Chapter 43 - Part 43

Dosen Annisa pun bilang kepada mama bahwasanya dia malu karena dirinya sudah banyak salah ke Ragil.

Dosen Annisa juga bingung apakah Ragil itu benar-benar mencintai dirinya sepenuh hati atau cuman hanya di omongannya dia aja.

Adik dosen Annisa ikut berkomentar dan dia memberitahu kakaknya itu menurut adiknya itu Ragil itu tipe cowok yang setia karena dia belum sama sekali melihat Ragil langsung pergi makan ataupun sekedar kencan dengan wanita lain.

Satrio juga bilang ke dosen Annisa bahwa dulu Ragil pernah bilang kepada dia dulu iya pernah di sakiti oleh mantan pacarnya itu pada saat dia masih berkuliah.

Dulu Ragil pernah bilang ke adiknya dosen Annisa bahwasanya dia dulu pernah di ajak oleh mantannya itu untuk menikah muda namun Ragil menolak itu karena dirinya belum tamat kuliah dan juga belum kerja.

Lalu mas Ragil pun di putusin oleh pacarnya

dan dia sangat terpukul hingga dia sampai setengah tahun tidak mau melihat cewek mana pun hingga dia pernah berjanji dia tidak akan pernah mau nikah ataupun dekat dengan wanita lain.

Akan tetapi pada saat mas Ragil melihat kakak mengajar di kampusnya dia ntah kenapa melihat aroma untuk mau dekat lagi dengan cewek lain.

Padahal dia sebelumnya sering bolos kuliah ataupun tidak masuk kuliah karena putus dengan mantannya itu hingga dia putus asa dan sudah tidak mau kuliah lagi.

Akan tetapi setelah seminggu berturut-turut tidak masuk kuliah Ragil pun di panggil dosen bersama orang tuanya dan dia terancam di DO oleh kampus.

Akan tetapi orang tua Ragil mohon kepada pihak kampus agar memberi 1 kali kesempatan sekali lagi dan Ragil pun di kasih kesempatan oleh pihak kampus.

Pada saat dia baru keluar dari ruangan dekan dia melihat ada seorang dosen muda yang sedang mengajar di fakultas lain dia pun sontak pemasaran dengan umur dosen itu.

Lalu orang tua Ragil heran dengan anaknya itu Kenapa dia serius sekali melihat dosen muda itu sedang mengajar.

Sontak saja orang tua Ragil pun bertanya kepada dekan itu tentang biodata dosen muda itu dan pak dekan memberitahu orang tua Ragil di situlah Ragil Mulai semangat untuk kuliah dan membuka hatinya kembali untuk wanita lain.

Padahal dia sebelumnya sudah merasa prustasi karena sudah di tinggal nikah oleh mantan kekasihnya yang dulu dan semenjak dia kenal dengan kak Annisa dia mulai mau untuk melakukan segala kegiatan termasuk bekerja dan kuliah serta membuka hati kembali untuk wanita lain.

Sampai di rumah Ragil langsung mandi dan sarapan setelah itu dia mengurung diri di kamarnya dan mulai berpikir akan membuka usaha apa nantinya apabila dia di pecat.

Lalu setelah berpikir dan menelepon teman Ragil pun mendapat ide dan di beritahu oleh temannya itu bahwasanya kalau mau membuka usaha jangan tanggung-tanggung harus buka usaha secara besar dan harus rajin datang dan mengecek langsung.

Karena kalau kita membuka usaha tapi kita tidak ada mengecek ataupun datang sama sekali kita akan rugi karena sudah banyak karyawan yang mau korupsi duit hasil penjualan barang tersebut walaupun mereka mengambil sedikit agar tidak ketahuan tapi kita bisa rugi.

Ragil pun akan berencana untuk membuka usaha panglong dan galon air atau membuka grosir bahan sembako, karena menurut dia usaha itu sangat menjanjikan untuk usaha menengah kecil karena usaha itu menurutnya setiap harinya habis.

