-Ge Sketchbook Company-
-Pusat Kota Amsterdam, Belanda-
Suasana tak lagi hening selepas Tuan Ge kembali datang menyambangi ruang rapat yang dibangun di sudut bangunan lantai kedua. Tatapan setiap pegawai dengan pakaian tak formal namun tetap dalam batas wajarnya itu kembali terlihat begitu tegang. Gemetar tubuh dirasa ada di salah satu seorang pegawai dengan kemeja biru muda bergaris vertikal dan celana panjang kain yang jatuh tepat di atas sepasang sepatu bersih dan mengkilap miliknya. Ia melakukan kesalahan, itu sebabnya rasa takut mulai menguasai ada di dalam dirinya saat ini. Seseorang memanggil dirinya atas sebuah kesalahan yang dilakukannya sebelum ini. Media cetak adalah bidang yang digelutinya selama beberapa tahun terakhir, katakan saja pegawai itu menghabiskan seperempat masa hidupnya dengan mengabdi pada Tuan Ge dan perusahan besarnya ini. Uang gaji yang terkadang dibuat berlebih oleh bos-nya itu lah yang menghidupi dirinya dan keluarga, namun kekecewaan membuat Tuan Ge murka sore ini.
"Ada yang bisa kau jelaskan?" Seseorang menyela. Dengan nada tegas tatapan itu pun ikut menajam. Bak ujung melati yang siap menusuk masuk ke dalam tubuhnya sekarang ini.
"Nothing, Mr. Ge." Kalimat singkat itu menutup segalanya. Helaan napas mulai terdengar samar masuk ke dalam telinga seluruh penghuni ruangan. Layar besar di turunkan bersama lampu utama yang tegas dimatikan.
Kini layar proyektor dinyalakan, semua mata tertuju pada satu titik. Proyeksi percetakan yang turun terbit minggu ini. Sebuah berita tertulis yang menjadi cabang perusahaan tim kerja yang mulai direalisasikan setengah tahun lalu, sudah membuat kekacauan sebesar ini. Masyarakat memberi cap pembuat berita bohong pada Ge Sketchbook Company beberapa saat yang lalu. Artikel lawan terbit untuk membela tokoh utama yang ditulis dalam berita mingguan koran harian Sketchbook Company. Mengatakan bahwa Tuan Ge tak berwewenang menurunkan berita seorang publik figur.
Ge Sketchbook Company adalah perusahan percetakan buku novel, cerita, komik, dan lainnya. Semua dikenal masyarakat dengan baik. Bagaimana Tuan Ge berkarya setiap tahun sukses membuat hiburan tersendiri untuk khalayak umum. Semua buku yang diterbitkan dari perusahaan ini selalu saja laku terjual keras. Memberi keuntungan dua belah pihak yang tak bisa diragukan lagi jumlah uang pemasukannya setiap bulan. Iklan digital selalu menampilkan paras tampan Tuan Ge yang memukau kaum hawa, bahkan tak jarang para laki-laki pun mampu berdecak kagum padanya selepas mendengar segala pencapain Tuan Ge tahun ini.
Akan tetapi baru sekarang, kekacauan besar terjadi. Masyarakat menentang idenya. Perusahaan Ge tak pantas merambah masuk ke dalam penerbitan berita harian yang menjurus para publik figur sebagai objek dalam berita yang ditulis. Ini adalah artikel pertama yang turun terbit atas nama Ge Sketchbook Company, juga inilah penolakan pertama yang dikeluarkan masyarakat untuk dirinya.
"Why does it have to be about Aleta Britt, Mr. Brown?!" Suara berat menginterupsi kala layar mulai menampilkan judul beserta foto seorang artis cantik dengan gaun mini yang membalut dada sampai tepat di atas lututnya saja. Perhiasan mewah menghias di atas dadanya. Ujung telinga wanita itu juga tak pernah absen dari berlian mahal yang memancarkan keindahannya.
Pria berkemeja yang dilontarkan pertanyaan hanya diam. Memandang ujung koran hasil cipta karyanya dua bulan lalu. Semua sudah diperhitungkan sebenarnya. Tentang judul artikel, isi, bahkan respon masyakarat. Akan tetapi luput dari dugaan. Masyarakat kini mengecam Tuan Ge sebagai penyebar berita bohong. Memberi anjuran pada sang pria untuk segera naik podium dan menundukkan kepalanya memberi sebuah permohonan maaf atas apa yang menimpa publik figur kesayangan mereka.
