Chapter 6 - Chapter 3: Harapan dan Pertemuan.

Part 1.0

Ketika dunia sudah berubah menjadi satu dengan kehancuran, maka di saat itu akan terlahir seorang anak yang akan merubah masa kehancuran menjadi sebuah masa yang di penuhi dengan harapan.

Kisah ini belum bisa terwujud, karena takdir belum mengizinkan seseorang untuk merubah dunia ini.

Takdir yang begitu kejam bagi makhluk lemah di dunia ini. Makhluk yang berada di dunia ini sangatlah keji dan mengerikan, hingga sulit bagiku untuk mengatakannya.

Aku sudah ratusan tahun berada di dunia ini, begitu juga dengan peperangan yang tidak pernah berhenti.

Melukai, membunuh, dan menyiksa adalah hal yang sangat wajar di dunia ini.

Di tempat ini, orang tua bagikan ilmuwan gila yang melahirkan seorang anak calon pembunuh.

Aku berharap. Suatu saat nanti, dunia ini (YuE) akan menjadi damai.

Part 1.5

Di dalam dunia YuE terdapat banyak ras, tetapi hanya sedikit yang dapat bertahan dalam peperangan.

Ada tujuh ras terkuat yang dapat bertahan dari kerasnya takdir dunia ini.

Ras pertama : Roh agung enkidu

Ras kedua : Fiary

Ras ketiga : Elfhim

Ras keempat : Demon

Ras kelima : Vampir

Ras keenam : Humanity

Ras ketujuh : Black dead

Sebenarnya ada banyak ras yang bisa bertahan, tetapi ras yang memiliki kekuatan tempur yang lemah bergabung dalam golongan Black Dead.

Golongan Ras Black Dead adalah campuran dari seluruh ras yang putus asa dengan peperangan di dunia ini.

Part 2

Zaman telah banyak berubah, yang membuatku tidak sadar bahwa api peperangan di dunia ini tidak pernah padam.

Apakah perdamaian hanya sebuah kata kiasan atau keadilan yang telah menghilang dari dunia ini.

Sejak kapan aku mulai terbiasa dengan keadaan dunia ini?

Suka atau tidak, aku harus tetap menjalani hidup di dunia ini hingga akhir cerita kehidupanku.

Sudah lebih dari ratusan tahun aku berada di dunia ini. Di duniaku yang dulu adalah sebuah tempat dimana manusia bisa melakukan apa yang mereka inginkan.

Tetapi di dunia YuE, ras manusia bagaikan boneka yang menari mengikuti takdir.

Yah.. Rasa nya tidak adil kalau aku menyebut ras manusia di dunia ini sebagai hama.

Karena ras yang ada dunia ini telah kehilangan rasa kasih dan sayang mereka di antara sesama makhluk.

Tidak semua makhluk telah kehilangan rasa kasih dan sayang.

Hanya saja, untuk menemukan makhluk yang masih memiliki rasa kasih dan sayang bagaikan mencari air di padang gurun yang gersang dan tandus.

Aku tersadar dari lamunanku.

Aku mendengar suara langkah kaki yang begitu cepat sedang menuju kearah diriku.

Siapa gerangan yang berlari begitu kuat hingga aku bisa merasakan tanah yang sedang aku pijak bergetar.

Seperti angin yang berhembus kencang, makhluk yang belari begitu cepat berhenti tepat di depanku.

Ah.. Banyak debu bertebaran karena makhluk di depanku.

"Tuan Genbu! Saya minta maaf terlebih dahulu, karena telah mengganggu waktu istirahat anda!"

Makhluk yang berada di depanku sekarang adalah roh banteng yang begitu besar.

"Tidak apa-apa. Ada gerangan apa yang membuatmu berlari seperti itu, Taurus!"

Untung saja Hebi tidak ada disini. Kalau dia tahu Taurus berlari seperti tadi, mungkin aku tidak bisa melihat roh banteng ini untuk sementara.

"Begini Tuan genbu, di dekat danau Iris ada Ras Humanity."

Ras Humanity?

"Berapa banyak Ras Humanity yang berada di dekat danau Iris?"

"Hanya satu Humanity saja, dia dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sebenarnya saya ingin mengusir Ras Humanity itu sebelum melapor ke Tuan, tapi saya merasakan hawa keberadaan yang begitu sama dengan Tuan Genbu di diri Ras Humanity itu."

Hmm.. Perlindung sihir di wilayah Roh Agung Enkidu tidak mendeteksi ada serangan musuh atau penyusup yang masuk ke dalam wilayah ini.

