Chapter 44 - Part 44

Setelah di kasih tau oleh meta Ragil hanya diam saja tanpa membalas omongan dari meta itu lalu meta pun keluar dari ruangan Ragil.

Meta sangat mencintai Ragil dan dia berharap agar Ragil bisa membalas cintanya itu dan meta pun akan berusaha sekuat tenaga agar Ragil mau menjadi kekasihnya.

Dosen Annisa menelpon pihak kampus dia mengabari pihak kampus bahwasanya dia hari ini sampai seminggu tidak bisa mengajar lantaran dia harus di Jakarta karena membawa orang tuanya berobat.

Lalu pihak kampus mengizinkan dosen Annisa hanya seminggu apabila lebih dari seminggu maka dosen Annisa akan di pecat dari kampus.

Dosen Annisa sangat senang karena Masih di perbolehkan izin kerja hingga beberapa hari ke depan dan dia akan semaksimal mungkin untuk mengusahakan agar orang tuanya bisa segera sadar kembali agar dia bisa cepat beraktivitas seperti biasa.

Pada saat jam selesai kantor Ragil pun menyempatkan untuk ke kafe untuk sekedar menenangkan diri agar tidak terlalu pusing.

Pada saat Ragil hendak memasuki mobil tiba-tiba meta memanggil Ragil dan meminta Tebengan untuk pulang bareng akan tetapi Ragil menolak itu karena dirinya harus pergi ke kafe.

Meta tampak sangat sedih karena Ragil sudah menolak untuk pulang bareng dengan dia setelah melihat wajah meta sedih ragil pun akhirnya tidak tega dan mengizinkan meta untuk pulang bareng dengan dirinya.

Akan tetapi sebelum di antar pulang oleh Ragil izin terlebih dahulu sama meta apakah dia mau menemani dirinya untuk sekedar nongkrong di kafe sebentar, meta sangat mau dan senang sekali apabila bisa menemani Ragil kemanapun iya pergi.

Dosen Annisa pun keluar dan membeli makanan untuk orang tua dan adiknya saat iya hendak membeli nasi tiba-tiba dia lupa membawa uang nya dan dosen Annisa pun akhirnya balik lagi k rumah sakit untuk mengambil uang nya.

Pada saat dosen Annisa hendak mengambil uang lalu ada seorang bapak-bapak membayarkan makanan yang di beli dosen Annisa sempat menolak dan akhirnya setelah mengobrol akhirnya dosen Annisa mau dan menerima dan sangat berterimakasih kepada bapak-bapak itu.

Lalu dosen Annisa kembali ke ruangan bapaknya yang di rawat itu dan bilang kepada ibunya bahwasanya dia baru saja menerima makanan dari seorang bapak-bapak yang baik hati itu dan dia mengasih nasi bungkus ini ke kita.

Orang tua dosen Annisa pun sangat senang dan bertanya kepada dosen Annisa saat iya menerima ini apakah dia sudah bilang terima kasih atau gak.

"Mah tadi baru aja aku di beliin nasi sama bapak-bapak." ucap dosen Annisa.

"Alhamdulillah..."

"Kamu sudah bilang terimakasih kan sama bapak itu?." jawab Mama.

"Alhamdulillah..."

"Sudah. sebetulnya tadi duit aku ketinggalan"

"Cuman bapak-bapak itu bilang sudah di bayarnya."

"Yauda aku bilang terimakasih." ucap dosen Annisa.

"Syukurlah..." jawab Mama.

Setelah selesai makan di kafe Ragil pun langsung mengantarkan meta pulang ke rumah sampai di rumah meta Ragil di suruh masuk.

Akan tetapi Ragil tidak mau karena dia sudah capek dan ingin langsung pulang agar bisa beristirahat di rumah dengan tenang.

Sampai di rumah Ragil langsung mandi dan shalat dia tidak makan bareng keluarga karena dia tadi sudah makan di kafe bersama meta.

Refan bingung dengan sikap abangnya itu yang akhir-akhir ini tidak pernah lagi makan malam dengan mereka semenjak dosen Annisa tinggal di Jakarta dia sangat berubah total.

