluarkan itu dari dalam Mulut nya. Mereka membutuhkan usaha yang cukup menguras tenaga.

xxxxxx

Serigala itu menderita luka gores dan satu lubang di Kaki Kanan nya. Tetapi tentu saja itu bukan masalah bagi Ved. Karena saat ini dia dengan teliti menjahit luka itu dengan cepat. Tak ingin membuat diri nya merasakan sakit yang lebih lama lagi. Di sela-sela dia melakukan itu entah kenapa fikiran nya pergi entah kemana. Jelas-jelas luka yang di derita nya itu merupakan satu tembakan yang di lepaskan oleh nya. Tetapi kenapa, Peluru yang seharus nya ada di dalam nya malah tidak ada jejak?! Dan juga siapa yang bisa melukai nya sampai seperti ini?! Bukankah di Apore itu dilarang membuat konflik dengan sesama Ras maupun bukan?! Kalau pun bisa, berarti mereka punya koneksi dengan Pemerintah?! Atau bukan?!

Seperti mengetahui diri nya sedang melamun. Serigala itu menjilat tangan nya pelan mencoba membuat nya sadar. Tentu saja itu ampuh. Dengan banyak nya pertanyaan yang tadi melayang di dalam Kepala nya. Sekarang semua itu langsung lenyap tanpa sisa. Karena Ved terhipnotis dengan lucu nya tingkah dari Ras Anjing Besar ini.

xxxxxx

Diruangan saat ini, hanya tercium bau darah dan Alkohol saja. Itu terasa terlalu sumpek dan penuh dengan ruangan yang cukup besar ini. Bagi mereka Manusia normal, pasti tentu saja langsung pingsan dari tadi. Sebab seperti tak ada kesempatan bagi mereka untuk menghirup udara lain.

Tangan nya yang lincah membuat Ved hampir menyelesaikan tugas nya. Sekarang hanya tinggal membalut nya dengan perban... "Anak Pintar... Sebentar lagi ya" Ucap nya lembut. Seakan tau maksud nya, dia meringkuk dengan tenang.

Dia yang melihat itu tersenyum pelan. Serigala itu seperti menyukai Ved. Mata nya yang berwarna Sillver itu menatap Ved penuh sendu.

"Oke sekarang sudah siap" Sambil di elus kepala nya lembut. Dia langsung menjilat tangan Ved.

Laki-laki itu melempar pandangan nya keluar. Dapat di lihat nya, cuaca yang tadi cerah sedikit demi sedikit berubah menjadi gelap. Gulungan ombak seakan berlari kencang saling kejar-kejaran ingin melihat siapa yang akan sampai duluan ke tepi.

Di lemparkan nya lagi ke sebelah kiri. Pemandangan hutan di samping nya pun berubah menjadi lebih mencengkam. Gelap dan menyeramkan, seperti memberitahu bahwa untuk siapapun yang akan masuk tidak akan di izinkan keluar dengan mudah.

"Hm... Akan turun hujan. Ved... Siapkan beberapa selimut untuk nya" Ucapan nya membuat lawan bicara nya bingung. Karena menurut nya saat ini, mereka harus membersihkan tubuh Anjing Besar yang berlumuran Darah ini.

"Tidak masalah. Itu akan hilang dengan sendiri nya. Lagipula, dengan Kaki yang terluka dia tidak bisa menyentuh air untuk sementara" Ujar nya seperti faham dengan kebingunan milik nya. Tanpa menunggu lagi, dia langsung beranjak pergi.

Serigala itu menatap ke arah nya. Laki-laki yang berada di depan nya seperti ingin menyampaikan sesuatu lagi. Tapi, sebelum itu terjadi mata nya lansung tertutup karena kantuk yang di sebab kan dosis bius yang di gunakan Ved tadi.

Tak lama setelah itu, Ved datang dengan tangan yang penuh selimut. Dia sudah mempersiapkan dua selimut tebal untuk nya... "Ah... Lebih cepat dari yang ku kira" Dengan tersenyum dia langsung segera menyelimuti nya.

Melihat senyuman nya, membuat Laki-laki itu menaikkan satu alis nya tak mengerti... "Ada apa? Apa yang membuat mu senang?"...

Mendengar pertanyaan dari nya. Senyuman itu semakin lebar... "Aku menyukai nya. Dan terima kasih karena mu sudah mau mengizinkan nya masuk" Perkataan Ved membuat nya heran.

"Kamu baru saja bertemu dengan nya. Jangan seperti Psikopat yang menakutkan" Canda nya pelan.

Itu tak membuat Ved marah atau kesal. Dia menggeleng pelan... "Ayo. Kita jadikan dia keluarga baru untuk kita" Ucap nya antusias. Setelah selesai, tangan nya membelai lembut kepala Serigala itu.