Siapa sebenarnya manusia itu?

Dia berhasil masuk ke dalam tanpa merusak perlindung sihir yang di buat oleh Hecate.

Dan...

Manusia itu juga memiliki aura yang sama denganku. Jangan bilang dia bukan berasal dari dunia ini.

Aku mulai tersenyum.

"Taurus. Berjagalah di luar dan laporkan kepadaku kalau ada musuh yang mendekat."

"Baik, Tuan Genbu! "

Tanpa butuh waktu lama, dia menghilang dari pandanganku.

Huh.. Aku tidak habis pikir.

Kenapa dia harus berlari seperti tadi. Kalau ketahuan sama Hebi, aku tidak akan bertanggung jawab.

Apakah sihir perlindung di wilayah ini mulai melemah. Setahuku, sihir perlindung di wilayah Roh Agung Enkidu sangatlah kuat untuk mencegah gempuran dari semua ras yang ada di dunia ini.

Sangat menarik.

Terlebih lagi, manusia itu berada di danau Iris. Danau itu merupakan sumber energi sihir di wilayah Roh Agung Enkidu.

Aku harus cepat ke danau Iris sebelum Hebi mengetahui makhluk itu.

Sebaiknya aku menggunakan sihir pemindah tempat untuk menuju danau Iris.

Kalau aku berjalan menuju danau Iris, maka bisa di pastikan Hebi bisa mengetahui keberadaannya, dan lebih parahnya dia bisa melahap habis manusia itu.

Aku lupa bilang kepada Taurus untuk tidak mengatakan kepada siapa-siapa tentang ras manusia itu.

"Eknz, Qnja, gate Iris." aku mengucapkan kata-kata sihir.

Portal sihir kebiruan terbuka lebar di depan mataku. Portal sihir ini berbentuk persegi.

Aku berjalan masuk kedalam portal sihir.

Tidak membutuhkan waktu yang lama aku sudah berada di danau Iris.

Sihir yang aku ciptakan ini sungguh sangat cepat ketimbang sihir gerbang babylion.

Hmm.. Dimana ras manusia yang di katakan oleh Roh Bintang Taurus.

Aku mencoba melirikan mataku ke arah kanan dan kiri, tidak ada tanda-tanda kehidupan di danau ini.

Lebih baik aku mengitari danau Iris.

Mungkin ras manusia itu telah sadar dan bersembunyi, karena telah melihat banteng yang begitu besar.

Aku mulai berjalan di pinggiran danau sambil menikmati ke indahan danau Iris yang memiliki warna biru.

Danau ini sungguh sangatlah indah, hingga membuatku lupa dengan keadaan di dunia ini.

Terpukau oleh keindahan danau Iris, membuatku tidak sadar telah menendang sesuatu yang begitu keras.

Apakah tadi aku menendang batu?

Aku menengok ke arah belakang, ternyata ada manusia dalam keadaan setengah bugil.

'Jangan bilang tadi aku telah menendang kepalanya?'

Aku berbalik kearah belakang dan berjalan menuju ras manusia yang begitu santai di danau Iris.

Apakah dia sedang berendam?

Hmm.. Sepertinya tidak. Di tubuh nya terdapat perban yang terlihat masih baru.

Sudah di pastikan, dia bukan makhluk dari dunia ini. Dia makhluk yang berasal dari dunia yang sama denganku.

"TUAN GENBU... DIMANA DIRIMU..!"

HAH.. Dia datang.

Part 3

Setelah menemukan ras manusia di danau Iris, aku meminta kepada Hebi untuk membawa nya ke rumah.

Semoga saja dia tidak apa-apa.

Sebelum dia di bawa pergi ke rumah oleh Hebi.

``Tuan genbu. Kata banteng sialan itu, anda memerintahkan kepada dia untuk berjaga di gerbang masuk nya?``

Oh.. Akhir nya dia bertemu dengan Hebi.

``Iya, aku yang memerintahkan dia untuk berjaga.``

``Kenapa anda meminta banteng itu untuk berjaga? ``

``Nanti kamu akan tahu juga. Sebelum itu, bisakah kamu membawa Ras Humanity ini ke tempat kediamanku?``

Semoga saja dia tidak berubah dalam mode predator di saat melihat ras manusia ini.

Hebi melihat ke arah yang aku tunjuk.

