Chereads / AKASIA / Chapter 12 - 12

Chapter 12 - 12

Seminggu kemudian…

Arial benar-benar Kembali ke Klub Drama dengan begitu mudahnya. Dan meskipun anggota sempat bingung menghadapi situasi saat kehilangan dia, kini mereka bisa menghela nafas lega. Rizky bahkan mengalah dan meminta maaf kepada Arial karena sudah sangat otoriter sebelumnya. Dia juga tidak lupa berterima kasih kepada Rara dan berharap gadis itu akan melupakan segala yang telah terjadi di dalam ruangan berlatih itu.

"Maaf, Ra," kata Rizky.

Rara menggeleng pelan. "Tidak apa-apa," katanya. Lalu memandang Arial yang kali ini sedang membaca ulang naskah berikutnya di atas panggung Bersama Mira. "Lagipula aku belum resmi jadi pacarnya. Jadi, kenapa harus bertingkah berlebihan? Malu sendiri kan sama istri-istri para actor hebat di luar sana. Mereka setiap melihat film romantic suaminya malah harus menahan cemburu karena ada gadis lain yang jadi lawan main."

"Kamu benar," kata Rizky. "Salut sekali dengan pemikiran dewasamu."

"Ah, itu bukan apa-apa."

"Jadi, udah yakin kalo Arial cium cewek lain nggak papa?"

DEG

"H-Harusnya nggak, tapi karena itu Mira. Sahabatku sendiri. Aku harus percaya," kata Rara. "Toh aku sudah kenal gimana sifat dia. Mira sendiri malah yang dukung pertama kali soal hubunganku sama Arial."

"Wah… bagus," kata Rizky. "Kuharap hubungan persahabatan kalian baik-baik aja."

"Semoga," kata Rara. Walau wajahnya kemudian terlihat sedih.

"Kenapa, Ra?" tanya Rizky tiba-tiba. Baginya ekspresi Rara sungguh janggal. Dan harusnya tidak seperti itu.

"Ah, nggak kok."

"Bohong, boleh aku tahu?" kata Rizky. "Jangan buat aku ngerasa bersalah dan kepikiran soal hubungan kalian setelah ini. Bagaimana pun aku yang mengatur semua scene dan narasinya."

"Serius nggak papa, Rizky."

"Apa masih karena adegan ciuman di akhir itu?"

..

….

Rara pun menundukkan kepala. "Kalau aku bilang tidak untuk ketiga kali apa kamu akan percaya?"

Rizky pun menghela nafas Panjang. "Tentu aja nggak," katanya. Di bangku penonton itu, mereka berdua berdampingan duduk. Melihat Arial dan Mira yang berada di posisi siap, berhadapan, dan tentu saja akan berciuman.

Memang berapa kali ciuman yang akan mereka lakukan selama latihan? Drama asli bahkan masih satu bulan lagi. Rizky jadi paham kenapa Rara tetap menatap adegan itu tapi dengan meremas roknya diam-diam.

"Ra,"

"Eh? Apa?"

Di atas panggung sana Arial dan Mira sudah berciuman. Dan tentu saja anggota Klub Drama yang lain langsung menyoraki. Mereka ramai. Ada yang bersiul-siul. Ada yang berteriak. Ada yang tertawa keras. Ada juga yang melipir pergi karena malu dan tak tahan melihat adegan itu.

"Aku nggak akan tanya kalo Arial. Toh dia orang luar. Tinggalnya di Inggris kan sebelum sama keluarga kamu waktu kecil? Jadi nggak heran kalo dia bisa handle adegan sensual kek gitu dengan mudah," kata Rizky. "Apalagi Mira. Mantan pacarnya temen sekelasku sendiri. Jadi aku tahu dia kayak gimana dulu pas mereka masih pacarana. Tapi kamu… bukannya nggak pernah punya hubungan kek gitu ya sampai sekarang?"

Rara pun menundukkan kepala. "Aneh kan? Tapi nyatanya emang iya."

"Wah… jadi belum pernah ciuman juga."

"Kamu masih harus nanyain itu ya?" tanya Rara sedih. Rizky pun salah tingkah. Dia benar-benar merasa bersalah sekarang. Dan tentu saja wajar jika gadis ini sedih. Lihat di sana. Arial yang baru melepaskan ciuman dalam setelah dapat komando dari asisten Rizky: Johan untuk mengakhiri sesi itu.

