Aku merasa dia mengawasiku sejak aku berjalan memilih snack di sini, makanya aku tidak bisa lama-lama. Aku ingin segera keluar setelah aku membelinya ....
Di luar ada Fubuki, aku bisa langsung menghampiri dia ....
Perasaan macam apa ini?
Langkah kaki itu tiba-tiba dengan cepat menghampiriku, kemudian ....
Laki-laki dengan pakaian serba putih menghadangku yang tengah keluar toko ini.
Kresek belanjaanku terjatuh karena aku sangat terkejut dengan situasi ini.
"APA-!?"
Dia seorang pria dengan pakaian serba putih layaknya kostum seorang malaikat yang turun dari langit. Membentangkan sayapnya.
Tapi-
Perasaan macam apa ini? Auranya berbeda dari manusia biasa ....
Semua orang tidak akan menyadarinya, jika aku ceritakan aku punya kemampuan sejenis ini ... mungkin cerita ini akan terdengar seperti bohongan? Ya, mungkin beberapa orang takkan percaya ketika aku menceritakannya ...!
Langkah kaki seseorang yang asing mulai mendekatiku, seketika dunia hening.
Orang yang datang menghampiriku ini ....
Apa dia sedang bercoplay juga? Pikirku, karena dia memandang wajahku dengan sangat.
Perlahan mendekatkan wajahnya ke arah wajahku.
"Siapa dia?" gumamku, yang tadinya terbelalak kini mulai menyempitkan mata.
Kulihat kanan kiri orang di sekitarku, mengapa mereka berhenti bergerak? Apa jangan-jangan ini sihir?
Kukira dia adalah salah satu pengguna kemampuan spiritual yang lain yang hendak beradu kekuatan denganku.
Aku mengedipkan mataku sebanyak dua kali setelah menengok sekitarku kemudian kembali menatapnya dengan penuh ketegangan. Aku takut untuk bersuara ....
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Dia mulai mendekatiku, semakin dekat ....
"Pria ini, apa-apaan dia ...?"
Kulihat Fubuki juga berhenti bergerak!
APA INI ILUSI!?
ATAUKAH INI NYATA KARENA SIHIRNYA?
Aku menelan ludah dihadapannya, kembali menelan ludah saat menatapnya, kemudian mengambil langkah mundur dengan gemetaran tubuh ini karena ketakutan.
Walau dia tampan ... tapi ... aku merasa ketakutan, seperti di hantam oleh kekuatan besar dari dalam dirinya.
Namun kenapa hanya aku yang bisa bergerak!? Aneh.
Aku perlahan mundur dan akhirnya terpojok.
DINDING! Dinding ini menghalangi langkahku! Segera ia melakukan kabedon.
Orang setampan ini melakukan kabedon padaku, harusnya aku bangga namun kenapa aku malah ketakutan ingin lari.
Sayap di belakang tubuhnya apa itu nyata? Apa tadi apa orang seperti ini masuk toko?
Aku heran!?
Apa dia ini makhluk astral atau apa ...?
Dia melakukan kabedon dengan wajah tampannya yang memandang serius padaku. Namun, aku tengah mencari celah menghindari suasana ini.
[BUKAN KOMEDI ROMANTIS NIH! GAWAT!!]
Bahkan aku tak sempat mengambil kresek belanjaanku yang jatuh tadi.
-Tak ada celah untuk menghindari kabedon ini! Dia semakin dekat hampir satu inci di depanku-
Tiba-tiba, wajahnya yang tadinya serius kini murung dan tampak sedih.
Kemudian butiran air mata menetes ke dadaku dari pipinya.
"Eh?" celetukku pelan, sembari memandangnya gelisah.
Kemudian dia memelukku, dan memanggil nama seseorang "Miki-"
Aku mulai memandangnya malas, jangan-jangan nih orang udah diputusin pacarnya yang mirip aku (yang memerankan Kaho) palingan cuma salah paham-
"Miki ...." Ucapnya pelan dengan penuh tetesan air mata dan pelukannya semakin erat.
"Maaf, Anda siapa? Bisa tolong lepaskan saya?" Aku meminta untuk melepaskan pelukan ini.
"Miki-"
"Oi, lepaskan! Sakit tahu!!" Aku terpaksa mengelaknya. Aku bermaksud menghindari sentuhannya.
"Kamu beneran Mik-"
Belum sempat dia berkata lebih fantastis lagi, aku memotong perkataannya, aku butuh kejelasannya.
"Maaf, saya Haruka. Anda siapa ya? Dan Miki itu siapa ya?" kenyataannya aku memang Haruka bukan Miki seperti yang dia panggil.
