Chereads / Chibi Tenshi / Chapter 9 - Persiapan

Chapter 9 - Persiapan

Namaku Haruka, saat ini aku bekerja di kedai kopi Tada di tokyo. Aku berasal dari keluarga yang pas-pasan. Ayah dan ibuku sudah meninggal sejak aku berumur 10 tahun. Aku di asuh oleh nenek dan nenekku meninggal saat aku masuk SMA. Aku tinggal di kota kecil sebelah barat Tokyo dan sebut saja di sini sebagai surga wibu~

Surga ya hmm ....

Bisa di bilang para cosplayer sering berkumpul untuk coplay dan membeli kostum di sekitar sini.

Aku pernah mengikuti komiket di musim panas, namun aku bukan doujinshi. Aku hanya memerankan beberapa karakter anime favorit. Waktu itu, aku diajak oleh temanku, Hajime bersama timnya. Kebetulan aku juga sedang libur bekerja, akhinya aku bersedia mengikutinya.

Percakapan pesan waktu itu:

"Hajime ... aku ...."

"Apa?" Hajime menjawab pesanku.

Haruskah aku menceritakan soal itu? Tapi, "Aku tidak bisa tidur hari ini ...." Aku hanya membalasnya seperti itu.

Tampaknya Hajime belum tidur jam segini.

Dia sering begadang menekuni hobinya.

Dia membuat sebuah komik dan nantinya akan dia jual di acara komiket. Aku tidak tahu tanggal tepatnya komiket itu kapan tapi, sekarang sudah musim panas harusnya agak dekat dengan tanggal-tanggal belasan ini.

Kling!! Bunyi pesan masuk, Hajime menjawabnya lagi.

"Haruka, bagaimana kalau di komiket musim panas nanti kau ikut?"

"Seru loh!"

"Aku ingin kamu bercosplay juga."

Tentu saja aku kaget, selama ini aku tidak pernah merasakan bagaimana bercosplay itu, apa seru apa asyik apa gimana? Lagian aku tidak sering berdandan. Itu pun pakai make up seadanya.

Tapi, kapan lagi aku bersenang-senang seperti ini? Pikirku.

Aku bilang pada Hajime kalau akhir pekan aku libur.

Kostum cosplay itu kan mahal, aku mungkin tidak mampu membelinya.

Kami berdua akhirnya berganti dari berbalas pesan ke telepon. Hajime bilang, "Beres apa kata nanti. Yang penting kamu senang pas aku ajak." Jelas Hajime dengan yakin.

Aku masih bingung.

Apa yang akan terjadi di akhir pekan nanti?

Sementara aku tidak bisa tidur malam ini.

....

Aku mencoba mengedip-ngedipkan mataku, dan berharap bisa tidur, pertama kalinya aku berkenalan dengan Hajime beberapa tahun yang lalu .... dia adalah seseorang pecinta anime.

Dia kini begadang menyelesaikan proyeknya untuk komiket musim panas nanti.

Kenapa aku jadi tidak sabar untuk menantikan acara komiket musim panas itu?

****

Beberapa hari pun berlalu ....

Aku mengikutinya untuk pertama kalinya.

Hajime gagal untuk sebuah proyek komiketnya namun, itu tidak akan menyurutkan semangat juangnya. Dia gagal hari ini tapi, dia akan berhasil suatu saat nanti.

Lalu, di komiket musim panas tahun depan ....

Mungkin inilah pertama kalinya yang namanya debut bagi Hajime.

Dulu aku hanya bercosplay untuk membantu Hajime promosi saja, karena Hajime sendiri sering menolongku.

Tapi, tidak untuk kali ini.

Dan di komiket tahun ini ....

Siapa sangka, di antara ribuan manusia yang ada di festival komiket di musim panas itu, aku menemukan seseorang yang tidak biasa ....

Auranya berbeda dengan orang biasa, dia bukan roh jahat maupun roh yang bergentayangan seperti yang dulunya sering aku lihat. Dia memiliki akal secerdas manusia ... auranya di liputi cahaya kemilauan bak peri yang turun dari negeri kayangan.

Dia menuju ke arahku ....

Dia adalah ....

________

[Seminggu sebelum festival komiket]

Persiapan oleh Hajime dkk.

"Etto ... minna-san, kali ini aku membawa temanku ... Yosh! Perkenalkan namanya Haruka." Hajime membawaku ke sebuah kafe elit dan berkenalan dengan teman-teman cosplayernya.

"Aku. Salam kenal." Aku segera membungkukkan badan mengenalkan diriku di depan semuanya dengan sopan. Mereka adalah teman-teman Hajime yang sering ikut event komiket dan riwayatnya pernah gagal proyek tahun lalu.

