Chapter 36 - Part 36

Setelah 3 kali menelepon bos nya tidak kunjung di angkat-angkat akhirnya bos nya pun menjawab telepon dari Ragil.

"Assalamualaikum"

"Ada apa gil." ucap bos.

"Wa'alaikumsallam"

"Aku mau tanya bos." jawab Ragil.

"Mau tanya apa." ucap bos.

"Itu gak bisa ya bos di tunda"

"Untuk tugas ke luar kota." jawab Ragil.

"Gak bisalah gil"

"Soalnya saya aja baru dapat info"

"Tadi pas Maghrib." ucap bos.

"Oh yauda"

"Terimakasih ya." jawab Ragil.

"Yo sama-sama." ucap Ragil.

Ragil sangat sedih mendengar langsung jawaban dari mulut bos nya itu yang tidak bisa menunda jadwal untuk kerja di luar kota.

Lalu Refan menghampiri Ragil dan bertanya kenapa tiba-tiba muka kamu pucat begitu mas

lalu Ragil mengasih tau Refan bahwasanya iya besok sudah harus kerja di luar kota dan dia sedih lantaran dia tidak bisa menemani dosen Annisa untuk menjaga bapaknya yang sedang sakit itu.

Refan pun menenangkan Ragil dan mencoba

menasehati Ragil dan setelah mereka mengobrol Ragil mulai legah dan sudah enakan dan Ragil berpesan kepada adiknya itu Refan untuk selalu menjaga dan mengawasi dosen Annisa kemanapun iya pergi.

Refan sangat siap dan akan selalu menjaga amanah dari Ragil itu dan Refan pun sekalian ingin melihat langsung kondisi orang tua dari calon kakak iparnya itu.

Pada pagi harinya Ragil berangkat ke kantor sampai di kantor dia langsung di sambut oleh bosnya dan di suruh segera berangkat ke bandara untuk kerja luar provinsi dengan menaiki pesawat.

Ragil pun berangkat bersama meta dan meta pun sangat senang apa lagi mereka kerja di luar provinsi kurang lebih sekitar 3-4 hari paling lama.

Meta sangat senang dia berharap agar dia bisa lama-lama di sana dengan Ragil karena dia sebelumnya selalu gagal untuk mengajak berduaan dengan Ragil.

Dosen Annisa tidak berangkat kerja karena di kampusnya sudah selesai ujian dan dosen Annisa untuk beberapa hari ke depan akan libur mengajar.

Lalu dosen Annisa datang ke rumah sakit untuk bergantian menjaga bapaknya yang sedang sakit dan menyuruh Mama nya untuk pulang ke rumah untuk beristirahat di rumah.

Mama dosen Annisa pun pulang dan di anter oleh adiknya Mama nya pun berpesan kepada dosen Annisa agar kalau ada apa-apa segera hubungi Mama dan adiknya.

Sampai di rumah Mama Annisa langsung tidur serta adik dosen Annisa pun langsung tidur karena mereka kondisinya hari ini kurang sehat dan harus banyak-banyak beristirahat.

Pada hari itu juga kedua orang tua Ragil pun menjeguk orang tua dosen Annisa di rumah sakit dan kedua orang tua Ragil membawa sedikit makanan dan buah-buahan untuk dosen Annisa dan keluarga Annisa.

Sampai di rumah sakit orang tua Ragil langsung menyalami dosen Annisa dan mereka pun langsung mengasih bingkisan yang mereka bawa ke dosen Annisa.

Kedua orang tua Ragil langsung bertanya kepada dosen Annisa kronologi kejadian bapaknya yang bisa kerampokan di jalan.

Dosen Annisa pun menjelaskan kronologi kejadiannya akan tetapi dosen Annisa tidak bisa memastikan secara detail juga karena tidak ada saksi sama sekali di tempat kejadian orang tuanya yang sakit itu.

Orang tua Ragil pun sempat bingung karena menurut orang tua Ragil itu mustahil dia bisa di rampok karena semua barang-barang yang ada di dalam mobil orang tua dosen Annisa tidak ada yang hilang kecuali uang yang di dalam dompet orang tua Annisa.