``Sejak kapan Ras Humanity ini masuk ke wilayah danau Iris? Saya benar-benar tidak menyadari keberadaan Ras Humanity ini disini.``

Hmm..aku merasakan dia akan berubah dalam mode predator saat ini. Kalau dia berubah dalam mode predator, mungkin akan jadi sangat merepotkan.

Sekarang dia dalam wujud wanita dewasa yang cantik yang mengenakan gaun bergaya eropa klasik dengan warna biru keputihan. Kulit yang putih dan rambut berwarna silver, sangatlah indah di saat dia dalam wujud manusia.

Bisa di katakan sekarang, kami berdua adalah siluman yang mengambil wujud ras manusia.

``Hebi. Tolong bawa dia ke rumahku. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepada dia. Kamu penasaran juga kan, kenapa dia memiliki aura yang sama denganku? ``

Aku mohon.. semoga dia jadi mahkluk yang penurut sekarang.

``Baiklah, saya akan membawa manusia ini kerumah Tuan Genbu.``

Heh.. Tidak seperti biasa. Biasanya dia akan menggomel dulu sebelum melakukan apa yang di perintahkan.

Tanpa banyak berkata, dia menarik keluar ras manusia di danau iris dan menyeret manusia itu menuju ke rumah.

Setelah peristiwa menegangkan itu berlalu.

Aku sudah berada di rumah.

"Tuan Genbu, dia sudah saya letakan di dapur. Apa yang harus kita lakukan sekarang? "

Kerja bagus..

Heh..

"Hebi... Maksud kamu, di tempat tidur untuk tamu kan?"

Dia mengangguk tanpa berkata.

Tidak biasanya, Hebi sekarang menjadi pendiam.

"Hebi, apa kamu sakit?"

Pertanyaan seperti itulah yang bisa aku pikirkan.

"Tidak tuan, saya hanya kepikiran tentang Ras Humanity itu."

Heh.. Jadi dia penasaran dengan ras manusia itu.

"Hebi, apa kamu ingat di saat pertama kali kita bertemu?"

"Ya.. Saya mengingatnya. Tuan Genbu pertama kali bertemu dengan saya sedang berenang di danau iris dalam wujud penyu yang begitu besar dan memiliki warna hitam yang indah."

"Saya pikir anda adalah makhluk asing yang masuk tanpa izin ke dalam territory Roh Agung Enkidu. Setelah kematian pimpinan, wilayah ini dalam kondisi siaga. Pada saat itu, saya di perintahkan untuk melindungi wilayah ini dan membunuh siapapun yang masuk tanpa izin. Tetapi, saya melanggar perintah yang di berikan dan membiarkan anda tetap hidup."

Aku sangat bersyukur pada saat itu.

Saat pertama kali bertemu dengan Hebi, dia dalam wujud ular yang sangat besar dan menakutkan.

Aku bisa mengatakan dia seperti mahkluk yang ada di dalam mitologi di duniaku dulu.

Hanya satu makhluk mitologi yang bisa aku pikirkan pada saat itu yaitu Ouroboros.

"Hebi, apa kamu menyesal telah melanggar perintah dari tuanmu yang dulu?"

"Tidak! Saya hanya menyesal karena telah mengikuti perintah dari makhluk itu. Sebelum bertemu dengan Tuan Genbu, saya terus menerus di perintahkan untuk membunuh dan menginvasi wilayah musuh tanpa belas kasihan. Karena hal itu, Ras Roh Agung Enkidu menjadi satu-satunya ras yang paling di takuti di dunia ini."

Sebuah penyesalan selalu datang di akhir cerita.

Wajah yang dia ekspresikan sekarang terlihat sangat sedih.

"Setelah kematiannya, entah kenapa saya merasakan sebuah perasaan senang dan sedih secara bersamaan. Pada saat itu, saya hanya bertugas menjadi pimpinan sementara. Setelah Tuan Genbu hadir di sini, saya dan para roh agung sepakat untuk menjadikan tuan sebagai pemimpin dari Ras Roh Agung Enkidu."

Aku hanya memberi saran dan nasihat kepada mereka untuk lebih mengutamakan perdamaian kepada sesama makhluk yang ada di dunia ini.

Walau perang sering terjadi, entah kenapa peperangan di dunia ini seperti roda yang terus berputar tanpa henti.

Catatan:

Menyeret bukan berarti membawa nya dengan paksa. Maksud saya, Hebi membawa ras manusia itu dengan cara meletakkan nya di bahu.

Mohon maaf kalau ada kalimat yang sulit di mengerti.

Selamat membaca dan berbahagialah.