Chapter 37 - Part 37

Setelah di periksa oleh dokter masih belum ada perubahan dengan tubuh bapaknya dosen Annisa dan dokter pun menyarankan agar keluarga beliau selalu berdoa kepada Allah agar ada mukjizat dan segera orang tua Annisa bisa cepat sadar.

Lalu dosen Annisa mendengar kabar dari dokter langsung sedih dan dosen Annisa langsung berpelukan dengan Mama nya dan mereka pun bingung dengan kondisi saat ini karena mereka setiap hari sudah berusaha dan berdoa kepada Allah agar bapaknya cepat sadar akan tetapi orang tuanya masih belum sadar sampai sekarang.

Pada malam harinya kevin pun datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan dosen Annisa akan tetapi dosen Annisa tidak ada di rumah sakit karena dirinya sudah bergantian menjaga bapaknya ke Mama nya.

Lalu Kevin pun langsung pamit pergi dan segera langsung menuju ke rumah dosen Annisa, sampai di rumah dosen Annisa Kevin langsung mengetuk pintu rumah dosen Annisa.

Dosen Annisa membuka kan pintu rumahnya

dan dia pun kaget melihat kedatangan Kevin malam-malam dan dosen Annisa langsung menyuruh kevin pulang agar tidak timbul fitnah.

Akan tetapi Kevin tidak ingin pulang sebelum

dia berbicara dengan dosen Annisa lalu dosen Annisa pun memberi izin kevin untuk berbicara tetapi mereka berbicara di teras atau di luar agar tidak timbul fitnah.

Kevin pun menjelaskan kepada dosen Annisa dan memberitahu bahwasanya dia tidak jadi kerja di kampus tempat di mana dosen Annisa mengajar karena dia baru saja di terima kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit atau PTPN 3.

Dosen Annisa sangat senang mendengar ini semua dari Kevin dan dosen Annisa pun memberi ucapan selamat kepada Kevin yang akhirnya di terima kerja juga setelah lama tidak bekerja lagi kurang lebih sekitar 3 bulan.

Kevin juga memberitahu agar bapaknya dosen Annisa lebih bagus di rawat di rumah sakit di Jakarta karena fasilitas di sana jauh lebih lengkap di bandingkan di sini.

Akan tetapi dosen Annisa tidak bisa membawa orang tuanya berobat ke Jakarta lantaran pertama kebentur biaya dan yang kedua itu tidak mungkin karena kalau di sana otomatis dia tidak bisa setiap hari melihat orang tuanya sakit.

Tapi kalau orang tuanya di rawat di sini dosen Annisa masih bisa setiap hari menjenguk bapaknya yang sedang sakit.

Setelah Kevin mengobrol dengan dosen Annisa Kevin pun langsung pamit pulang dan iya akan berusaha untuk mencarikan dokter yang terbaik agar bapaknya cepat sadar.

Lalu dosen Annisa melamun memikirkan omongan dari Kevin tadi soal bapaknya yang harus di pindahkan ke rumah sakit yang lebih lengkap agar orang tuanya lebih sehat.

Setelah itu dosen Annisa pun tidur dan dia akan membicarakan hal ini besok pada Mama dan adiknya.

Pada pagi harinya Ragil pun bersiap menuju lokasi kerja untuk mengecek kondisi mesin yang telah rusak dan akan meneliti apa-apa saja yang mengalami kerusakan pada mesin klayen nya itu.

Setelah di cek akhirnya Ragil memberi tau asistennya meta dan meta pun mencatat yang di berikan oleh Ragil tentang mesin yang rusak itu.

Setelah selesai mendata serta selesai pada kerjasama akhirnya Ragil pun menelepon bosnya dan memberitahu bosnya bahwa dia telah menyelesaikan tugas yang di berikan bosnya itu.

Lalu bosnya pun menyetujui Ragil dan memperbolehkan Ragil untuk pulang pada sore hari ini juga dan bosnya sudah memesan kan tiket pesawat untuk Ragil dan meta untuk mereka pulang ke Medan.

