Chapter 34 - Part 34

Hingga Refan menegur Ragil dan bertanya kepada Ragil sedang memikirkan apa

"Mas Kenapa?"...

"Kok kelihatannya gelisah sekali." ucap Refan.

"Gak tau nih"

"Tiba-tiba kok jadi kepikiran dengan keluarga Annisa." jawab Ragil.

"Astaghfirullah hal'adzim"

"Gak boleh ngomong begitu mas"

"Kita harus berpikiran yang positif kepada siapapun termasuk Annisa." ucap Refan.

"Iya ya." jawab Ragil.

Setelah itu Ragil sempat menelepon adiknya

dosen Annisa akan tetapi adiknya dosen Annisa tidak mengangkat telepon dari dia itu karena HP nya lowbet.

Setelah tidak kunjung di angkat-angkat telpon nya oleh adik dosen Annisa Ragil pun berangkat kerja dan dia setelah selesai bekerja berencana akan ke rumah dosen Annisa untuk memastikan lagi kondisi keluarga mereka.

Sampai di rumah sakit dosen Annisa pun langsung mengasih makanan yang iya bawak kepada Mama dan adiknya.

Lalu dosen Annisa menyuruh Mama dan adiknya untuk makan terlebih dahulu agar kondisi tubuh mereka bisa tetap sehat.

Setelah selesai makan adik dosen Annisa dia pamit untuk pergi untuk melanjutkan kuliahnya pada hari ini.

Dosen Annisa pun pergi meninggalkan Mama nya karena iya harus tetap mengajar dan orang tuanya pun sendiri menjaga bapak nya itu di rumah sakit.

Lalu di kantor meta terus memantau Ragil dan Ragil masih melamun memikirkan dosen Annisa lantaran adiknya Annisa tidak ada mengasih kabar kepadanya.

Meta berencana untuk masuk ke ruangan Ragil akan tetapi pada saat meta mau masuk dia di panggil oleh rekan kerjanya untuk mengerjakan tugas kantor yang lain.

Lalu Ragil mencoba untuk menelpon adik dosen Annisa tetapi tidak di angkat karena dia masih dalam jam kuliah.

Adik dosen Annisa pun berencana untuk menelpon balik Ragil nanti pada saat jam selesai kuliahnya.

Setelah tidak kunjung mendapatkan informasi dari Satrio Ragil pun bergerak menuju ke rumah dosen Annisa.

Padahal jam kerja belum selesai tapi dia masih tetap untuk mencari tau keberadaan kondisi terkini keluarga dosen Annisa.

Pada saat di perjalanan ragil pun bertemu dengan teman kuliahnya dulu kane dan mereka tidak pernah ketemu kurang lebih selama 3 tahunan.

Lalu mereka berdua pun berpelukan di jalan dan dilihatin oleh banyak orang, lalu mereka pun saling ngobrol dan Ragil pun meminta nomor telepon kane serta alamat rumahnya yang baru.

Kane bertanya kepada Ragil apakah Ragil saat ini masih jomblo atau sudah nikah

"Gil kau sudah nikah?". ucap kane.

"Alhamdulillah"

"Aku masih jomblo"

"kalau kamu kane?. jawab Ragil.

"Alhamdulillah"

"Aku sudah tunangan." ucap kane.

"Dapat orang mana kane." jawab Ragil.

"Riau gil." ucap kane.

"Jauh kali ya." jawab Ragil.

"Ya gitu deh." ucap Kane.

Setelah mereka ngobrol di pinggir jalan lalu Ragil pun pamit pulang kepada kane, karena dia tidak bisa ngobrol lama lantaran dia mau ke rumah dosen Annisa.

Kane sangat senang bisa bertemu dengan Ragil yang sekarang lebih tampan dan gagah ditambah dia sudah memiliki mobil baru.

Sampai juga Ragil di rumah dosen Annisa sampai di sana Ragil langsung mengetuk pintu rumah dosen Annisa dan memberi salam akan tetapi pintu rumah dosen Annisa tidak satupun yang terbuka.

Lalu ada tetangga dosen Annisa memberi tau Ragil bahwasanya keluarga dosen Annisa tidak ada di rumah mereka sedang berada di rumah sakit karena bapaknya dosen Annisa baru saja habis kerampokan semalam.