Ragil sudah berencana akan menyerahkan ataupun mempercayakan usahanya itu ke adik dan orang tuanya.

Tetapi dia masih menghitung angka dana untuk membuka usaha itu semua dan setelah dia bertanya kepada tetangga dekat rumahnya bahwasanya untuk membuka usaha panglong itu dana Ragil sudah cukup pas.

Sedangkan untuk membuka usaha galon air dana dia lebih dari cukup akan tetapi saat Ragil ingin membuka usaha grosir sembako dana dia sudah mentok alias mepet dan dia untuk sementara tidak jadi untuk membuka usaha grosir itu karena dananya kurang.

Dosen Annisa pun sedih setelah tau cerita tentang Ragil dari adiknya dosen Annisa pun akan ikhlas apabila nantinya dia memang harus benar-benar tidak bisa bersatu lagi dengan Ragil.

Lalu adiknya dosen Annisa berharap agar kakaknya itu bisa menjalin hubungan lagi dengan Ragil karena dia memang betul-betul sangat menyayangi kakaknya dan tuduhan yang di terima Ragil itu hanya hoax atau bohong.

Dosen Annisa hanya bisa berdiam tanpa mengomong sedikit pun lalu dosen Annisa keluar dari kamar rumah sakit dan menunggu di luar untuk menenangkan diri sejenak.

Kevin datang ke rumah dosen Annisa dan dia mengetuk pintu rumah dosen Annisa akan tetapi pintu rumahnya tidak ada yang membuka karena rumahnya kosong.

Kevin pun bertanya kepada tetangga dosen Annisa dan di beritahu oleh tetangga bahwa mereka semua sedang di luar provinsi karena mereka memindahkan bapaknya ke rumah sakit lain yang lebih lengkap peralatannya.

"Terimakasih ya bu." ucap kevin.

"Iya mas sama-sama." jawab tetangga Annisa.

Lalu Kevin menelepon dosen Annisa dosen Annisa pun mengangkat telepon dari Kevin

"Assalamualaikum nis." ucap Kevin via telepon.

"Wa'alaikumsallam"

"Kenapa kev."jawab dosen Annisa via telepon.

"Kalian lagi di mana?..."

"Kok gak ada di rumah." ucap Kevin via telepon.

"Kami lagi di Jakarta"

"Bawa orang tua ku berobat di sini." jawab dosen Annisa via telepon.

"Kalian di Jakarta di mananya." Ucap Kevin.

"Maaf...aku gak bisa kasih tau." jawab dosen Annisa via telepon.

"Plis kasih tau lah." ucap Kevin via telepon.

"Maaf gak bisa."

"Karena aku males repotin orang lain." jawab dosen Annisa via telepon.

"Ohyauda."

"Assalamualaikum." ucap Kevin via telepon.

"Wa'alaikumsallam." jawab dosen Annisa via telepon.

Lalu Kevin berbicara di dalam hatinya sambil berdoa agar orang tua dosen Annisa cepat sembuh dan mereka bisa kembali lagi ke rumah lagi.

Pagi harinya Ragil berangkat kerja dia kali ini pergi kerja bareng papah nya karena mobil papahnya lagi di service ragil mengantarkan papahnya hingga sampai kantor.

Setelah itu Ragil langsung bergerak menuju ke kantor sampai di kantor Ragil langsung mengerjakan tugas-tugas kemarin yang belum selesai.

Setelah selesai Ragil pun meminum teh sambil memikirkan orang tua dosen Annisa apakah dia sudah sembuh atau masih belum Ragil hanya bisa berdoa.

Ragil mau menelepon akan tetapi dia berpikir lagi apakah dosen Annisa mau mengangkat telepon dari Ragil lagi atau tidak Ragil pun tidak jadi menelepon dan dia pun sedih memikirkan dosen Annisa Kenapa lebih percaya dengan perkataan orang lain dari pada dirinya.

Lalu meta pun masuk kedalam ruangan Ragil dan memberitahu Ragil bahwasanya dia besok akan meeting di kantor lain.