--Aleta Cornelia Britt.
"I'm so sorry, Mr. Ge."
Tuan Ge menghela napasnya. Tak banyak yang bisa ia katakan untuk pegawai setianya itu. Dirinya tak pernah memberi banyak emosi dan kemarahan kala sedang bekerja seperti ini. Semua akan diselesaikan oleh sekretaris pribadinya, namun sekarang wanita itu sedang bersama Elsa untuk menyelesaikan masalah yang lain. Jadi mau tak mau, dirinya harus segera turun tangan untuk meredam amarah dari masyarakat.
"Siapa yang memberimu perijinan untuk menerbitkan berita itu?" tanya Tuan Ge memberi penekanan di setiap kalimatnya.
"Mr. Brown, answer me now!" Amarah mulai ada kala tak ada suara yang menyela dirinya lagi. Rapat hari ini sangat hening. Tak ada yang bisa banyak berkata sebab tim redaksi yang dibuat oleh Tuan Ge belum resmi diumumkan kepada masyarakat. Katakan saja seperti inilah tim baru dan rahasia yang akan mengembangkan nama perusahaan. Bukan hanya di ranah media cetak perbukuan, namun juga redaksi dan perfilm-an.
"Mrs. Elsa," jawabnya melirih. Tuan Ge diam sejenak kala nama sang istri disebut dengan jelas. Semua mata memandang Mr. Brown --sebutan untuk pria berusia 26 tahun dengan kulit cokelat tua yang menjadi pemimpin tim redaksi penerbitan koran--
"Kau mengatakan semua kekacauan dan kecerobohan ini sebab istriku sendiri?" Pria itu bangkit dari dari tempat duduknya. Menunjuk tepat ke arah pria yang hanya bisa menganggukkan kepalanya tegas. Ia tak sedang menipu, sungguh. Diamnya dan menundukkan pandangan sekarang ini sebab amarah yang mengerikan dari seorang Ge Hansen Joost. Selama bertahun-tahun bekerja di bawah pimpinan Tuan Ge, semua pegawai tak pernah mendapat amarah yang meluap seperti ini. Protes dan segala kritikan yang diberikan Tuan Ge masih dalam batas wajar yang tak pernah melebihi garisnya.
Tuan Ge kembali menghela napasnya. Melirik seorang pria yang berdiri tepat di sisinya sekarang ini.
"Mr. Lim, tolong jadwalkan pertemuanku dengan Nona Chika. Katakan bahwa Tuan Ge akan menemuinya besok malam."
Pria itu mengangguk ringan. Sembari membungkukkan badannya ia mulai mengambil langkah untuk keluar dari ruang rapat. Meninggalkan Tuan Ge bersama dengan kecemasan yang menghantui. Selepas perpisahannya dengan Luna, pria itu tak henti-hentinya memasang raut wajah khawatir. Cemas dan mulai takut adalah alasannya terus mendesak sang supir untuk menambah kelajuan mobilnya agar segera sampai ke kawasan bangunan kantor. Mulai mengadakan rapat pertemuan mendadak yang harus dihadiri seluruh anggota redaksi surat kabar.
"Mr. Brown," panggil Tuan Ge lirih.
"Kau akan diberhentikan sementara dari ketua tim. Aku akan memindahkan dirimu di tim editing dan review ulang. Aku harap kau mengerti itu." Tuan Ge kini bangkit dari posisinya. Tak banyak ingin dikatakan olehnya lagi. Masalah hari ini sudah cukup untuk memberi beban tambahan di dalam pikirannya.
"Mr. Ge!" Pria berkulit cokelat itu menyela. Menghentikan langkah pria yang baru saja ingin meninggalkan ruang rapat. Seluruh anggota redaksi menatapnya. Dua pria dengan tatapan yang sama sedang saling diam dalam sesaat.
"Mrs. Elsa mengatakan ini selepas menyuruhku untuk segera menerbitkan berita tentang Nona Aleta." Pria itu tersenyum ringan. Sejenak melangkahkan kakinya untuk mendekat pada Tuan Ge.
"Katakan padaku bagaimana reaksi Mrs. Ge selepas mendapat berita tentang Aleta Britt?" ucapnya melirih. Ge diam mematung. Sialan, dari sekian banyak mantan kekasihnya dulu mengapa harus Aleta Britt?
... To be Continued ....