Sejak terakhir kalinya hari itu ....
Siapa yang memanggilku tadi?
Siapa?
Sama seperti sebelum komiket di tahun lalu ....
Apakah diriku yang lain yang ada di dalam tubuhku ini?
________
Jauh sebelumnya di waktu SMA, aku pernah bertanya padanya, "Nee, Hajime ...."
"Apa?" Dia segera meresponsnya pelan.
"Kamu benar-benar mewujudkan cita-citamu sebagai doujinshi ya." Tanyaku yang terbilang sedikit aneh tapi, itu adalah hal yang ingin dia wujudkan setelah lulus SMA.
"Ya, tentu saja. Jika di komiket nanti, komik kolaborasiku dengan kakak laku keras, aku akan membuat debut dan akan merilis serialisasi." Itu jawabnya, dan aku bersedia membantunya.
"Hm, kurasa kau pasti bisa." Aku dengan memasang senyum penuh keyakinan mendukungnya.
Dia membuat komik dengan kakaknya yang dua tahun lebih tua darinya.
Tahun lalu, bisa dibilang komiknya bisa dibilang laku terjual begitu banyak dan dia anggap sebagai proyek gagal karena dia pikir benar-benar rugi saat melihat hasil penjualannya.
Kali ini dia mengajak kakak perempuannya untuk berkolaborasi!!
Apa daya aku-
Yang hanya manusia biasa karyawan kedai kopi ini ....
Tidak punya cita-cita untuk mewujudkan hal-hal seperti itu.
Bahkan aku kerja di sana, awalnya berkat Yuji mengenalkanku pada ayahnya.
Yuji sendiri sekarang kuliah dan mengambil jurusan hukum.
Dia tertarik mengambil jurusan itu semenjak lingkungan dekat rumahnya sering terjadi percecokkan rumah tangga.
Keluarga Yuji sendiri adalah keluarga yang harmonis. Namun, beberapa kisah tetangganya kerap kali berujung dengan masalah ketidakadilan dan sering banyak pertimbangan yang meragukan.
....
Saat itu setelah Hajime bercerita banyak, "Jyaaa~, Haruka." Tak kusangka sudah sampai depan rumah Hajime.
"Hm, mata ne (sampai jumpa)." Aku mengucapkan dengan senyum lembutku. Sudah sangat sering berangkat dan pulang sekolah bersama Hajime.
Aku pulang dengan membawa rasa senang di hatiku.
Entah kenapa aku rindu masa-masa itu.
****
Apa yang kupikirkan kemarin ....
Ternyata teman-teman Hajime itu seru dan baik ya, kupikir bakalan seperti orang tidak normal.
Duh ...! Bagaimana aku pergi ke komiket menggunakan ini ya? Aku gugup sekali.
Seumur hidup aku tidak pernah menghadiri acara-acara heboh seperti itu bersama teman-teman.
*Hanya pernah datang bersama Hajime seorang yang sudah seperti keluarga sendiri.
....
"Hah~ besok aku aku ada shift malam ya ...." Baiklah, aku harus bersemangat!! Tak peduli hidupku semenyedihkan apa, aku harus terus bersemangat.
Keseharianku bekerja di kedai Tada bisa dibilang cukup melelahkan. Terlebih lagi, saat pulang dari bekerja, aku meyempatkan waktu untuk ke rumah Mikasa melatih kemampuan payahku.
Lalu, karena saking payahnya diriku ini ... di umur segini, aku masih saja menjomblo.
Padahal di luar sana, teman-temanku sudah ada yang pacaran dan menikah, bahkan Mikasa sendiri. Kurasa aku bukan perempuan yang punya sisi menarik.
Kapan ya aku bisa mendapatkan orang yang tepat untuk hidup bersamaku ...? Apa iya, aku harus bersama Hajime? Kurasa dia sudah punya cewek tipe idealnya, kami hanya sebatas teman dan tetangga saja.
Yuji juga punya pacar, dan dia juga pernah mengajak pacarnya ke kedainya.
Mikasa tak lama lagi akan dijodohkan oleh seorang kesatria pedang yang menjadi onmyodo (dulunya seorang samurai tapi, bukan samurai yang bunuh-bunuh orang kayak di film-film loh, ya cuma orang ahli pedang aja).
'Aku ingin memohon, aku ingin punya pacar dan tidak menjomblo lagi ....' Tapi, sekencang apa pun aku teriakan ini, dan walaupun aku memohon sekarang, tidak mungkin Tuhan langsung mengabulkannya, Iya kan!?