Lalu mamah Ragil pun mengingatkan Refan agar tidak bertanya ataupun membahas tentang dosen Annisa karena dia sedang banyak pikiran dan mamah berharap agar jangan ada yang mempengaruhi dia untuk sementara ini.

Pada malam harinya kevin datang ke rumah Ragil lalu papahnya Ragil yang membuka kan pintu untuk kevin dan menyuruh dia untuk masuk ke dalam.

Lalu Kevin mengobrol dengan Ragil mereka membahas tentang dosen Annisa Kevin juga memberitahu tentang keberadaan dosen Annisa di mana.

Kevin memberitahu Ragil bahwasanya dosen Annisa sekarang sedang berada di Jakarta untuk merawat bapaknya di sana.

Ragil sudah tau dan menyuruh Kevin agar tidak membahas tentang dosen Annisa dan menyuruh dia apabila tidak ada kepentingan lain harap pulang saja.

Karena dirinya sudah pusing dengan permasalahan yang ada di kantor dan permasalahannya dengan dosen Annisa jadi dia tidak mau pusing-pusing lagi memikirkan hal itu.

Kevin sangat kecewa dengan perkataan Ragil karena menganggap Ragil itu sudah menyerah dengan keadaan ini dan jangan sampai menyesal nantinya apabila dia nikah dengan laki-laki lain.

Lalu Kevin pulang dan berpamitan kepada kedua orang tua Ragil kevin tampak sangat kecewa dengan omongan Ragil barusan tadi.

Ragil sudah berniat tidak mau tau lagi tentang dosen Annisa dan keluarganya karena dia sudah berjuang mati-matian tetapi dosen Annisa masih tetap tidak percaya dengan ragil.

Ragil pun berpikir lebih baik dia tidak mau mengurus urusan dosen Annisa ketimbang nantinya iya akan sakit hati lagi dan akan membuka hatinya untuk wanita lain.

Orang tua Ragil menginginkan anaknya agar benar-benar memikirkan matang-matang agar nantinya Ragil memang tidak menyesal di kemudian hari pun begitu juga dengan dosen Annisa harus saling percaya dan jangan lebih percaya dengan omongan langsung dari orang lain ketimbang kekasihnya sendiri.

Ragil pun berbicara kepada kedua orang tuanya dan menjelaskan permasalahan antara dia dan dosen Annisa itu di sebabkan kesalah pahaman sepele sebenarnya lalu berujung atau merembet ke permasalahan yang besar.

Ragil juga menjelaskan kepada kedua orang tuanya bahwasanya permasalahan ini di sebabkan dosen Annisa tidak percaya dengan omongan Ragil dia lebih percaya dengan omongan dari orang lain ketimbang dirinya.

Padahal dia sudah bersumpah demi tuhan tapi dosen Annisa tetap saja tidak percaya dengan Ragil dan Ragil sudah bolak-balik menjelaskan tetapi dia tetap kekeh dengan pendiriannya itu.

Lalu setelah mendengarkan langsung obrolan dari Ragil kedua orang tua Ragil hanya bisa pasrah dan menyerahkan hal ini kepada Ragil karena cuman dia yang berhak atas hubungan dia dengan kekasihnya nantinya di kemudian hari.

Setelah itu Ragil pun kembali ke kamarnya dan beristirahat lalu tidur, setelah pagi harinya Ragil pun berangkat bekerja.

Kevin masih tidak habis pikir dengan omongan Ragil tadi malam padahal kalau boleh jujur dosen Annisa masih sangat mencintai Ragil akan tetapi Ragil tidak mau memperjuangkan cinta mereka.

Kevin juga bingung dengan perkataan Ragil tadi malam apa benar dosen Annisa memang lebih percaya dengan perkataan langsung dari orang lain ketimbang kekasihnya sendiri.

Kevin akan terus menyelidiki retaknya hubungan antara Ragil dan dosen Annisa agar masalah mereka berdua cepat selesai dan orang tua dosen Annisa bisa lebih tenang tanpa kepikiran tentang bapaknya dan anaknya.