Chapter 32 - Part 32

Setelah Ragil menjelaskan kepada keluarga Ragil pun menuju ke kamarnya dan dia pun langsung tidur karena kecapekan.

Pada pagi harinya dosen Annisa berangkat kerja dan iya tidak menyadari bahwasanya motor dia telah di tinggal di kampus semalam

Sontak saja iya pun menyuruh adiknya untuk pergi bareng untuk berangkat kuliah, akan tetapi adiknya itu sudah pergi dan sudah memberi tau kedua orang tua Annisa bahwa agar bapaknya Annisa hari ini lebih cepat untuk berangkat bekerja supaya dosen Annisa bisa pergi bareng dengan Ragil.

Dan rencana cerdik adiknya itu di setujui oleh kedua orang tua mereka dan bapak Annisa pun berangkat kerja lebih awal begitu juga dengan adiknya yang berangkat lebih cepat.

"Akhirnya setelah mereka semua sudah pada pergi dosen Annisa bertanya kepada mama nya tentang rumahnya yang pagi-pagi sudah sepih.

"Mah kok sepih kali"

"Kemana semua orangnya ma?." ucap Annisa.

"Oh mereka sudah pada pergi." jawab mama.

"Owalah... jadi kayak mana nih aku." ucap dosen Annisa.

"Oh iya ya"

"Kan motor kamu ada di kampus"

"Cemana jadinya kamu berangkat kerjanya." jawab Mama.

"Yauda aku pesan ojol aja lah"

"Timbang kelamaan." ucap dosen Annisa.

"Jangan nak ntar kelamaan"

"Mending kamu telpon Ragil aja biar dia yang anter kamu." jawab Mama.

"Males... aku kan sudah gak ada hubungan lagi dengan dia." ucap dosen Annisa.

"Gak apa-apa"

"Yauda biar mama aja yang telpon dia." jawab Mama.

Mama dosen Annisa pun akhirnya menelpon Ragil untuk mengantarkan dosen Annisa ke kampus dia.

Dan Ragil pun mau dan dia segera menunju ke rumah dosen Annisa, lalu Ragil buru-buru menghabiskan makanan hingga iya terbatuk.

Lalu papah Ragil menyuruh Ragil agar dia makan dengan pelan-pelan saja supaya dia tidak keselak.

Selesai makan Ragil pun mengambil kunci mobilnya dan dia langsung berangkat menuju rumah dosen Annisa.

Sampai di rumah dosen Annisa mama Annisa langsung membuka kan pintu rumah dan menyuruh dosen Annisa agar cepat-cepat berangkat karena mereka sudah telat.

"Yauda bu kami berangkat dulu ya"

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam." jawab Mama Annisa.

Mama Annisa sangat senang melihat dosen Annisa bisa pergi bareng lagi dengan Ragil karena mereka sudah terlalu lama tidak pergi bareng seperti ini.

Di tengah perjalanan Ragil melihat ada seorang kakek yang kakinya puntung sedang mengemis dan banyak orang-orang bermobil tidak ada satupun yang mengasih uang kepada kakek itu.

Ragil pun sedih melihat itu karena banyak orang-orang kaya yang pelit untuk sedekah dan kebanyakan orang-orang miskin ataupun orang-orang yang menaiki sepeda motor yang mengasih uang ke kakek itu.

Lalu Ragil pun berhenti iya mengasih uang kepada kakek puntung itu di pinggir jalan dan Ragil mengasih uang berjumlah kurang lebih Rp. 500.000 tidak sampai di situ Ragil juga mengasih sedikit sembako kepada kakek itu.

Sontak saja dosen Annisa bergerak cepat dan iya mengambil handphone lalu membuat video saat Ragil membagikan sedekah ke kakek itu.

Dosen Annisa pun mengasih uang juga kepada kakek itu dan mereka berdua sangat sedih melihat kakek sedang mencari nafkah di jalan di tambah kakinya seperti itu.

Lalu mereka berdua pun meminta alamat rumah kakek itu mana tau mereka berdua ada waktu luang mereka akan datang ke rumah kakek puntung itu.

