Part 1.0
Sebuah tempat yang damai untuk hidup berkeluarga dan menyendiri. Di tempat ini hal yang membuatmu bahagia selalu ada di mana-mana.
Bahkan rumah bordir adalah tempat yang umum bagi penduduk sekitar untuk memuaskan nafsu binatang nya.
Pada saat ini, aku tidak sedang menikmati kedamaian dan keadilan di rumah bordir.
Aku mengira kehidupan disini begitu indah, tapi dengan kondisi kecepatan berlariku yang hampir membuat jantung di dalam tubuh ini berdebar dengan sangat kencang.
Apakah kalian tahu kenapa aku berlari dengan sangat cepat?
Karena aku adalah seorang pembunuh bayaran yang mencoba melarikan diri dari organisasi bawah tanah.
Ada sebuah alasan kenapa aku di kejar- kejar oleh organisasi bawah tanah?
Alasan mereka mengejar diriku adalah karena aku mengambil sebuah buku porno milik mereka.
Haha.. cuma bercanda.
Dor.. dor.. suara tembakan dari senjata yang bisa membuat aku menghilang dari dunia ini.
Aku terus berlari dengan cepat untuk menemukan tempat perlindungan.
Oh... aku melihat dari kejauhan ada rumah bordir.
"Yosh.. sebaiknya aku bersembunyi di rumah bordir itu!"
Rumah bordir adalah tempat yang mustahil untuk di periksa oleh siapapun. Karena rumah bordir memiliki aturan mereka sendiri.
Aku mulai menambah kecepatan berlariku, hingga aku hampir melihat banyak warna kuning di depan mataku.
Dor... dor.. suara tembakan yang membuat jantungku berdetak dengan sangat cepat.
Huh... Akhirnya aku sampai di rumah bordir.
Tarik nafas dan keluarkan.
Aku melangkah masuk kedalaman rumah bordir dengan elegan dan tersenyum ramah kepada pelayan resepsionis.
"Hallo.. Nona yang cantik, bolehkah saya memesan paket layanan extra malam."
Jiwaku merasa malu dengan ucapan yang keluar dari mulut ini.
Terlebih lagi, kenapa ada paket layanan extra malam? Mungkin sebuah servis khusus untuk laki-laki sepertiku.
Kenapa aku bisa mengetahui paket layanan extra malam di rumah bordir ini?
Sudah jelas... sebelum aku masuk ke tempat ini, aku melihat promo layanan extra malam diskon 20% terpajang di depan pintu masuk.
Pelayan resepsionis itu tersenyum dengan tulus.
Pelayan resepsionis di depanku adalah seorang wanita dewasa dengan rambut cokelat kehitaman dan wajah yang manis.
Aku ingin menikahi dia.
Haha.. itu cuma keinginan yang tidak mungkin bisa terwujud.
Sebelum aku berpikir mencari jodoh, aku harus menyelamatkan nyawa ini dari pihak yang ingin merebut jiwaku.
Apapun yang terjadi, aku harus cepat-cepat bersembunyi di rumah bordir ini.
Sebelum mereka datang kesini untuk memesan layanan extra malam yang sama denganku.
"Paket layanan extra malam nya?"
Pelayan resepsionis itu terlihat bingung dengan paket layanan extra malam yang aku katakan.
Apa dia pegawai baru atau..
"Oh.. Paket layanan extra malam sekarang lagi mengadakan diskon 20%, Kalau tuan ingin memesan paket layanan extra, maka tuan harus membayar 299 dolar dan waktu menginapnya hingga fajar menjemput."
Hmm.. Kenapa kata-katanya terasa jangal nya.
Bodohlah.. Aku mengangguk dan mengeluarkan uang dalam saku jaket.
Ya.. Untung saja uang nya masih ada yang tersisa.
Aku memberikan 300 dollar kepada pelayan manis di depan dan sisa uang ku sekarang tinggal 1 dollar.
Aku benar-benar menyesal telah memilih paket layanan malam extra.
Ah.. Semoga saja, besok pagi aku bisa mendapatkan makanan seharga satu dollar.
Aku memandang uang satu dollar dan memasukan nya kembali ke dalam saku jaketku.
