Di tengah suasana suasana ini, dia mengatakan sesuatu yang membingungkan untuk kujawab dengan wajah yang setenang ini.
Tubuhnya saat melakukan kabedon begitu dekat (kurang lebih 10 centimeter dari tubuhku).
Membuat wajahku memerah karena tersipu malu ....
....
"Izinkan aku tinggal di sini selamanya ...."
Kenapa dia bisa mengatakannya dengan wajah setenang ini?
"A-anu, bukankah ini terlalu dekat?" Jantungku tiba-tiba berdegup kencang karena suasana ini.
Kemudian dia menyentuh rambutku yang basah, mengelus kepalaku dan dilanjutkan dengan memegang daguku yang sedikit di dongakkan ke wajahnya.
"Kau ..., membuatku bergairah."
"...."
"Sudah bertahun-tahun aku ingin memandang wajahmu untuk kesekian kalinya, Miki-"
"...."
"Ah, maaf namamu Haruka. Aku belum terbiasa." Dia segera melepaskan kabedonnya kemudian memalingkan pandangannya. Segera setelah itu, dia melangkah mundur menjauh dariku.
"So-soal yang tadi, lupakanlah aku hanya ingin melihat-"