Setelah berhasil mengobrol dengan dosen Annisa Monika pun langsung marah hingga iya memukul meja ruangan dosen Annisa.
Lalu dosen Annisa memarahi Monika agar bisa menahan diri dan tidak bertindak emosional seperti ini karena ini di kampus bukan di rumah.
Setelah itu Monika pun pergi keluar dari ruangan dosen Annisa dan dia tampak amat sangat kesal dengan dosen Annisa.
Saat Monika keluar dari ruangan dosen Annisa Refan langsung menarik tangan Monika dan mengajaknya untuk mengobrol di taman agar tidak ketahuan dengan calon kakak iparnya yaitu dosen Annisa.
Refan memperingati Monika agar tidak semena-mena kepada dosen Annisa dan memperingatkan Monika bahwasanya jangan sekali-kali mengaku-ngaku di depan dosen Annisa sebagai pacar Ragil.
Sampai juga mereka di bandara internasional Kualanamu pada pukul 18.00 wib. lalu Ragil menelepon bosnya dan meminta bosnya agar menjemput mereka di bandara.
Lalu bosnya pun menelepon supir untuk menjemput Ragil dan meta di bandara setelah itu mereka di anter kan ke rumah mereka masing-masing.
Supir tiba di bandara lalu Ragil langsung menyuruh meta masuk dan setelah itu Ragil menyuruh pak supir agar mengantarkan meta terlebih dahulu.
Akan tetapi meta tidak ingin di anter kan terlebih dahulu dia malah menyuruh Ragil terlebih dahulu untuk di anter kan akan tetapi Ragil tidak mau karena menurutnya lebih baik perempuan duluan di anter ketimbang pria.
Setelah mereka berdebat akhirnya meta pun mengalah dan mau dia duluan untuk di anter kan ke rumah setelah itu barulah Ragil di anter kan ke rumahnya.
Lagi di perjalanan ragil pun menelepon papahnya dan bilang bahwasanya dia nanti kira-kira sekitar jam 8 akan sampai di rumah.
Lalu papahnya pun bertanya kepada Ragil dia mau makan apa untuk malam ini dan Ragil hanya bilang terserah Mamah papah yang penting dia bisa makan bareng mereka aja sudah cukup senang.
Ragil menyuruh pak supir untuk mampir terlebih dahulu ke rumah sakit untuk sekedar menjenguk bapaknya dosen Annisa sekaligus Ragil ingin mengetahui kondisi terkini orang tua dosen Annisa.
Pak supir pun menuruti perintah dari Ragil mereka pun segera menuju ke rumah sakit sampai di rumah sakit ternyata dosen Annisa tidak ada karena malam hanya Mama dan adiknya yang menjagai bapaknya.
Sampai di rumah sakit Ragil mencium tangan ataupun bersalaman dengan Mama Annisa dan dia pun mengobrol sebentar dengan Mama dosen Annisa.
"Maaf Bu"
"Gimana kondisi bapak." ucap Ragil.
"Masih belum ada perubahan nak." jawab Mama Annisa.
"Aku ada ide bu"
"Gimana kalau bapak kita rawat di rumah sakit yang lebih lengkap." ucap Ragil.
"Kalau ibu setuju aja"
"Tapi gimana dengan Annisa."
"Dia mau apa gak." jawab Mama Annisa.
"Yauda ntar ibu diskusi kan aja sama Annisa"
"Kalau soal biaya ntar aku bantu." ucap Ragil.
"Yauda besok kalau dia ke sini ibu tanya dia." jawab Mama Annisa.
"Bu saya pamit pulang dulu ya"
"Assalamualaikum." ucap Ragil.
"Wa'alaikumsallam wr,wb." jawab Mama Annisa.
Di rumah dosen Annisa di datangi oleh warga sekitar rumahnya yang ingin bertanya tentang kondisi bapaknya yang sedang sakit.
Dosen Annisa menyuruh warga agar masuk kedalam rumahnya untuk mengajak ngobrol di dalam saja agar lebih enak.