"Oke.. boleh saya mengetahui nama tuan?"
Aku mengangguk dan berkata.
"Rezlen."
Pelayan wanita itu mulai mengambil sesuatu yang terlihat seperti buku tulis.
Di sampul depan buku itu bertuliskan death note.
Death note? Apa maksudnya itu?
Sebelum aku bisa bertanya, pelayan wanita itu memberikan kunci dan memberitahukan nama ruangan.
"Ini kunci nya tuan! Silahkan tunggu di ruangan YuE, pegawai kami akan segera mengeksekusi anda."
Heh.. Apakah aku salah dengar.
Eksekusi? Mungkin maksudnya melayani.
Berpikir positif saja wahai jiwa perjaka.
Hmm... Apa boleh buat.
Seingatku tidak ada kasus pembunuhan yang terjadi di rumah bordir.
Kalau saja mereka berencana membunuhku, maka aku akan membunuh mereka semua.
Hah... Apa yang aku pikirkan.
Ini adalah rumah bordir.
Siapapun yang berniat jahat atau melakukan pembunuhan di rumah bordir, maka kepala mereka akan di hargai dengan sangat tinggi oleh organisasi.
Huh... sebaiknya aku beristirahat dan besok pagi aku akan memberikan buku porno ini kepada kleinku.
Aku menatap buku di tangan kananku.
Terlihat dari sampul depanya seperti buku porno, tetapi isi buku ini bukan seperti buku porno pada umumnya.
Mungkin ini adalah sebuah kode rahasia yang tidak bisa di lihat dengan mata telanjang.
Hah.. Kenapa juga aku harus mencari tahu apa isi dari buku ini.
Selama aku dibayar, itu sudah cukup bagus untuk perutku.
Aku terus berjalan menelusuri lorong hotel.
Tanpa di sengaja, aku melihat sebuah tulisan di gantungan kunci yang di berikan oleh pelayan manis itu.
"Hell nomor 13!" Itu yang tertulis di gatungan kunci.
Hell number 13?
Hmm... Entah kenapa bulu kudukku berdiri.
Tenang.. Wahai jiwa perjaka.
Tempat ini cuma rumah bordir yang di jamin keamanannya oleh organisasi.
Jadi.. apapun yang terjadi, maka terjadilah.
Part Extra 1 : Aku dan manusia pembawa masalah.
[Ini ada selingan dari cerita Chapter 1.]
Uh... Rezlen sialan, kenapa aku harus bekerja di tempat ini.
Memang benar sih~ Aku lagi cari pekerjaan.
Yang menjadi sebuah pertanyaan adalah, kenapa juga dia bisa tahu ada lowongan pekerjaan di rumah bordir. Jangan bilang dia sering kesini untuk memuaskan nafsu binatang nya.
Hmm..
Aku termenung sejak.
Uuh~ Aku tidak ingin memikirkan nya.
Aku melihat ke arah jam tangan yang di berikan oleh kakak sebagai hadiah ulang tahunku yang ke~~ entahlah.
Sudah waktu nya aku pulang ke rumah dan menonton drama film india.
"Apa kamu mau pulang ren?"
"Iya, ini sudah waktunya."
"Baiklah, hati-hati di jalan."
"Yes."
Sekarang waktunya ganti shif dengan seorang wanita yang cantik dan baik kepadaku.
Sebaiknya aku cepat-cepat pulang.
Aku berjalan pulang menuju rumah. Jarak antara rumah dan tempat kerjaku berjarak sekitar 15 menit berjalan kaki.
Bisa di bilang, aku sangat bersyukur bisa dapat pekerjaan yang lumayan dekat dari rumah.
Tidak terasa aku sudah berada di komplek perumahan, sedikit lagi aku akan sampai di rumah.
Walau jalannya terlihat sepi, tapi aku tidak merasa takut untuk berjalan sendiri.
Beberapa langkah lagi, akhirnya sampai juga di depan rumah orang.
Aku membuka pintu pagar ke arah depan dan melangkahkan kakiku masuk ke halaman rumah orang lain.
Aku menuju kearah pintu masuk rumah.
Di depan pintu masuk, aku melihat celah pintu yang sedikit terbuka.
Hah~~
Sudah di pastikan, manusia itu yang membiarkan pintu nya seperti ini.
