"Rasa sakit yang kau terima. Akan mengajari mu, berapa besar arti pengorbanan"... Ogie
xxxxxx
Sudah masuk hari kedua Aby tidak masuk ke Academy. Tentu saja penyebab nya apa yang terjadi antara dia dan Enzo, membuat mood nya tidak semangat. Banyak panggilan masuk atau chat di HP nya, tapi tidak pernah di pedulikan. Bukan nya dia tidak memperdulikan Lay dan yang lain nya. Hanya saja Aby perlu waktu untuk memikirkan semua nya sendiri. Dan juga ada perasaan bersalah juga yang ada di hati nya saat ini. Maka dari itu dia butuh waktu untuk mencerna semua ini sendiri.
Ruy yang tau Aby tidak baik-baik saja hanya bisa membiarkan. Bukan berarti dia tak peduli sama sekali. Hanya saja saat dia menanyakan hal itu dengan Aby, dia cuman menjawab jangan khawatir. Tentu dia tidak bisa berbuat apapun, Ruyy hanya bisa menunggu sampai di mana waktu Aby menceritakan nya sendiri.
Saat ini Aby sedang sibuk melayani pelanggan di meja kasir. Seperti biasa, senyuman nya tidak pernah hilang saat bekerja. Aby sesekali bersenda gurau dengan mereka. Di depan nya sekarang, ada seorang Perempuan manis berambut pendek yang sedang sibuk melihat papan menu yang berada tak jauh dari atas Aby berdiri. Dia membuat ekspresi bingung dan tidak mengerti apa yang harus di pesan. Ini pasti pertama kali nya dia datang ke tempat ini.
Entah kenapa Aby merasa ekspresi nya saat ini sangat menggemas kan. Dengan tersenyum ramah Aby mencoba membantu .
"Maaf Kak? Apa saya bisa membantu memberitahu minuman recommend dari cafe kami?"...
Pertanyaan nya membuat dia salah tingkah. Bahkan wajah dan telinga nya terlihat memerah, itu sangat lucu sekali.
"Em... Maaf... Aku baru disini dan juga teman ku berkata, minuman nya juga enak..." Dia tertunduk malu.
"Ah... Tidak masalah. Saya akan senang membantu, minuman Best Seller kita. Chocolate B Shake, Macha Latte, Bluberry Ice Cream, dan Lemon B Mint..." Tawar nya ramah.
Pelanggan itu mengangguk mengerti... "Bagaimana kamu tau aku suka yang manis?"...
"Hanya tebakan saja..." Jawab nya dengan tersenyum. Tentu itu tidak susah sama sekali, karena dia terus membaca bagian Non Coffe nya saja. Saat membaca untuk minuman Coffe, dengan cepat kepala nya menggeleng tak setuju.
"Oh... Begitu. Jadi, apa yang kamu suka?" Dia terlihat lebih ceria dari sebelum nya. Tetapi, Aby merasa pertanyaan ini seperti Deja vu.
"Em... Chocholate B. Shake dengan topping Oreo dan Kismis serta Macha Latte Less Sugar. Saya suka yang manis..." Aby terlihat bersemangat.
Lawan bicara nya mendengarkan dengan tenang. Dia sangat suka melihat Aby tersenyum seperti itu... "Aku mau pesan 2 minuman itu. Aku ingin mencoba nya, jadi bisakah aku memberikan 1 untuk mu?" Dia menawarkan dengan riang.
Sungguh dia sangat menggemaskan... "Itu akan merepotkan. Berikan saja untuk teman mu" Tolak nya halus, jari-jemari nya dengan cepat menekan pesanan yang di inginkan nya. Tetapi, mata dan senyum nya sesekali menatap kearah Perempuan itu.
"Tidak. Ini untuk mu. Lagi pula, aku ingin berteman dengan mu. Bagaimana?" Pertanyaan polos nya membuat Aby sedikit terkejut... "Aduh... Kenapa harus seperti ini?" Semua yang di lakukan Perempuan itu mengingatkan nya dengan Enzo. Fikiran nya sangat terganggu
Melihat reaksi Aby, dia dengan cepat tertunduk lesu... "Maaf Aku tidak sopan. Lupakan saja..."...
Mendengar itu, Aby langsung sadar. Dengan cepat dia menenangkan diri nya... "Em... Maaf. Bukan begitu, hanya saja jam istirahat ku masih lama. Jadi, itu bisa kamu berikan untuk teman mu. Bagaimana?" Dia terpaksa berbohong.
"Oh... Bisakah yang satu nya kamu buat saat istirahat saja. Ya?? Ya?? Terimalah... Em???" Dia memohon seperti anak kecil.
