Chapter 5 - Chapter 2 : Penyihir Kehancuran.

Sejak aku berpindah tempat dari kerajaan Neolish ke kerajaan Flinero, entah kenapa orang-orang terlihat terus-menerus menatapku.

Apa ada sesuatu yang aneh denganku.

"Mamah.. Liat itu, ada penyihir kehancu..."

"Kata mamah diam dan jangan lihat."

Aku berjalan sambil melirik kearah suara.

Ada seorang anak yang sedang di marahi oleh ibu nya karena menunjuk seseorang.

Yah.. Kalau aku yang di tunjuk tidak masalah, karena aku sudah terbiasa sejak kecil di perlakuan tidak manusiawi di kerajaan Neolish.

Sebaiknya aku bergegas pulang ke penginapan.

Selang beberapa waktu aku sudah berada di penginapan temanku.

Aku masuk ke dalam penginapan dan melembaikan tangan ke arah temanku yang sedang berjaga di meja resepsionis.

"Reysha.. Kemana saja kamu pergi? Aku khawatir kalau kamu di culik oleh seseorang karena kecantikan mu."

Seperti biasa, dia selalu saja memuji seseorang secara berlebihan.

Kalau di pikir temanku ini sangat cantik walau dia sedikit agak tomboy.

Rambut nya panjang dan lurus, rambutnya berwarna cokelat.

Tinggi badan yang ideal dan bentuk tubuh seperti prajurit kerajaan.

"Maaf nya Sella. Aku tadi berjalan-jalan sebentar, untuk mencari pekerjaan."

Entah kenapa wajah Sella berubah menjadi kesal.

"Reysha. Kamu disini untuk bersekolah bukan untuk mencari pekerjaan. Aku sudah berjanji kepada Tuan Putri kerajaan Neolish untuk menjaga mu. Kalau terjadi sesuatu dengan mu, leher ini akan menjadi taruhan nya." Dia berbicara sambil menunjuk lehernya sendiri.

Setelah itu, Sella terus-menerus meluapkan kemarahan nya kepadaku.

Aku hanya diam mendengarkan seperti seorang anak yang sedang di marahi oleh ibu nya karena main terlalu malam.

"Huh... Sekarang kamu makan dan tidur sana. Kalau aku tahu kamu berkeliaran lagi seperti tadi, aku akan melaporkan nya kepada Tuan Putri."

Akhir nya dia berhenti mengomel, bisa jadi merepotkan kalau Tuan Putri tahu.

Aku sudah berhutang sangat banyak kepada beliau.

Aku tidak ingin merepotkan dia lagi. Karena alasan itu aku pindah ke kerajaan flinero.

Tuan Putri sangat baik kepadaku, walaupun aku seorang rakyat kalangan kelas bawah. Dia memperlakukanku seperti keluarga nya sendiri.

"Oh iya, Reysha. Aku lupa bilang, besok kamu harus pergi ke akademi flinero. Karena pengurusan surat menyurat dan administrasi sudah di tangani oleh mereka."

"Mereka?"

"Kamu tidak perlu tahu siapa mereka, yang terpenting besok kamu harus bangun pagi dan pergi ke akademi flinero."

"okey."

Pergi ke akademi nya?

Kalau tidak salah, Tuan Putri pernah bilang, aku harus bersekolah dulu sebelum bertemu dengan seseorang.

Bertemu dengan seseorang?

Aku berjalan menuju kamar penginapan sambil memikirkan kata-kata yang di ucapkan oleh Tuan Putri.

Aku membuka pintu kamar dan langsung terjun menuju tempat tidur.

Aku lagi males untuk membersihkan badan, karena aku sudah melakukannya sore tadi.

Kalau aku berkata seperti itu di hadapan Sella, mungkin aku akan di seret ke kamar mandi.

Entah kenapa tubuh ini terasa sangat lelah, padahal aku tidak melakukan pekerjaan apapun.

Selang beberapa waktu aku mulai terlelap.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

Hmm.. Siapa yang berbicara tadi?

"Hallo, Nona manis. Apakah dirimu baik-baik saja?"

Aku membuka mataku dan melihat seorang pria sedang melambaikan tangan nya tepat di depan wajah ku.

Siapa pria ini? Wajah nya seperti tukang pukul.

Aku bangun dari tidurku dan mengambil posisi duduk. Aku menatap wajah pria yang ada di depanku sambil berkata.

"Apa kamu telah memperkosa diriku?"

(Reysha Lenadris, apa yang sudah kamu ucapkan.)

Dari wajah nya mungkin dia sudah melakukannya.

Diriku sudah tidak suci lagi.

"Hah... Apa yang kau bicarakan? Aku disini untuk menjemputmu."

Menjemput ? Siapa yang dia jemput ?

Aku melirik kanan dan kiri. Tidak ada orang.

Apakah ini adalah sebuah modus yang pernah di katakan oleh Sella kepadaku.

"Rezlen... Reysha... Apa yang sedang kalian lakukan? Jangan bilang Rezlen telah memperkosa dirimu selagi aku pergi mengawasi situasi."

Seorang wanita muda cantik dan anggun menuju ke arahku. Dia terlihat seperti seorang bangsawan. Rambut cokelat yang indah terurai panjang membuat dia seperti seorang Ratu dari sebuah kerajaan.

"Hah... Kamu mau mengajak ribut lagi, Restia?"

Nama wanita itu bernama Restia, nama yang indah.

"Reysha dari tadi tiduran di tempat ini. Jadi aku memcoba membangunkan nya tapi tidak bisa. Aku pikir dia kelelahan karena berjalan cukup jauh."

"Heh... Mencurigakan?"

"Apakah kamu tidak bisa percaya sedikit pun kepadaku!"

Mereka berdua saling tatap menatap dengan ekspresi marah.

Reysha.. Reysha.. Reysha.. Bangun...

Kedua orang yang ada di depanku mulai menghilang dan aku melihat wajah Sella berada di depan wajahku.

Apa yang sedang terjadi? Dimana mereka berdua?

"Sella... Apa kamu tidak membersihkan dirimu sebelum tidur?"

Heh...

(Sfx mendesah) "Hah... Ya sudah. Ayo cepat bangun, kita berdua akan mandi bersama."

Aku sedang duduk di tempat tidurku di saat Sella berbicara.

Setelah dia selesai berbicara, aku mau lanjut tidur lagi tapi aku merasakan pundak kiri ku sedang berada dalam bahaya.

"Reysha... Ayo kita mandi.. Tenang saja, aku akan membuat kamu menjadi glowing."

Sella tersenyum jahat di saat berbicara seperti itu.

Menakutkan, Sella benar-benar menakutkan.

Catatan:

Reysha sudah di seret oleh Sella ke kamar mandi dengan sebuah teriakan ketakutan. Setelah mereka berdua membersihkan diri, Reysha dan Sella pergi makan dan setelah itu tidur.

Kata-kata yang berada dalam tanda ini () adalah suara hati.

Maaf kalau ada sesuatu yang sulit di mengerti.

Terima kasih atas waktunya dan jangan lupa saling membantu antar sesama makhluk.