Chereads / Lucy's F(r)iend / Chapter 5 - Pemburu Iblis

Chapter 5 - Pemburu Iblis

[LUCY]

Aku mengetuk pintu dengan keras dan berteriak.

"Buka pintunya. Cepat!"

Pintu pun terbuka.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat panik?"

"Kita harus pergi dari sini. Bereskan barang-barang yang perlu kau bawa."

"Tapi, kenapa?"

"Jangan banyak tanya, lakukan saja!"

"Baik."

Sial! Aku tidak tahu harus pergi ke mana?

***

"Apa? Pemburu iblis? Aku baru tahu itu."

"Aku juga baru tahu dari manusia iblis yang aku temui sekarat di tempat pembuangan."

"Kau bukannya hanya keturunan Hybrid saja? Kenapa harus lari?"

Aku lupa, kalau aku belum memberitahu siapa aku sebenarnya.

"Apa salahnya kita waspada. Ini demi keselamatan kita juga."

"Kau benar."

Kami berjalan menuju halte bus. Menunggu bus datang, lalu naik.

***

'Ckiiiitt...'

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba bus mengerem mendadak. Ada seseorang yang masuk melihat ke arah penumpang satu persatu.

Ternyata di luar juga ada beberapa orang berpakaian sama seperti orang ini.

Mereka siapa?

"Kau. Ikut denganku."

"Apa? Apa salahku? Siapa kau?"

Ada satu penumpang yang ditarik paksa.

"Lepaskan aku!"

"Lucy, aku takut."

"Tenanglah, aku ada di sini."

Ada satu orang lagi yang masuk ke dalam bus. Namun, di kerah jubahnya terdapat corak putih keemasan.

"Kapten, aku mendapatkan satu Hybrid di sini."

"Bagus."

"Apa yang akan kau lakukan padaku? Kenapa kalian bisa tahu aku seorang Hybrid?"

"Diam, kau monster menjijikkan!"

"Apa kau bilang?"

Tiba-tiba dia berubah. Sedikit membuat bus berguncang.

"Lucy..."

Wanita ini mengeratkan pelukannya padaku.

Monster itu menghancurkan bagian depan bus, lalu kabur.

"Kejar dia!"

"Siap, Kapten."

Aku merasakan aura ketakutan dari semua penumpang di sini.

"Tenang. Kami hanya akan menangkap seorang hybrid. Bukan manusia biasa seperti kalian."

Jangan-jangan mereka ini?

"Kami adalah pemburu iblis. Dan kami di sini akan menyelamatkan kalian dari gangguan para hybrid itu."

Tiba-tiba dia melihat tepat ke arahku.

"Kau! Diam di sana!"

Sial! Aku ketahuan.

Aku bangkit dan membawa Luna pergi bersamaku. Kami keluar lewat pintu belakang.

"Hey! Jangan lari!"

Kami berlari secepat mungkin. Namun, ada sepeda motor yang menyalip kami dan menghalangi jalan kami.

"Jangan melawan, maka kami tidak akan menyakiti kalian."

Sial, kami terpojok.

"Kapten, sepertinya yang wanita bukan seorang hybrid."

"Aku tahu. Nona, lebih baik kau jangan bersamanya. Dia monster."

"Bukan. Dia bukan monster. Dia yang menyelamatkanku dari monster-monster yang menggangguku."

"Nona, kau sudah diperdaya olehnya. Lepaskan genggamanmu dan ikut bersama kami."

"Tidak. Aku tidak mau."

Apa yang harus aku lakukan? Jika aku mengeluarkan kekuatanku, Luna pasti akan ketakutan padaku.

"Apa boleh buat. Kami juga akan menangkapmu bersama monster itu. Pasukan, tangkap mereka!"

"Siap, laksanakan!"

Siaal! Mereka menyerang. Aku pun menghalau serangan mereka sambil melindungi Luna. Satu persatu aku buat mereka terjatuh. Dan kami pun punya kesempatan untuk lari.

"Ayo!"

"Jangan lari kalian!"

Sial, orang yang membawa sepeda motor itu kembali mengejar kami.

"Kita belok ke sini, cepat!"

"Iya."

Kami berlari di gang sempit yang hanya bisa dilalui orang saja.

***

[KAPTEN RAFAEL]

"Bagaimana ini, Kapten? Apa kita harus menangkap keduanya?"

"Tidak ada pilihan lain. Wanita itu sudah terpengaruhi olehnya."

"Siap."

***

[LUNA]

"Lucy, kakiku sakit."

Seketika aku dipangku oleh Lucy.

"Itu mereka! Cepat kejar!"

"Lucy, mereka datang."

"Aku tahu. Berpeganganlah pada leherku."

Lucy berlari cukup cepat. Melewati kerumunan orang-orang.

"Hey, hati-hati!"

"Kalian dikejar siapa, sih?"

"Apa-apaan ini?"

"Maaf, kami tidak sengaja. Maaf!"

Kerumunan itu pun menutupi jejak kami dari mereka.

***

"Apa pun yang terjadi, aku pasti akan menjaga dan melindungimu."

"Terima kasih."

"Tolonglah. Sedang genting begini kau jangan memasang wajah manis padaku."

Aku tetap tersenyum.

Aku sengaja biar dia tidak merasa tegang. Sepertinya cukup berhasil.

Lucy tampak memeriksa sekitar.

"Aman. Ayo pergi."

***

Kami mengantri di peron stasiun. Menunggu giliran naik ke dalam kereta.

Setelah di dalam kami duduk bersebelahan. Di depan kami ada seorang nenek-nenek dan ia tersenyum melihat kemesraan kami.

"Melihat kalian seperti itu membuat nenek ingat masa muda nenek."