Apa boleh buat. Rumah ini bukan milik kami, jadi aku tidak bisa marah.
Kami berdua hanya menumpang tinggal di rumah ini.
Oh iya.. Aku belum memperkenalkan diriku.
Namaku Ren Astalin, aku adalah wanita yang di biarkan hidup oleh Rezlen.
Usiaku lebih muda lima tahun dari manusia malapetaka itu.
Kalau tidak salah, tahun ini dia berusia dua puluh dua tahun. Pertemuan kami dengan dia adalah sebuah tragedi yang sulit di jelaskan.
Karena aku dan kakak di biarkan hidup setelah dia membunuh kedua orang tua kami.
(Cerita masa lalu)
Kedua orang tua kami merupakan sindikat penggedar opium. Semasa kecil, aku dan kakak tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang tua kandung kami.
Aku dan kakak, selalu di jadikan samsak hidup oleh ayah dan ibu. Setiap ada masalah yang terjadi di sindikat mereka, maka kedua orang tua kami selalu melampiaskan amarah mereka kepada aku dan kakak.
Di suatu hari di malam yang dingin terjadi penembakan di rumah.
Ayah dan ibu mati tertembak di hadapan kami berdua. Sebelum mereka tertembak mati, mereka menjadikan kami samsak hidup.
Seseorang masuk ke dalam rumah tanpa di undang. Setelah mendengar suara pintu masuk terbuka, kakak rena segera memeluk diriku dengan tujuan untuk melindungiku.
"Bagiamana?"
Aku mendengar suara orang yang sedang menuju ke arah ruang tamu. Mereka pasti ingin memastikan bahwa kedua orang tua kami sudah mati.
"Ada dua anak yang masih hidup? Apa kita harus membunuh mereka?"
Aku melihat sosok laki-laki berbadan kekar sedang menunjuk ke arah kami.
Ada satu orang lagi, di belakang laki-laki berbadan kekar itu. Dia berjalan ke arah kami dan menatap ke arah kakak yang berusaha melindungiku.
"Siapa namamu nona manis?"
Tubuh kakak gemetar ketakutan.
"Siapa kalian? Kenapa kalian membunuh kedua orang tua kami?"
Kakak sangat ketakutan pada saat ini.
"Kami berdua adalah pasukan dari organisasi pemerintah."
Laki-laki yang terlihat menakutkan dari wajah nya, mulai duduk di depan kami dengan sebuah senyuman hangat.
"Apa kalian selalu di siksa oleh mereka berdua?"
Laki-laki itu menunjuk kedua orang tua kami yang mati di lantai.
"Iya, kedua orang tua kami selalu menyiksa aku dan adikku setiap ada masalah di dalam sindikat mereka."
"Hmm~~ begitu. Baiklah, mulai sekarang apa kalian mau menjadi bagian dari keluargaku?"
Haaahh~~ Apa maksud nya?
Dia berdiri dan menuju ke arah laki-laki berbadan kekar.
"Aku akan menjadikan mereka bagian dari keluargaku sekarang, jadi kamu tidak boleh membunuh mereka."
"Haahh~~ Baiklah, nanti aku akan melaporkan segala sesuatu yang ada disini kepada atasan."
Dia menatap kami dan mulai tersenyum.
"Ayo kita pergi dari sini, sebelum polisi datang memeriksa kondisi rumah ini."
Aku dan kakak menerima uluran tangan dari laki-laki yang menakutkan.
Pada saat itu, kami berdua mulai hidup dalam satu rumah bersama dengan pembunuh kedua orang tua kami.
(Cerita masa lalu berakhir.)
Kami berdua tidak pernah dendam kepada Rezlen, aku dan kakak sangat bersyukur bisa tetap hidup tanpa harus mengalami siksaan.
Walaupum wajahnya menakutkan, dia selalu memperlakukan kami seperti keluarga nya sendiri.
Sejak aku dan kakak tinggal bersama dengan dia, kehidupan kami berubah menjadi seperti manusia normal pada umumnya. Yang dulu menjadi samsak hidup sekarang menjadi manusia merdeka.
Aku sangat bersyukur kepada orang itu, karena mau menerima kami sebagai bagian dari keluarganya.