Sudahlah tidur saja!!
****
Seminggu kemudian.
Di aula depan gedung yang di pakai acara komiket (tempat ketemuan yang dinamai base).
"Eh, gak jadi di depan kafe?" chat masuk dari Yuria yang akan menuju kemari.
Hajime: "Tidak. Cepatlah ke sini minna-san, aku sudah tiba bersama Haruka dan Onee-san."
Yuria: "Baiklah. OTW!" dengan emot kawaiinya.
Fubuki: "OK."
Tak lama kemudian, kami semua bertemu.
Aku memperkenalkan diri untuk kedua kalinya karena ada Fubuki ....
"Aku Haruka, salam kenal." Aku memperkenalkan diri dengan begitu sopan.
"O-oh, salam kenal. Aku Fubuki, 27 tahun." Dia terlihat dewasa, pantesan sih, umurnya juga sudah tua.
Hajime dan kakaknya masuk ke aula terlebih dahulu karena mempersiapkan bukunya di Stand. Mereka berdua bertekad kali ini harus berhasil!!
Aku, Hisana dan Yuria pergi ke toilet cewek karena akan berganti kostum.
Sementara Fubuki dan Itsuki pergi ke toilet cowok.
Megumi sudah memakai kostum duluan, ia datang dengan naik mobil (anak orang kaya nan tajir).
Ketika semua sudah berganti, kami berkumpul merapat dan memulai aksi kami di komiket.
"Huaaa~" Tak terasa baru beberapa menit saja setelah pembukaan komiket dimulai, stand milik Hajime dibanjiri banyak orang.
Aku menyempatkan waktu sebentar untuk membantu Hajime melayani pembeli.
....
"Nee, nee, foto yuk." Ada yang mengajakku foto.
"Kak, boleh minta foto bersama?" wah kali ini diajak foto bersama Hisana dan Yuria.
Hmm ... ternyata cukup seru juga acara seperti ini.
Pantas dibilang surga para wibu di kota ini.
Acara yang penuh lautan manusia ....
Ketika kami mulai lelah, kami beristirahat sebentar di pojok gedung.
"Aku beli minuman dulu ...." Kata Fubuki, "Minna-san ada yang mau titip?"
"Aku, belikan orange juice." Kata Hisana sembari memberikan uangnya ke Fubuki.
"Aku ke Itsuki dulu." Kata Yuria yang kemudian berlari ke stand Hajime, karena Itsuki ada di sana.
"Megumi dan Haruka bagaimana?" Fubuki bertanya pada kami berdua.
"Boleh aku ikut? Aku ingin membeli sesuatu di sana ...."
"Oh baiklah."
Akhirnya hanya Megumi yang masih menunggu di sini. Sementara aku pergi ke mesin penjual otomatis bersama Fubuki.
"Haruka-san mau beli apa?" tanya Fubuki dengan sangat perhatian padaku.
"Hmm ... aku ingin membeli snack di sana ...." di toko dekat mesin penjual itu.
"O-oh ayo, aku antarkan." Kata Fubuki dengan sangat perhatiannya dan senyumnya yang ramah.
"Te-terima kasih." Aku agak gugup yang saat bicara dengannya.
Fubuki baik sekali. Aku membeli beberapa snack untuk di makan bersama teman-teman (masa' iya beli cuma 1 doang, yang lain pasti mau icip-icip juga).
Fubuki menunggu di luar toko.
Ketika aku selesai berbelanja snack, aku merasa di buntuti seseorang dari dalam toko itu.
Langkah kakinya mendekat, seperti orang yang menatapku ....
Semakin dekat! Kemudian secara terang-terangan menghadangku!
Aku terkejut hingga kresek belanjaanku jatuh.
APA YANG AKAN ORANG INI LAKUKAN PADAKU!?
________
Dia yang kutemui waktu itu ....
Auranya berbeda dari manusia biasa ....
Semua orang tidak akan menyadarinya, jika aku ceritakan aku punya kemampuan sejenis ini ... mungkin cerita ini akan terdengar seperti bohongan?
Ya, mungkin beberapa orang takkan percaya ketika aku menceritakannya ...!
Tapi, orang itu benar-benar mengenalku sebelumnya ....
Langkah kaki seseorang yang asing mulai mendekatiku, seketika dunia hening.
Orang yang datang menghampiriku ini ... bak peri yang datang dari negeri kayangan.
Sebut saja dia yang datang padaku ini adalah seorang ....
MALAIKAT!!
****