"Salam kenal, aku Yuria." Dia anak perempuan yang imut. Ternyata Yuria masih berumur 18 tahun. Sepertinya dia yang paling mudah di sini.

"Salam kenal, aku Itsuki." Dia pacar Yuria, umurnya 20 tahun.

"Aku Megumi, 23 tahun. Salam kenal." Dia pro cosplayer Megumin, dia harusnya tahun lalu ikut proyek lain tapi gagal memang jodohnya jadi cosplayer aja.

Lalu ... "Salam kenal, aku Hisana 26 tahun."

Setelah kami semua berkenalan, kami duduk. Aku duduk di dekat Hajime. Kami semua membahas project yang akan dikerjakan.

Kami berencana memerankan karakter dari Blend S.

....

"Yosh sudah kita putuskan!" Kaname mengatakannya dengan semangat.

-Maika diperankan oleh Megumi

-Kaho diperankan oleh Haruka (aku)

-Miu diperankan oleh Hisana

-Mafuyu diperankan oleh Yuria (karena kecil dan imut)

Hideri diperankan oleh Itsuki (pacar Yuria jadi trap)

Kouyou diperankan oleh Kaname, dan

Dino diperankan oleh Fubuki teman satu klub Hisana di kampus, namun dia belum datang.

....

"Baiklah kita bertemu di depan kafe terlebih dahulu kemudian ke aula bersama-sama. Kalau ada yang datang duluan, silakan di kabari lewat chat ya."

"Ano ..., aku belum punya nomor kalian semua." Aku hanya mempunyai nomor Hajime.

"Kalau begitu kita tukeran kontak, yuk." Ajak Hisana padaku dia menyodorkan smartphone dan menggoyangkan scan code QR ku.

Akhirnya semuanya mengikutinya.

....

"Jya, minna-san. Sampai jumpa di komiket ya." Hajime melambaikan tangan berpisah dengan teman-temannya.

Aku terpaksa pulang dengan Hajime karena rumah kita berdekatan, di Manseibashi Bridge.

Hajime adalah teman sekelas di SMA-ku dan betapa kelamnya pertemuan kita dulu.

Kemampuan spiritualku masih terasa sampai sekarang bahkan jauh lebih kuat sejak aku berlatih di tempat Mikasa.

....

Saat kita sampai depan rumah masing-masing, kami berpisah dengan salam yang biasa.

"Jyaa~ Hajime ...."

"Jyaa~ Haruka ...."

Ah~ ternyata hanya sebiasa itu tapi, setidaknya .... "Ano, Hajime ...." Aku lupa mengatakan sesuatu padanya.

Sebelum hajime masuk rumah dan hendak membuka gerbang pintu kecilnya, dia menoleh padaku begitu aku memanggilnya.

"Ada apa Haruka?" tanyanya heran dengan wajah biasa.

"Semangat untuk proyek kali ini." Aku ingin menyemangatinya dari lubuk terdalamku. Semoga proyek kali ini tidak mengecewakan lagi

Hajime tersenyum tipis padaku, dia membenarkan kacamatanya dengan sikap kerennya lalu dia mengacungkan jempolnya dengan tanda sip, "Ya, pasti."

Aku ikut tersenyum tipis juga.

"Terima kasih, Haruka."

Lalu, kami masuk ke rumah kami masing-masing.

Seperti biasa ....

Aku tinggal sendirian, rumah ini sangat sepi. Aku punya kemampuan melihat roh dan konon katanya itu adalah kemampuan spiritual.

Jika saat perkenalan itu, aku menceritakannya pada teman-teman Hajime yang wibu, bahwa aku memiliki kemampuan seperti ini ... bagaimana reaksi mereka, ya?

....

Aku menyadari aku bukan orang biasa ....

Akan melelahkan jika kemampuan ini terlalu memikat perhatian banyak orang, lebih baik aku tidak mengatakannya.

Terlebih lagi, Mikasa sekarang sudah menjadi Onmyouji yang hebat.

Kurasa teman-temanku sekarang sudah semakin banyak.

****

"Oh~ sudah malam ya ...." Hanya suara jangkrik di kegelapan yang tersisa di musim panas.

Aku mulai tidur di malam hari, tak sabar menyambut hari esok yang menyenangkan seperti biasa (hidupku sudah tak sekelam dulu ...)

Saat itu ....

Terdengar bisikan di telingaku ....

Lagi-lagi, suara itu, suara yang tidak asing ditelingaku ....

Namun, aku tidak pernah mengenalnya ....

"Sebentar lagi kita akan bertemu ...."

________

Siapa itu?

To be Continued