Lucy mendelik, sedangkan aku tersenyum ke arahnya.

***

[KETUA TIM TAKTIS]

[MORGAN]

"Sebentar lagi kereta itu datang, bersiaplah."

Saat kereta yang kami tunggu itu melewati kami, satu persatu dari kami melompat ke atas kereta tersebut. Ada 10 sepuluh gerbong dan setiap dari kami berdiri di atas satu gerbong. Dan kami siap masuk ke dalam kereta dengan berpegangan pada tali yang dikaitkan ke atap kereta.

"Sekarang!"

"Aaa...!!"

"Hey, kau siapa?"

"Tenang, aku hanya ingin mencari tahu sesuatu."

Aku langsung mengeluarkan tabung gas beracun dan mengeluarkan gasnya. Seketika orang-orang di dalam kereta pingsan. Kecuali beberapa Hybrid.

"Ternyata, kalian cukup banyak juga, ya."

Aku menyerang mereka dengan cepat, sehingga mereka tidak bisa menghindar. Satu persatu mereka pun tumbang.

"Hah, beres dengan mudah."

***

[LUCY]

Aku berpura-pura pingsan agar tidak diketahui oleh mereka.

"Ketua, kami tidak menemukan Hybrid di gerbong ini."

"Kalo begitu kita ringkus mereka yang sudah kita hajar. Kita harus membawa mereka hidup-hidup."

"Siap, laksanakan!"

Beruntung, mereka tidak punya kemampuan untuk mengidentifikasi manusia iblis sepertiku.

"Tunggu, aku baru saja mendapat perintah baru dari Kapten."

"..."

"Siap, akan kami periksa satu persatu."

"Apa perintahnya, Ketua?"

"Kita harus periksa setiap Hybrid di seluruh gerbong kereta ini. Apakah ada di antara mereka yang mempunyai tindikan di telinganya. Jika ada, kita harus membawanya kepada Tim Komando. Cepat!"

"Siap, laksanakan!"

Sial! Ternyata mereka benar-benar mengejarku sekarang. Bagaimana aku membangunkan Luna? Dan lagi, Aku tidak tahu seberapa lama efek gas ini.

"Hey, kau, bangunlah. Kita harus pergi."

Dia benar-benar pingsan. Apa boleh buat. Aku menggendong Luna. Lalu, bergegas menuju pintu kereta dan membukanya.

"Sial, ternyata kereta ini ada di ketinggian."

Tapi, untungnya tidak terlalu tinggi. Aku masih bisa melompat.

"Ah, aku bisa mendarat di antara mobil-mobil itu."

Aku melompat sambil memeluk Luna dan mendarat dengan punggungku di atas sebuah mobil sedan. Sehingga atap mobil ini hancur dan alarmnya berbunyi keras.

"Aaaakkkhhhh, sial, sakit sekali."

"Lucy, kenapa berisik sekali?"

Ternyata suara alarm mobil ini membangunkannya.

"Hey, apa kau terluka?"

"A-apa? Di mana kita? Kenapa kita bisa ada di sini?"

"Aku melompat dari kereta. Karena, mereka mengejar kita sampai ke kereta."

"Ya ampun, kau. Kau terluka!"

"Tidak apa-apa, ini bisa sembuh dengan cepat."

Luna turun dari mobil dan membantuku berdiri.

"Kau ada di sini rupanya."

"Hybrid sepertimu cukup tahan banting juga, ya."

Sial! Kenapa mereka tiba-tiba ada di sini?

"Kenapa? Kau terkejut?"

"Lucy..."

"Kami ini tim taktis, dilatih untuk beraksi secara ekstrem. Agar kami bisa menyamai Hybrid sepertimu."

Ternyata, manusia biasa bisa meningkatkan kemampuannya setara dengan manusia iblis. Mereka benar-benar gila.

"Sudah cukup basa-basinya. Kau serahkan saja dirimu. Maka wanita itu akan selamat."

"Tidak akan."

"Ya sudah, berarti kau harus mengalahkan kami bertiga."

"Tapi, kau tidak mungkin bisa."

"Kau berlindunglah di gedung itu. Cepat!"

Aku bertarung dengan mereka. Gerakan mereka benar-benar cepat dan ter-koordinir dengan baik. Aku jadi kewalahan menangkis serangan mereka.

"Kau ini Hybrid atau bukan?"

"Kenapa tidak berubah wujud?"

Sial! Mereka meledekku.

"Aah, jangan-jangan kau menyembunyikannya dari wanita itu, ya? Menyedihkan sekali."

"Aakh."

Dengan sekali pukulan, aku terlempar ke belakang cukup jauh. Benar-benar kekuatan yang tidak terduga.

"Lucy, tolong aku!"

Sial, salah satu dari mereka berhasil menangkap Luna.

"Ayo, bangkitlah! Dasar kau iblis lemah. Kau tidak mau menyelamatkan wanita ini? Cepat bangun!"

"Siiaaaaaall."

Aku memukulnya dengan tangan iblisku. Namun, dia bisa menahannya dengan tameng yang tiba-tiba keluar dari lengan kirinya.

"Apa ini kekuatanmu?"

"Aakh, akh, argh."

Dia memukulku berkali-kali di perut. Lalu, terakhir di wajahku. Aku terjatuh dan tidak kuat bergerak. Perutku sakit sekali.

"Aaakkhh."

"Luuuuccccyyyy....."

Pandanganku mulai kabur. Tapi, aku masih bisa melihat apa yang akan dilakukannya. Dia hendak mengangkatku. Aneh, kenapa dia berhenti?

Tiba-tiba saja ada yang memukulnya sampai ia terdorong mundur.

"Aaahh, kau benar-benar lemah. Kenapa tidak meminta bantuan?"

Siapa itu?