Feri mengulum bagian kanannya sambil menatap. Cowok itu menghisap, menjilat-jilat, lalu memutari tonjolan mungil tersebut begitu khidmat. Dia tak berhenti bergerilya di bawah sana. Kadang meremasi pinggul Kana, pantatnya, kemudian lewat sebentar di kewanitaan.
"Mnnhh ..." desah Kana tertahan. Dia meraih wajah Feri yang tampak menikmati tiap detik kebersamaan mereka, lalu membelainya lembut.
Detik itu, Feri memejamkan mata. Dia seperti kucing rumahan yang patuh dielus, lalu fokus pada majikannya. Padahal diantara semua itu, Kana lah yang makin terkuasai.
Dia merona karena penis sang kekasih sudah keras sekarang. Benda itu menekan perutnya, lalu mulai menggesek pelan di liang hangatnya. Dia pikir, setelah menikmati puting kedua, Feri akan langsung masuk, tetapi cowok itu justru duduk dan berpindah posisi di belakangnya.
"Fer?" bingung Kana. "Kamu ini mau ngapain?"