"Sekali lagi terimakasih bu." ucap Ragil.

"Iya sama-sama." jawab ibu tetangga Annisa."

Setelah itu Ragil pun berpikir kok bisa bapaknya kerampokan padahal kan bapaknya kerja, lalu Ragil pun berangkat menuju ke rumah sakit.

Selesai mengajar dosen Annisa langsung ke rumah sakit untuk bergantian menjagai bapaknya yang sedang sakit itu.

"Yauda ma"

"Mama istirahat aja dulu di rumah"

"Biar aku aja siang sampe malam yang jaga."

"Ntar malam terserah Mama atau aku yang jaga." ucap dosen Annisa.

"Oh yasudah"

"Nanti kalau ada apa-apa"

"Jangan lupa langsung kabari Mama ataupun dokter." jawab Mama.

"Oke ma." ucap dosen Annisa.

Lalu Mama dosen Annisa pun pergi pulang ke rumah di anter oleh adiknya dosen Annisa sih Satrio.

Sampai di rumah Mama Annisa langsung tidur di kamar karena dia satu malam belum ada tidur sama sekali.

Satrio juga ikut tidur dan karena iya juga letih karena dia juga menemani Mama nya menjaga bapaknya yang sedang sakit di rumah sakit.

Akhirnya sampai juga Ragil di rumah sakit dia pun bertanya kepada resepsionis mengenai ruangan orang tua dari dosen Annisa itu.

Lalu Ragil bertemu dengan dosen Annisa di rumah sakit Ragil pun langsung bertanya kondisi orang tua dosen Annisa.

Mereka pun ngobrol dan memberi tau Ragil bahwasanya kondisi orang tuanya saat ini masih belum ada perkembangan dan sampai sekarang orang tuanya belum sadarkan diri.

Ragil sangat perihatin dengan musibah yang Annisa dapatkan ini dan menyayangkan hal ini karena dosen Annisa tidak ada sama sekali memberi kabar tentang orang tuanya itu.

Lalu dosen Annisa memberi alasan itu bahwasanya iya tidak memberi kabar ke siapapun termasuk keluarga dari bapak dan ibunya sendiri.

Karena dosen Annisa tidak mau merepotkan orang lain selagi iya masih bisa untuk menanganinya sendiri.

"Jadi kamu tadi mengajar tua gak nis." ucap Ragil."

"Alhamdulillah."

"Mengajar lah kalau gak ngajar potong gaji."

"Hehehe." jawab dosen Annisa.

"Masih aja kamu bisa bercanda." ucap Ragil.

"Iya biar gak tambah pusing." jawab dosen Annisa.

"Iyalah"

"Itu kejadian kok bisa di rampok gimana ceritanya." ucap Ragil.

"Aku juga kurang tau sih."

"Soalnya warga gak ada yang tau bapak di rampok di sana"

"Karena kebetulan sepih."jawab dosen Annisa.

"Ohyaya." ucap Ragil.

Ragil pun pergi sebentar untuk membelikan makanan untuk dosen Annisa dan untuk dia

Ragil pun balik dan membawa makanan lalu Ragil membagikan makanan yang iya bawak ke dosen Annisa.

Dosen Annisa sempat menolak makanan dari sang mantan kekasihnya itu dan iya berpura-pura sudah makan, padahal sebenarnya iya belum makan.

Ragil tidak memaksa dosen Annisa untuk memakan makanan yang iya bawak itu karena iya sudah mengetahui karakteristik dari dosen Annisa.

Lalu Ragil pun memakan makanan yang iya bawak itu di hadapan dosen Annisa sedangkan dosen Annisa hanya bisa ngiler melihat Ragil yang sedang makan itu.

Lalu perut dosen Annisa pun tiba-tiba bunyi dan Ragil hanya senyum-senyum melihat dosen Annisa yang bohong karena sudah makan.

Ragil tidak tega dan akhirnya iya memberikan

makanan yang iya bawak ke dosen Annisa dan dosen Annisa pun menerima dengan rasa malu-malu.

"Makanya kalau laper itu jangan di tahan."

"Dan jangan suka berbohong"

"Inilah akibatnya bunyi-bunyi."

"Hahaha." ucap Ragil.

"Iya ya." jawab dosen Annisa.