"Rasa rindu ini menyakitkan..."... ABIGAIL ALEXANDRA
xxxx
Memang banyak hal yang masih mencurigakan bagi nya. Tetapi, untuk sekarang itu hanya bisa di kesampingkan terlebih dahulu. Walaupun para Serigala itu menjelaskan nya. Tetapi tetap saja, dia tak bisa percaya begitu saja.
Ini sudah masuk 5 hari semenjak kejadian itu. Dia masih saja memikirkan nya. Lain hal nya dengan Ved, dia terlihat lebih gembira. Tentu saja, mendapatkan teman baru setelah sekian lama hidup dengan nya. Memang hal yang tidak di duga oleh mereka. Laki-laki itu tau, bukan berarti dia tidak bahagia bersama nya. Hanya saja, ini seperti menambah kebahagian nya lagi.
Biasa nya, awal pagi Ved sibuk memasak untuk nya tanpa di makan sama sekali. Tapi, kini tidak lagi sekarang sudah ada tugas lain yang akan di kerjakan nya selain bekerja. Dimana pun Ved sedang mengerjakan sesuatu di rumah. Serigala itu selalu mengikuti nya. Mereka terlihat sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama. Tentu, itu membuat Ved sangat senang. Bahkan senyuman milik nya tidak pernah luntur sama sekali.
Sekarang mereka semua tengah sibuk di meja makan. Menikmati sarapan mereka masih sama seperti sebelum nya, Ved yang sedang makan sesekali melempar pandangan ke arah Serigala nya yang sedang makan di bawah. Dia berada tepat di samping nya. Bukan hanya dia, begitupun sebalik nya seakan tau diri nya sedang di perhatikan.
Meskipun Laki-laki itu sudah terbiasa. Tetap saja, dia hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan. Tingkah mereka sangat menggemaskan. Apalagi, terkadang Ved secara sengaja menggoyang kaki nya sampai mengenai ke arah nya. Dia tidak terlalu terusik akan hal itu. Walaupun begitu, Ved sama sekali tidak berat sebelah. Dia pun tetap memperhatikan diri nya. Di sela-sela tingkah nya yang seperti itu. Tangan nya selalu sibuk meletakkan makanan ke dalam piring nya.
Berapa kali pun dia minta untuk berhenti. Dia tidak memperdulikan nya. Karena Ved tau, makanan yang di makan nya tidak terlalu berpengaruh untuk nya. Tetap saja, dia meminta nya untuk makan yang banyak. Sungguh, dia seperti orang tua.
"Jadi? Apa kamu akan ikut dengan ku?..." Pertanyaan Ved membuyarkan lamunan nya seketika. Dia yang tidak mengerti memandang lawan bicara nya bingung.
Dengan cepat Ved meletakkan sendok nya... "Apa yang sedang kamu fikir kan? Hm?..."...
"Maaf. Hanya terlalu fokus melihat kalian saja" Jawab nya jujur. Meskipun begitu, Ved masih saja melihat nya dengan tidak percaya. Ingin mencari tau kebenaran melalui mata milik nya.
Tau apa yang akan di lakukan nya, dengan segera tangan nya mencubit pipi Ved mencoba meyakinkan... "Sungguh tidak ada..."...
Dia mengerti, Ved sama sekali tidak ingin dia terlalu sering berfikir yang tak penting. Itu semua sebab dia tak mau diri nya menjadi seperti dulu lagi. Berfikir dengan keras dan langsung mengurung diri nya dalam kegelapan.
"Jangan memasang ekspresi seperti itu. Apa kamu sama sekali tidak mendengar omongan ku dengan Gogo?..." Dia langsung menggenggam tangan nya dengan lembut.
"Gogo?..."...
Walaupun dia tidak mengerti. Tetapi, dengan cepat di alihkan pandangan nya ke arah Anjing Besar di samping Ved. Dia menatap nya dengan santai. Seakan mengerti kalau dia yang sedang di bicarakan... "Apakah nama nya?" Batin nya tak percaya... "Ah... Maaf... Aku tidak..."... Dia mengelus tangan Ved dengan ibu jari nya.
Itu jawaban yang sudah di duga oleh nya. Di saat dia ingin memarahi nya, entah bagaimana kepala Serigala itu sudah ada di pangkuan nya. Seolah-olah dia memasang ekspresi yang mengatakan... "Jangan..." Itu membuat Ved tersenyum lagi dan langsung mengelus lembut kepala nya.
