Chapter 41 - Part 41

Setelah itu Refan memanggil Ragil untuk menjumpai meta karena meta ingin bertemu dengan abangnya itu.

Ragil berpesan kepada Refan bahwasanya

dia tidak bisa untuk menemuinya karena dia lagi sibuk dan lagi banyak urusan.

Dosen Annisa pun kepikiran dengan ucapan dia tadi kepada Ragil karena dia terlalu emosi padahal dia sudah menahan diri untuk tidak mengomong begitu kepada Ragil akan tetapi karena dia terlalu emosi Makanya dia lepas kontrol dengan ucapannya.

Dosen Annisa bingung harus berbuat apa karena menurut dirinya Ragil itu sudah sangat keterlaluan karena dia langsung melihat jelas Ragil sedang membantui suster cantik itu.

Hingga dosen Annisa pun tidak sempat untuk mengomong kan langsung ke ibunda soal bapaknya yang akan dipindahkan ke rumah sakit lain.

Karena dosen Annisa masih kesal Makanya dia lupa untuk membicarakan hal itu kepada mama nya lalu mamanya menyuruh dosen Annisa untuk pulang ke rumah karena hari sudah larut malam.

Lalu dosen Annisa pun pamit pulang kepada ibunda dan dia memberi tau mama nya bahwasanya dia besok tidak mengajar karena dia mau mengurus berkas-berkas rumah sakit.

Monika pun datang pada malam itu juga ke rumah dosen Annisa dan bertanya kepada dosen Annisa apakah dia masih mau bapaknya sembuh atau gitu-gitu aja.

Dosen Annisa pun tidak menjawab sedikit pun perkataan dari Monika karena dia masih kesal sama Ragil soal tadi siang.

Setelah itu Monika pun pergi meninggalkan dosen Annisa dan dosen Annisa pun hanya geleng-geleng kepala tentang perkataan Monika dan menganggap angin lalu.

Pagi harinya dosen Annisa pun berangkat menuju rumah sakit sampai di rumah sakit dosen Annisa langsung bertemu dengan mama nya untuk membicarakan kepindahan bapaknya ke rumah sakit lain.

Setelah mengobrol dengan mama nya dosen Annisa langsung menuju ruang administrasi untuk mengurus berkas-berkas kepindahan orang tuanya itu.

Refan berangkat ke kampus dan berpamitan

kepada kedua orang tuanya serta Ragil sampai di kampus Refan mencoba untuk mengecek ruangan dari calon kakak iparnya itu akan tetapi ruangannya kosong.

Sontak saja Refan sangat heran dengan kondisi ini dan iya pun bertanya kepada dosen lain perihal calon kakak iparnya itu tidak masuk hari ini.

"Maaf mau tanya bu"

"Itu kok tumben dosen Annisa tidak masuk?." ucap Refan.

"Ohya"

"Baru ingat saya"

"Semalam katanya dia mau mengurus berkas"

"Kepindahan orang tuanya yang lagi sakit." jawab dosen lain.

"Makasih banyak bu." ucap Refan.

"Sama-sama." jawab dosen lain.

Lalu Refan mencoba untuk menelpon Ragil akan tetapi Ragil tidak mengangkat telepon dari Refan lantaran handphone dia berada di bangku samping dan tidak berdering HP nya.

Lalu Refan bergerak cepat menuju kantor Ragil sampai di kantor Refan langsung bertanya kepada security mengenai Ragil apakah dia sudah sampai apa belum.

"Pak satpam mau tanya?." ucap Refan.

"Iya tanya apa mas." jawab satpam.

"Ragil Uda sampai kantor atau belum." ucap Refan.

"Kayaknya sih belum mas"

"Mungkin sebentar lagi." jawab satpam.

Lalu meta pun lewat dan Refan menanyakan

tentang Ragil di mana ruangan Ragil meta pun sempat bertanya kepada Refan ada tujuan apa ke sini.

"Pas kali meta"

"Di mana ruangan mas Ragil met." ucap Refan.

"Ada tujuan apa kamu ke sini ha"

"Tumben kamu tanya langsung ke kantor."

"Ini darurat penting"

"Uda di mana ruangannya." ucap Refan.