"Tapi, kamu mirip sekali dengan Miki, bahkan auramu ...." Saat menatapku, dia merasa seperti teringat seseorang dari auraku.
"Aura?" Hmm ..., "Maksud Anda apa ya?" Aku sangat heran tapi, aku meresponsnya karena ingin tahu.
"Benar, aku mengenalmu. Kamu dulunya Mikio."
"Mikio?" tanyaku pelan
Apaan sih maksud dia? Aneh!
"Tolong jangan menganggapku aneh, mungkin dirimu yang sekarang lupa denganku." Katanya dengan spontan keluar dari mulutnya.
Padahal aku tidak mengucapkan sesuatu, apa kata batinku terdengar olehnya?
"Tentu saja aku mendengarnya." Jawabnya singkat dengan ekspresi tenang dan biasa saja.
Kalau begitu kamu bisa telepati?
"Aku sudah bilang, aku tahu tentangmu." Jangan-jangan suara itu ....
Suara yang memanggilku dalam mimpiku ....
Kalau begitu kamu siapa? –Aku terus berbicara dengan menggunakan kata batin-
"Aku Hidan," dia mulai memperkenalkan diri, dan "Kekasihmu di surga." Tambahnya.
EEEEEEEEEEEEEEEEEEH!?
"Ma-maksudmu di surga? Be-berar-ti kau sudah mati? Ja-jadi kau adalah hantu?" aku terkejut begitu mendengarnya, seumur hidup baru kali ini aku mendengar perkataan sebagus dan terasa sesedih ini.
Namun, dia hanya tersenyum tipis menanggapi perkataanku.
Dia perlahan menjauh mengambil kresek belanjaanku.
Sayapnya memudar, kemudian dia memberikan kresek itu padaku.
"Sampai berjumpa lagi, Miki- ah, Haruka."
Dia menghilang sekejap mata!
CLING! "Loh, ke mana dia?" Bagai sihir yang menghilang begitu saja.
Kemudian dunia mulai bergerak kembali.
****
Aku keluar dari toko tersebut ....
Aku melamun masih memikirkan seorang pria bernama Hidan tadi.
"Haruka ... Oi-Haruka!" eh ternyata Fubuki memanggilku.
Aku segera menghampiri Fubuki dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa.
"Ada apa Haruka? Kau tadi terlihat linglung." Tanyanya dengan sangat perhatian.
"Umm ..., enggak ada apa-apa kok." Jawabku dengan sedikit memasang senyum tipis supaya Fubuki tidak terlalu khawatir.
"O-oh begitu ya." Tapi, aku malah membuat Fubuki khawatir ... dilihat dari raut wajahnya yang masih mengerutkan alisnya.
"Iya, ayo kembali." Ajakku sambil mengembalikan semangatku.
****
Aku membagikan sejumlah snack pada teman-teman. Fubuki membagikan minuman titipan teman-teman.
"Ini, ayo dimakan."
"Wah, terima kasih Haruka-san." Kata Megumi kegirangan.
"Ehehe, sama-sama."
Kemudian Hajime dan Itsuki keluar "Loh, Hajime sudah selesai jaga stand?" tanyaku untuk memastikannya.
"Ah, belum juga sih. Kali ini semakin banyak saja yang antri. Rasanya tidak enak aja aku terus-terusan meninggalkan kakak atau pun temanku." Terangnya dengan sedikit lelah.
"O-oh." Aku menjawabnya biasa tapi tampaknya, proyeknya kali ini sukses keras.
"Jadi Yuria deh yang gantikan." Jawab Itsuki yang mukanya lucu ketika menjadi trap // inginku tertawa namun takut dosa.
....
Setelah istirahat sebentar, kami melanjutkan kegiatan kami.
"A-ano, bolehkah aku membantumu?" Celetukku menawarkan diri.
"A-ah, boleh saja kok." Jawabnya dengan santai.
"Yosh!" Dia tampak bersemangat saat melanjutkannya kembali.
Entah kenapa rasanya ketika aku yang dekat dengan Hajime yang bersemangat ini rasanya seperti getaran cinta. Apakah aku sedang jatuh cinta padanya? Karena sejauh ini aku belum melihat Hajime dengan ekspresi yang penuh semangat.
Saat dia tersenyum ceria ... ekspresinya seperti orang yang sangat menginspirasi, itulah Hajime yang aku suka.
Ta-tapi ....
Seseorang yang tampan bak peri yang turun dari negeri kayangan, tadinya itu siapa ya? Dia menyebutku Miki, Mikio ... dan dia tampak bersikeras bertemu denganku lagi.
Sungguh pertemuan tak biasa ....
Dengan sosok makhluk seperti manusia yang auranya berbeda denganku ....
****