"Maaf, tapi kalau saranku… jika kamu emang sayang sama dia. Coba langsung ikat hubungan kalian jadi pacaran. Toh kamu udah tahu perasaan Arial kek gimana sama kamu. Jadi, kayaknya itu lebih baik," saran Rizky.

"Apa kek gitu nggak apa-apa?' tanya Rara.

"Maksudmu?" tanya Rizky.

"Aku baru aja nembak Feri, Riz. Baru aja dua mingguan lalu," aku Rara. "Aku cinta dia. Aku sayang dia. Aku udah merhatiin dia sejak lama. Tapi, karena dia nolak aku… aku piker udah nggak ada bagusnya buat tetep ganggu Feri. Jadi, kenapa nggak coba aku liat Arial sekarang?"

Rizky tertegun mendengar penuturan Rara. "Oh… maaf, kalau soal itu aku tidak tahu."

"Nggak apa-apa, Riz," kata Rara. "Toh itu nggak bukan masalahmu. Aku Cuma ngerasa jahat aja kalau ngelupain Feri secepat itu dan nerima Arial gitu aja."

"Tapi, kamu nggak papa kalau kayak gini terus?" tanya Rizky.

Rara pun melihat Arial dan Mira yang ada di panggung lagi. Mereka saling melempar senyum. Lalu tertawa keras karena adegan tadi menurut mereka sungguh konyol. Astaga! Ciuman drama! Bagaimana bisa ini terjadi diantara teman baik seperti mereka?

Arial dan Mira bahkan melambai ke arah Rara bersamaan saat itu. Mereka tersenyum kepadanya. Bilang terima kasih dari kejauhan karena sudah memberikan izin untuk lomba ini terus maju dengan pilihan konsekuensi yang terbaik dari sekolah. Dan Rara pun membalas lambaian mereka dengan senyuman lembut rahasia.

Rizky tahu, gadis itu masih menyimpan lara dalam hati.

"Nggak papa kok," kata Rara. "Pelan-pelan aja. Aku mau jalanin ini sama Arial seperti normalnya anak SMA pacaran. Pelan-pelan. Tapi kalo udah waktunya, aku bakal kasih dia pelajaran juga kok."

"Hahaha… baiklah," kata Rizky. "Jangan keras-keras sama Arial. Di aitu cowok lembut meskipun kadang kalau marah keluar tanduknya seperti kapan hari. Tapi aku yakin, dia nggak bakal sejahat itu sama kamu."

"Kenapa kamu bilangnya begitu?" tanya Rara.

"Hanya logika," kata Rizky. "Kan dia udah sama-sama kamu sejak SMP kelas 1. Bisa jadi dia udah suka kamu sejak saat itu—hei… lagipula berapa persen sih cowok-cewek yang berteman tanpa pernah ada yang saling suka salah satu? Ngipi kali. Jadi itu wajar aja sih menurutku. Lagian, kalau emang prediksiku benar… Arial jelas nggak bisa dibandingin dengan Feri bahkan. Tahu kan kenapa? Feri itu baru ketemu kamu pas SMA. Jadi, yah…"

Rara pun meremas jari-jemarinya sendiri kali ini. "Kamu benar…" katanya.

"Saranku justru jangan dimarahin," kata Rizky. "Justru kalo Arial abis latihan ciuman sama Mira, ntar kalo kalian udah berdua kasih dia ciuman yang lebih banyak—"

DEG

"A-APA kamu bilang?"

Wajah Rara merona seketika.

Rizky justru beranjak dari sana dan menepuk pucuk kepalanya lembut. "Hahh… si jomblo ini harus belajar main pacar-pacaran. Jangan polos mulu ah. Udan SMA juga," katanya. "Arial bakal seneng kok. Lebih seneng malah. Soalnya kamu cewek yang dia suka. Kalau Mira kan… siapa?"

"B-Begitukah?"

"Semangat," kata Rizky. "Aku mau bantuin Johan dulu ya. Biar dia gak kewalahan ngatur jalannya latihan untuk scene sesi berikutnya."

"Oke."

Rizky pun kembali. Sementara wajah Rara langsung merah penuh begitu cowok itu pergi. Apa-apaan yang barusan? Mereka sedang membicarakan apa sih? Astaga… bisa-bisanya. Ciuman-ciuman. Kenapa nggak bahas tentang kebaikan hubungan aja?