Waktu pertama kali datang kerumah ini. Aku dan kakak terlihat bingung, karena rumah ini terasa seperti rumah kosong.
Sampai sekarang aku masih penasaran, apa dia benar-benar punya keluarga?
Setiap orang memiliki masalahnya tersendiri, jadi aku tidak perlu mencari tahu masalah dari orang yang telah menyelamatkan kami berdua.
"Ren.. Aku pulang. Rena belum pulang juga nya?"
Ah.. Manusia malapetaka sudah pulang.
Oh iya.. Kakak rena beberapa minggu ini juga belum pulang.
"Mungkin saja kakak rena lagi sibuk dengan pekerjaan nya."
Kakak rena bekerja sebagai mata-mata dari organisasi, karena ulah dari manusia malapetaka ini.
Sekitar lima tahun yang lalu kami berdua datang ke rumah ini.
Setelah hampir enam bulan kami menumpang tinggal, kakak mencoba bertanya soal pekerjaan kepada orang itu.
Dia secara langsung menawarkan pekerjaan kepada kakak rena yang sudah lama menggangur.
Pada saat itu, kami berdua sedikit agak ragu dengan pekerjaan yang di tawarkan oleh orang itu.
Kami berdua berpikir kalau pekerjaan itu mungkin saja pekerja sex komersial.
Kakak rena ingin menolak tetapi dia menjelaskan kalau pekerjaan itu bukan sesuatu seperti yang kami pikirkan.
Rezlen mengatakan bahwa pekerjaan itu cuma mengawasi orang-orang.
Kalau aku tahu pekerjaan nya sebagai spy, maka aku tidak akan membiarkan kakak rena untuk mengambil pekerjaan itu.
Orang itu selalu saja membuat masalah. Bahkan kakak rena selalu terlihat lelah saat pulang kerja.
Kelopak mata kakak rena sekarang seperti mata panda.
Di saat aku meminta di carikan pekerjaan oleh dia. Sungguh sangat wow.
Orang itu memberikan pekerjaan yang di luar imajinasiku. Aku minta kepada dia untuk mencarikan pekerjaan yang normal dan di luar dari bahaya yang mengancam.
Setelah berbicara seperti itu, dia secara langsung memberikan kartu alamat sebuah hotel.
Kata Rezlen: pekerjaan nya cuma menjadi pelayan resepsionis di sebuah hotel yang keamanannya di jamin oleh organisasi.
Mendengar hal itu, aku menjadi semangat dan besok pagi nya aku langsung pergi menuju alamat yang di berikan oleh dia.
Hah.. Pada akhirnya aku tetap bekerja di sana, karena gaji nya sangat besar.
"Oi.. Ren. kau dengar."
"Hah.. Kau bicara apa?"
"Malam ini kita akan makan apa? Apa kamu mau makan nasi goreng? Kalau kamu mau, nanti aku buatkan nasi goreng."
Oh.. Nasi goreng? Sudah lama aku tidak makan nasi goreng. Terakhir kali aku makan nasi goreng di saat semuanya berkumpul bersama di rumah ini.
Pada saat itu yang memasak bukan rezlen tapi kekasihnya.
"Ya. Aku mau makan nasi goreng dengan topping daging ayam goreng."
"Oke.. Aku pergi belanja dulu. Apa ada yang kamu inginkan lagi?"
Ah.. Mumpung dia pergi belanja, sebaiknya aku minta di belikan cemilan kentang goreng.
"Aku ingin kentang goreng dan susu low fat hi-calcium."
"Hmm.. Okey. Ada lagi?"
Aku menggelengkan kepala.
"Itu saja."
"Baiklah, aku pergi dulunya."
Aku mengganguk.
Dia baru saja pulang, sudah pergi lagi.
Ah.. Memang benar apa yang di katakan oleh kakak, dia bukan orang jahat.
Seseorang tidak bisa di nilai dari penampilan luar nya saja.
Catatan:
Opium adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu yang belum matang.
Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia.
Terima kasih telah membaca dan bagi yang telah membaca cerita ini di akun saya satu nya, maka saya minta maaf karena telah membuat kalian membaca tulisan yang belum selesai itu.