"Oke. Aku menyerah. Dia sangat imut" Batin Aby... "Baik lah. Saya akan terima. Salam kenal dari ku, Aby dan terima kasih untuk mu?..." Menjeda ucapan nya.
"Lucy..." Balas nya riang.
"Oke... Terima kasih untuk Kak Lucy. Ada lagi tambahan nya?" Pertanyaan nya hanya di jawab dengan gelengan ringan... "Baiklah. Total nya, 50.0. Pembayaran nya tunai atau pakai Card?" Masih tersenyum ramah.
"Tunai saja. Sebentar..."... Sambil merogoh saku nya... "Ini?" Di berikan nya dengan sopan.
"Em... Oke. Sebentar... Tak!!!.." Bunyi laci terbuka... "Dan ini untuk struk nya. Terima kasih dan di tunggu untuk pesanan nya" Aby menyerahkan dengan sopan.
"Terima kasih. Lain kali tidak perlu formal bicara dengan ku. Dan jangan memanggil ku Kak, panggil saja Lucy. Aku akan memanggil mu Aby. Bagaimana?" Aby tidak tau, kalau dia akan secerewet ini. Untung saja hanya dia pelanggan terakhir sebelum makan siang. Jadi, tidak akan ada masalah untuk mereka mengobrol seperti ini.
"Tentu. Aku akan senang" Sambil menaikkan bahu nya ringan. Lucy langsung tersenyum dengan riang.
Ruy yang melihat itu sedikit lega. Aby terlihat lebih baik dari tadi... "Jadi bagaimana dengan pesanan nya?" Pertanyaan nya membuat mereka berdua menoleh.
"Oh iya... Aku hampir lupa. Lucy, kamu mau yang mana?" Tanya Aby sambil tersenyum.
"Tergantung kamu mau yang mana. Jadi aku bisa ambil yang satu nya"...
Aby tak tau, kenapa Lucy yang baru di kenal nya menjadi sangat santai dari beberapa menit yang lalu. Terkadang dia terlihat seperti Anak kecil dan detik kemudian menjadi dewasa.
Dengan menggeleng pelan, Aby melihat ke arah Ruy... "Buat kan dia Chocolate B. Shake nya. Dan tambahkan beberapa topping lagi. Deal?"...
Ruy tersenyum geli... "Deal!!!" Jawab nya mantap dan segera berlalu membuat pesanan.
Obrolan mereka terus berlanjut. Terkadang mereka melempar candaan untuk Ruy. Tawa mereka mengisi seluruh ruangan. Bahkan para pelanggan lain nya yang melihat itu tersenyum pelan. Tidak ada yang merasa terganggu sama sekali. Itu karena, mereka sudah biasa melihat Aby berinteraksi dengan pelanggan nya.
Kini pesanan untuk Lucy sudah selesai. Sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat nya. Tetapi, karena Ruy juga ikut berbicara jadi itu membuat nya menghentikan pekerjaan nya sebentar.
"And than sudah siap. Ini selamat menikmati nya" Sodor Ruy sopan.
Lucy dengan segera mengambil... "Aku coba ya?..." Mereka membalas dengan tersenyum... "Wah... Ini enak, aku menyukai nya. Terima kasih Aby, Ruy..." Ucap nya senang, dia terlihat menikmati minuman nya.
Tiba-tiba dering HP milik Lucy membuyarkan obrolan mereka.
"DRETT... DRETT... Sebentar ya..." Mereka membalas dengan anggukan... "Tuk... Ya? Ah... Maaf, aku lupa. Oke... 15 menit aku sampai... Bye... Tut..." Panggilan pun terputus sepihak... "Ah... Aku harus pergi. Lain kali aku akan membawa teman ku. Bye..." Lambai nya sambil berlalu cepat.
Mereka yang di tinggal hanya bisa tersenyum tanpa menjawab. Sebab, dia terlihat buru-buru.
"Aby? Kamu tau dia bukan Ras Murni bukan?" Pertanyaan tiba-tiba Ruy membuat nya mengerutkan dahi.
"Tidak. Kenapa?" Aby tidak terlalu tertarik tentang itu. Tetapi, beda hal nya dengan Ruy. Siapapun pelanggan yang mendekati nya, Ruy selalu memberitahu Ras mereka. Alasan nya hanya untuk pengetahuan baru untuk nya.
"Itu Ras Langka. Ras Kelinci Bertanduk. Kamu lihat bukan? Sifat nya yang terkadang lembut dan keras kepala membuat diri nya lebih mudah mendapat kawan dan lawan..." Mata nya menatap tajam ke arah luar.