Dosen Annisa akhirnya sampai di rumah sakit dia langsung mengasih makanan untuk Mama dan adiknya untuk sarapan pagi dan dosen Annisa tidak mengomong dulu untuk rencana perpindahan bapaknya ke rumah sakit yang lebih lengkap karena dia harus mengajar dan selesai mengajar dosen Annisa baru akan mengomong langsung dengan Mama dan adiknya.

Refan berangkat kuliah sebelum berangkat Refan berpamitan kepada kedua orang tuanya sampai di kampus Refan melihat calon kakak iparnya itu sedang melamun hingga tidak seperti biasanya yang tidak semangat begitu.

Refan akan mengomong langsung kepada calon kakak iparnya itu nanti setelah dia selesai mengajar murid-muridnya.

Setelah selesai mengajar Refan langsung mengetuk ruangan dosen Annisa dan dosen Annisa pun mengizinkan Refan masuk ke dalam ruangannya.

"Tok Tok"

"Assalamualaikum." ucap Refan.

"Wa'alaikumsallam"

"Silahkan masuk." jawab dosen Annisa.

"Kak boleh aku ngobrol sama kakak." ucap Refan.

"Mau ngomong apa." jawab Refan.

"Kakak tau"

"Mas Ragil beberapa hari ini kerja di luar kota?." ucap Refan.

"Tau kok." jawab dosen Annisa.

"Kenapa gak mencoba untuk telpon"

"Kalau misalnya sudah tau." ucap Refan.

"Untuk apa..."

"Toh dia bukan siapa-siapa aku lagi." jawab dosen Annisa.

"Yauda ntar jangan nyesel ya"

Kalau dia nikah sama orang lain"

"Soalnya dengar-dengar ada yang mau lamar dia." ucap Refan.

"Ya terserah"

"Semoga dia mendapatkan jodoh yang baik." jawab dosen Annisa.

Setelah mengobrol sekaligus membahas tentang Ragil akhirnya Refan pun bertanya kepada dosen Annisa tentang kondisi orang tua dosen Annisa.

Lalu dosen Annisa menjawab pertanyaan dari Ragil dan memberi tau bahwasanya kondisi orang tuanya sampai sekarang masih belum ada perubahan sama sekali.

Padahal dia dirawat di rumah sakit sudah hampir seminggu tetapi belum ada perubahan sama sekali dan padahal mereka semua sudah berdoa agar bapaknya bisa cepat sadar dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Refan ikut sedih saat di ceritakan oleh calon kakak iparnya itu tentang kondisi orang tua dosen Annisa dan Refan pun sempat meneteskan air mata dan dosen Annisa langsung bilang kepada Refan agar dia ikut mendoakan orang tua dosen Annisa agar bisa cepat sadar dan sehat kembali.

Setelah mereka mengobrol selama kurang lebih 30 menit akhirnya Refan pun pergi dan memperingatkan dosen Annisa agar kalau ada apa-apa segera hubungi Refan dan keluarganya.

Monika pun menuju ke kampus untuk mengingatkan dosen Annisa agar dosen Annisa jangan pernah mengganggu ganggu Ragil lagi karena menurut Monika Ragil itu sudah menjadi pacarnya.

Sampai di kampus Monika langsung menemui dosen Annisa di ruangannya pada saat Refan mau turun Refan melihat Monika dan dia langsung mengikuti Monika.

Dan benar saja dugaan Refan ternyata Monika ke sini ingin menjumpai dosen Annisa lalu iya pun mendengarkan perbincangan mereka berdua.

"Tok tok"

"Assalamualaikum." ucap Monika.

"Wa'alaikumsallam"

"Silahkan masuk." jawab dosen Annisa.

"Boleh kita bicara kah?" ucap Monika.

"Ya silahkan."

"Mau ngomong apa." jawab dosen Annisa.

"Langsung tutup poin aja ya."

"Aku tuh mau kamu jatuhin sejauh-jauhnya Ragil"

"Biasakan?." ucap Monika.

"Terserah aku lah mau ngapain"

"Intinya itu kalau orang gak suka itu jangan di paksakan." jawab dosen Annisa.

"Mulut mu di jaga kalau ngomong."

"Aku tuh beneran pacar Ragil."

"Jangan sampai aku bertindak kasar." ucap Monika.

"Gak takut aku"

"Emangnya kamu siapa ha"

"Bisa ngatur-ngatur aku." jawab dosen Annisa