Laki-laki itu merasa bersyukur. Seperti nya Serigala itu sedikit mengerti bagaimana sifat Ved. Bahkan, dia pun bisa membuat Ved tidak jadi memarahi nya.
"Kami akan pergi keluar. Aku ingin membawa nya jalan-jalan..." Jelas nya.
Tanpa menjawab, raut wajah nya sudah menjelaskan semua nya. Ved langsung mengeratkan genggaman mereka. Dia yang tau apa arti ekspres yang di tampilkan nya. Dengan seketika Ved melihat ke arah nya.
"Di sini termasuk hal yang biasa. Dan juga aku tidak mau dia seperti mu. Hanya diam dirumah berhari-hari tanpa melakukan apapun..." Cibir nya kesal.
Walaupun dia mengatakan itu, tetapi tetap saja Laki-laki itu tak marah. Karena itu bukan pertama kali nya dia mengatakan nya. Itu sudah ke sekian kali nya tanpa bisa di hitung lagi.
"Oke... Aku mengerti. Gogo... Aku ingin berbicara sebentar"... Tanpa menunggu Ved membuka mulut nya. Dia langsung mencubit hidung nya sekilas dan langsung berlalu. Di ikuti dengan Serigala itu di belakang nya.
------
Saat dia sudah sampai di kamar nya. Hal pertama yang di lakukan oleh nya adalah langsung pergi ke arah lukisan besar itu.
"Sayang? Aku kembali..." Dia tersenyum dengan manis.
Setelah itu, dia membalikkan badan nya. Dan menatap ke arah luar jendela. Tidak beberapa lama, Anjing besar itu datang menghampiri nya. Dia berhenti tak jauh dari nya dia berdiri. Serta memberi jarak diantara mereka.
"Dia terlihat senang bersama mu..." Ucapan nya dengan pelan... "Aku hanya berharap kau bisa menjaga nya. Walaupun aku tidak bisa mempercayai mu sepenuh nya. Asalkan Ved bahagia, tidak masalah bagi ku. Tapi, kau harus tau ada harga yang harus di bayar untuk itu..." Dia langsung berbalik memandang lawan bicara nya dengan tajam.
Dia tau, itu adalah sebuah peringatan untuk nya. Seketika di ubah wujud nya menjadi manusia... "Aku mengerti Tuan..." Tunduk nya sopan.
Dari awal dia sudah tau, ada yang berbeda dari Laki-laki ini. Walaupun berapa kali di peringatkan oleh Keluarga nya. Dia tak peduli, tapi setidak nya sekarang dia tau. Pemilik rumah nya bukan orang biasa.
Setelah mendengar jawaban nya. Tiba-tiba jantung nya berdegup dengan kencang. Udara yang berada di sekitar mereka langsung berubah menjadi sedikit. Laki-laki itu terhuyung kebelakang. Melihat dia seperti itu, Gogo dengan spontan ingin berjalan mendekati nya. Tetapi, dengan cepat di tahan oleh nya.
"Pergi lah. Jangan buat Ved menunggu dan bilang dengan nya tak perlu pamit dengan ku. Apa yang kau lihat sekarang, tak perlu kau sampaikan dengan nya..." Jelas nya mencoba menahan diri. Mendengar itu Gogo pun hanya bisa menunduk dengan sopan dan segera berlalu pergi dari sana.
"Dia menakutkan..." Batin nya. Apa yang di lihat oleh nya sungguh menyeramkan. Apalagi dengan apa yang di rasakan nya barusan dada nya pun ikut merasakan sesak.
Di saat yakin tidak ada lagi orang di sekitar nya. Dia menatap tajam ke arah lukisan yang berada di samping nya.
"Akan ku bunuh kau!!!" Dia menahan erangan nya. Kini tampilan nya berubah. Yang awal nya hanya mata nya menjadi warna merah pekat. Sekarang taring panjang nya pun ikut keluar cepat.
Seketika, hawa tubuh nya mengeluarkan warna hitam gelap.
"SIAPA DIA??? RAPHAEL!!! AKU PASTI MEMBUNUH NYA!!!" Teriak nya marah. Suara nya membuat bangunan kamar nya retak. Laki-laki itu tau, perasaan yang menyakitkan ini ada yang tidak beres dengan "Dia".
Tidak menunggu waktu lama, seseorang muncul tepat di belakang nya... "Aku akan menjelaskan nya..." Suara nya memenuhi seluruh ruangan.
Laki-laki itu sama sekali tidak terkejut. Dia malah menatap garang ke lawan bicara nya... "AKU PASTI AKAN MEMBUNUH MU!!!" Rahang nya mengeras karena menahan amarah.