"Itu nanti kamu lurus aja"

"Ntar ketemu gang belok kanan"

"Di situ ruangannya mas Ragil." jawab meta.

"Oke makasih." ucap Refan.

Akhirnya sampai juga Ragil di kantor pada saat Ragil mau masuk ke dalam kantor tiba-tiba Refan mencegat Ragil dan langsung bilang kepada Ragil bahwasanya hari ini dosen Annisa akan memindahkan bapaknya ke rumah sakit lain.

Setelah sudah selesai mengurus berkas rumah sakit dosen Annisa pun menyiapkan ataupun membersihkan pakaian bapaknya serta menyusun peralatan yang selama ini ada di rumah sakit.

Setelah selesai mengobrol Refan dan Ragil pun berangkat menuju ke rumah sakit sampai di rumah sakit Ragil langsung memcari dan mencegah agar dirinya tidak ikut menjaga ataupun pindah dengan ibunya.

Lalu Ragil pun mengobrol dengan dosen Annisa dan ibunya setelah berhasil mengobrol dan gagal membujuk dosen Annisa untuk ikut berangkat mengantarkan orang tuanya ke rumah sakit Ragil pun hanya pasrah dan sudah merelakan dosen Annisa untuk pergi.

"Yasudah kalau itu kemauan kamu"

"Aku gak bisa memaksakan, yang terpenting..."

"Jaga diri kamu baik-baik dan keluarga kamu." ucap Ragil.

"Hem..." jawab dosen Annisa.

Lalu dosen Annisa beserta keluarganya pun berangkat menuju Jakarta untuk membawa orang tuanya berobat di sana karena di sana alat-alatnya sangat lengkap.

Ragil pun sedih melihat dosen Annisa akan pergi selama-lamanya dari kehidupan dia hingga Ragil menitiskan air mata padahal Ragil masih berharap agar bisa kembali bersatu dan Ragil juga mau membiayai orang tuanya yang sedang sakit.

Setelah siap beres-beres dosen Annisa pun langsung memesan taxi online dan mereka pun menaiki taxi online tersebut sedangkan bapaknya yang sedang sakit itu di bawa menggunakan ambulans menuju bandara.

Sampai di bandara dosen Annisa langsung menaiki pesawat bareng orang tua serta adiknya mereka pun akan menuju Jakarta dan diperkirakan mereka akan sampai di Jakarta pada pukul 13.00 wib.

Monika datang ke rumah sakit sampai di rumah sakit ternyata ruangan bapaknya dosen Annisa kosong lalu Monika pun bertanya kepada suster tentang ruangan orang tua Annisa Kenapa kosong.

"Sus mau tanya." ucap Monika.

"Iya mbak, tanya apa." jawab suster.

"Di ruangan sebelah kenapa kosong ya." ucap Monika.

"Oh... itu baru beberapa jam yang lalu baru aja pindah ke rumah sakit lain." jawab suster.

"Kalau boleh tau rumah sakit mana sus." ucap Monika.

"Katanya mau di bawa ke Jakarta." jawab suster.

"Makasih suster." ucap Monika.

"Iya sama-sama." jawab suster.

Monika tampak sangat senang karena telah berhasil membujuk sekaligus berhasil untuk memisahkan antara Ragil dan dosen Annisa.

Lalu Monika menelepon dosen Annisa dan berpura-pura tidak mengetahui kepindahan orang tua dosen Annisa ke rumah sakit lain.

"Assalamualaikum Nis." ucap Monika.

"Wa'alaikumsallam"

"Ada apa telpon mon." jawab dosen Annisa via telepon.

"Tadi aku kan ke rumah sakit"

"Terus kok kosong rumah sakit nya."

"Kalian ke mana?." ucap Monika via telepon.

"Ya baru aja bapak ku kepindakan ke rumah sakit di Jakarta." jawab dosen Annisa via telepon.

"Rumah sakit apa kalian di Jakarta." ucap Monika via telepon.

"Maaf...aku gak bisa kasih tau." jawab dosen Annisa via telepon.

"Oh yauda gak apa-apa."

"Yauda semoga bapak kamu cepat sembuh ya." ucap Monika via telepon.

"Iya makasih." jawab Annisa via telepon.