Adik dosen Annisa menelpon mama nya dan bertanya kepada mama nya apakah kakak Annisa sudah pergi.

Lalu orang tuanya pun menjawab pertanyaan

dari Satrio dan mengasih tau adiknya dosen Annisa itu dan adiknya Annisa pun sangat senang mendengar hal itu dan Satrio terus mengajak kedua orang tuanya agar membuat rencana lagi supaya mereka berdua sering ketemu dan bisa kembali menjalin hubungan.

Di kantor saat bapak Annisa mau pergi keluar untuk meeting di situ juga tiba-tiba ada orang tak dikenal sedang mengikuti bapak Annisa itu.

Pada saat di ikuti bapak Annisa pun sesekali melihat kebelakang karena iya curiga seperti ada yang mengikuti dirinya.

Benar saja pada saat iya lari mau masuk ke dalam mobilnya iya langsung di todong kan pisau oleh sih perampok.

Sontak saja bapak Annisa terdiam dan tidak bergerak sama sekali dan iya pun menuruti apa yang di minta oleh sih perampok itu.

Setelah di rasa sudah cukup banyak mengambil barang-barang hasil curian itu sih perampok akhirnya pergi meninggalkan orang tua dosen Annisa itu.

Pada saat orang tua dosen Annisa memfoto sih perampok tiba-tiba sih perampok pun tau bahwa dirinya sedang di foto.

Lalu perampok itu pun kembali mendatangi orang tua dosen Annisa itu dan langsung menusuk perut bapak Annisa itu.

Sontak saja bapak Annisa itu langsung jatuh

hingga tidak sadarkan diri, lalu sih perampok pun langsung kabur meninggalkan bapak Annisa yang terkapar di jalan itu.

Dan ada seorang warga melihat bapak Annisa itu terjatuh dan tercecer banyak darah di tubuhnya.

Dan warga itu langsung berteriak dan meminta tolong kepada warga lainnya untuk segera mengangkat bapak Annisa itu yang telah terkapar dan kondisinya pun kritis hingga dia banyak kekurangan darah.

Sampai di kampus dosen Annisa langsung turun dan iya berterimakasih kepada Ragil karena sudah mau mengantarkan dirinya hingga sampai kampus.

"Sekali lagi makasih ya sudah di anteri sampai sini." ucap dosen Annisa.

"Iya sama-sama"

"Yauda aku pergi ya." jawab Ragil.

"Hati-hati di jalan." ucap dosen Annisa.

"Iya ." jawab Ragil.

Sampai di kantor Ragil tampak sangat senyam-senyum karena sudah hampir 3 bulan dia tidak pernah jumpa dengan dosen Annisa dan tidak pernah berpergian bareng kayak tadi

Pada saat iya senyum-senyum di ruangannya

tiba-tiba meta pun datang, sontak saja Ragil terkejut dan meta hanya bisa senyum dan tertawa melihat Ragil yang kaget itu.

Meta datang untuk mengasih berkas untuk di tanda tangani oleh Ragil, setelah di tanda tangani oleh Ragil meta bertanya kepada Ragil Kenapa dirinya bisa senyum-senyum sendiri seperti tadi.

"Kenapa mas"

"Kok kelihatannya hari ini senang sekali." ucap meta.

"Gak ada apa-apa." jawab Ragil.

"Kasih tau lah sedikit aja." ucap meta.

"Hehehe"...

"Rahasia dong gak boleh ada yang tau selain saya." jawab Ragil.

"Yauda deh kalau gak mau kasih tau." ucap meta.

"Yauda jangan nangis"

"Hahaha."... jawab Ragil.

Meta tampak sangat penasaran dengan tingkah Ragil yang aneh itu dan meta pun berencana akan menyelidiki Ragil Kenapa dia bisa bahagia seperti itu.

Meta pun berpikir di dalam hatinya apakah Ragil senyum-senyum sendiri itu ada hubungannya dengan dosen Annisa.

Lalu meta belum bisa memastikan itu semua dan iya berencana akan lebih mendalami itu lagi dan akan mengikuti Ragil nanti pada saat pulang kerja.