Dia sudah mengira ini akan terjadi. Karena sepanjang Ved mengobati nya. Mata nya selalu melihat nya dengan makna lain. Seperti memiliki arti tak ingin melepaskan nya dengan mudah.

Dia tak langsung menjawab. Mereka saling menatap satu sama lain dengan waktu yang cukup lama. Setelah itu, dia beranjak dari tempat nya. Dan berpaling menatap ke Laut dari balik Pintu kaca ini.

"Biar dia yang membuat keputusan. Aku fikir, dia memiliki tugas lain" Penjelasan nya membuat Ved beralih menatap Serigala itu.

Ved mendesah pelan... "Aku menginginkan nya" Suara nya terdengar sedih.

Dia tau, saat Ved menginginkan sesuatu dia harus mendapatkan nya. Tetapi, tentu saja sekarang sangat berbeda.

Dia berbalik melihat Ved. Wajah nya terlihat kecewa... "Besok tanya kan langsung dengan nya. Kalau dia tidak mau. Jangan memaksa"...

Ucapan nya di balas anggukan riang... "Hm!!!" Setelah itu Ved tersenyum, Lagi. Sungguh, dia terlihat sangat manis.

Sudah lama, mereka tidak saling berbicara seperti ini. Jadi sudah lama juga, dia tak melihat senyuman itu. Senyuman yang menjadi salah satu alasan diri nya dapat bertahan hingga sekarang. Walaupun tidak bisa di bandingkan dengan "Nya". Tetapi, Ved juga termasuk dari salah satu yang mengerti seperti apa diri nya.

-------

Pagi menyambut dengan cerah. Bahkan kicauan Burung pun terdengar merdu. Dari tadi malam, dia hanya membiarkan diri nya menatap keluar jendela. Lagi. Tak ada yang berubah, kecuali aktivitas yang akan di lakukan nya sekarang.

"Selamat Pagi Sayang? Apa tidur mu nyenyak?" Gumam nya lembut. Bahkan senyuman nya mengembang di ke dua Pipi nya.

Baru saja Sang Surya menaiki panggung nya. Terdengar deru langkah Kaki yang tergesa-gesa ke arah kamar nya. Dia tak tau Ved pernah melakukan hal itu atau tidak.

"BRAKK!!!"

Buka nya dengan paksa. Dia menoleh ke arah pintu dengan tenang. Tetapi, tidak dengan Ved yang kini nafas nya sedang terengah-engah. Seperti habis di kejar oleh sesuatu. Bahkan sekarang, dia tertunduk untuk mengatur nafas nya.

"Hm?" Tanya nya sambil memiringkan kepala.

"Dia menghilang" Ucap nya lirih. Tak kalah dengan itu, mata nya ikut berkaca-kaca.

Sudah menduga menjadi seperti ini. Dia langsung berjalan mendekati... "Bukankah dia akan melakukan itu?" Ucap nya santai seperti menaburkan garam ke luka milik Ved tanpa sadar.

Tidak suka dengan tanggapan nya, Ved langsung mendekati nya. Dan melayangkan tinju ke arah Dada nya dengan kuat... "BUGH!!! Aku membenci mu" Air mata yang di tahan nya pun, sekarang jatuh dengan cepat. Tangan nya tak berhenti untuk memukul diri nya.

Dia hanya tersenyum kecil dan segera menarik nya ke dalam pelukan. Ini bukan kali pertama untuk Ved bertingkah seperti ini. Bahkan untuk sesuatu yang belum pasti milik nya.

"Cup... Cup... Cup... Tenang nya...Ini masih pagi. Jangan menangis. Dia akan kembali kalau dia mau. Bukankah kita akan menunggu nya?" Sambil mengusap Kepala nya lembut.

Walaupun dia tau itu hanya bualan saja, tetapi Ved mengangguk setuju. Seperti yang di katakan oleh nya kemarin. Kalau dia tidak mau maka mereka tidak bisa memaksa nya tinggal. Tetapi, entah kenapa Ved sangat ingin memiliki nya. Mata yang berwarna Sillver itu seakan menghanyutkan fikiran nya.

Tetapi di saat mereka tengah sibuk menenangkan diri suara yang familiar pun terdengar sangat jelas.

"Auwww!!!!" Lolongan panjang.

Suara itu sukses membuat mereka terkejut. Tanpa fikir panjang, Ved langsung berlari mencari tahu siapa itu. Di saat dia ingin menahan Ved agar tak terburu-buru tetapi dia kalah cepat. Dan entah berapa kali pun dia memanggil nama nya. Ved seakan tak ingin amemperdulikan nya dan terus pergi dari nya.