"Tok tok"
"Assalamualaikum Nisa." ucap warga.
"Wa'alaikumsallam wr, wb."
"Silahkan masuk pak bu." jawab dosen Annisa.
Lalu dosen Annisa menjelaskan kepada warga dan warga sangat prihatin dengan kondisi orang tuanya itu dan mereka sudah mengumpulkan dana untuk orang tua dosen Annisa karena dana yang sudah terkumpul itu ide dari RT/ Kepling dan pak Kepling lah yang langsung mengutip sumbangan untuk di donasi kan ke keluarga dosen Annisa.
Agar bisa sedikit meringankan beban dari keluarga dosen Annisa dan Kepling sudah berdiskusi dengan pak lurah agar apabila dosen Annisa perlu bantuan untuk mengurus berkas-berkas kesehatan jangan sungkan-sungkan untuk melapor langsung ke Kepling ataupun ke pak lurah.
Lalu dosen Annisa pun langsung bilang ke Kepling agar nanti apabila dosen Annisa mau memindahkan bapaknya ke rumah sakit lain pak Kepling atau lurah bisa membantu mengurus berkas-berkas itu.
Kepling pun siap untuk membantu dosen Annisa dan warganya agar warganya ataupun orang tua dari dosen Annisa bisa cepat sehat kembali dan bisa segera menjalankan kegiatan seperti biasanya.
Setelah itu warga pergi dan memberi tau dosen Annisa agar kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk memberitahu mereka.
"Kami pamit dulu ya Nisa"
"Hati-hati kamu"
"Kalau ada apa-apa jangan lupa kabari kami." ucap warga & Kepling.
"Makasih ya semuanya"
"Semoga kalian murah rezki dan di beri kesehatan selalu." jawab dosen Annisa.
Sampai di rumah Ragil langsung di sambut oleh kedua orang tuanya dan adiknya dan Ragil langsung di suruh mandi lalu shalat.
Selesai mandi dan shalat Ragil langsung ke meja makan untuk makan malam bersama orang tua dan adiknya.
Orang tua Ragil pun bertanya kondisi di sana apakah di sana enak atau tidak enak Ragil pun bilang kepada orang tuanya bahwasanya iya kesulitan untuk mengakses jaringan internet karena iya berada di daerah perkebunan yang notabennya susah untuk menelpon ataupun mengasih kabar.
Dan Ragil bercerita baru kali ini dia kesulitan
untuk mengakses jaringan internet tidak seperti biasanya pada saat iya kerja di luar provinsi yang masih bisa kasih kabar ke orang terdekatnya tapi kali ini memang sangat beda sekali.
Ragil pun bercerita keadaan di mes sangat memprihatinkan karena tidak ada tempat tidur dan hanya ada ambal untuk mereka tidur dan ada satu tempat tidur tetapi itu untuk sekertaris nya yaitu meta.
Karena dia tidak tega melihat wanita tidur di ambal sedangkan dia tidur di tempat tidur maka dari itu Ragil pun menyuruh meta untuk tidur di kamar sedangkan dia dan karyawan kebun yang lain tidur di ruangan dengan menggunakan sebuah ambal.
Lalu bapaknya Ragil menyemangati Ragil agar selalu sabar dalam menghadapi apapun termasuk pekerjaan karena apabila kita tidak mau mengikuti perusahaan bisa-bisa kita di pecat begitu saja.
Ragil paham apa yang di bilang bapaknya itu dan dia memang selalu menuruti apa yang di perintahkan oleh bosnya itu.
Lalu bapaknya Ragil memberi tau Ragil tentang kondisi bapaknya dosen Annisa yang sampai sekarang masih belum sadarkan diri dan bapaknya Ragil sangat prihatin dengan musibah yang dialami oleh dosen Annisa.
Ragil pun kaget mendengar orang tuanya itu mengetahui kondisi orang tua dari dosen Annisa yang sakit lalu Ragil pun bertanya kepada bapaknya itu mereka mengetahui orang tua dosen Annisa sakit dari siapa.