Lalu Ragil menelepon kedua orang tuanya saat dia sudah sampai di lokasi kerja Ragil

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam wr, wb." jawab papah Ragil.

"Pah aku baru aja sampai di lokasi kerja." ucap Ragil.

"Alhamdulillah"

"Syukurlah kalau gitu."

Jadi nih kamu sudah mulai kerja nak?." jawab papah Ragil.

"Iya bener sekali"

"Aku kejar target pah."

"Supaya aku bisa pulang cepat dan bisa lihat orang tua Annisa sakit." ucap Ragil.

"Oh baguslah." jawab papah Ragil.

"Yauda pah"

"Aku mau lanjut kerja lagi ya."

"Assalamualaikum." ucap Ragil.

"Wa'alaikumsallam wr, wb." jawab papah Ragil.

Mama dosen Annisa pun tiba-tiba bangun lalu dia bangun langsung memasak untuk di bawa ke rumah sakit untuk dosen Annisa yang sedang menjagai bapaknya yang sedang sakit.

Setelah selesai masak Mama dosen Annisa langsung mandi dan shalat setelah selesai semuanya orang tua dosen Annisa pun bersiap-siap untuk menuju ke rumah sakit bersama adik dosen Annisa yaitu Satrio.

Di tengah perjalanan menuju ke rumah sakit Mama Annisa melihat ada seorang nenek kaki pincang sedang mengamen lalu Mama dari dosen Annisa langsung mengasih sedikit uang senilai Rp.150.000 agar nenek itu bisa makan dengan layak bersama keluarganya.

Nenek pincang itu sangat senang dan bersyukur dan berterima kasih kepada Mama dari dosen Annisa yang sudah mau mengasih sedikit Rezki untuk nenek itu dan nenek itu mendoakan keluarga dosen Annisa agar mereka selalu sehat dan di jauhkan dari segala marabahaya.

Setelah itu mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah sakit sampai di rumah sakit Mama dosen Annisa kaget melihat banyak sekali makanan di rumah sakit lalu Mama dari dosen Annisa pun bertanya kepada dosen Annisa tentang makanan itu.

Dosen Annisa pun menjelaskan dengan detail tentang makanan itu dan memberi tau bahwasanya tadi kedua orang tua Ragil baru saja datang dan membawa banyak sekali makanan untuk dirinya dan mereka pun mendoakan agar bapaknya bisa cepat sadar dan sehat kembali Amin.

Lalu dosen Annisa bertanya kepada orang tua Ragil tentang keberadaan Ragil dan kedua orang tua Ragil langsung memberi tau keberadaan Ragil bahwasanya Ragil untuk beberapa hari ke depan akan kerja di luar provinsi karena dia di suruh langsung oleh bosnya dan tidak bisa di tunda-tunda lagi.

Setelah di jelaskan oleh orang tua Ragil dosen Annisa pun tampak sedih tampak dari raut wajahnya dan bapaknya Ragil langsung menyarankan dosen Annisa apabila dia kangen atau apa jangan sungkan untuk menelpon Ragil sebelum nanti dia menyesal di kemudian hari.

Dosen Annisa hanya bisa diam tanpa sedikitpun menjawab omongan dari bapaknya Ragil lalu mereka pun pamit pergi karena kasihan adiknya Ragil sendirian di rumah.

"Yauda nis kami pamit pulang dulu ya." ucap orang tua Ragil.

"Iya pak"

"Makasih sudah mau datang." jawab dosen Annisa.

"Iya sama-sama"

"Kalau ada apa-apa"

"Jangan sungkan untuk telpon bapak." ucap bapak Ragil.

"Iya pak." jawab dosen Annisa."

"Assalamualaikum." ucap orang tua Ragil.

"Wa'alaikumsallam wr, wb." jawab dosen Annisa.

Setelah orang tua Ragil pergi Mama Annisa datang dan dokter juga datang memeriksa kondisi orang tua Annisa.