Chapter 19 - Bab 19

"Setelah selesai membuat surat tentang dirinya dengan dosen Annisa Ragil pun tidur dan beristirahat dan akan melanjutkan membuat surat itu besok harinya.

"Pada pagi harinya dosen Annisa berangkat

kerja dengan menggunakan motor/kereta pada saat hendak berangkat kerja ke kampus dosen Annisa melihat adik Ragil yaitu Refan sedang pergi dengan menaiki sepeda motor sendirian.

"Lalu dosen Annisa pun mengikuti adik Ragil itu dan ternyata dia sedang membeli obat untuk Ragil di apotik lantaran obat itu susah di dapat.

"Setelah mengetahui Refan sedang di apotik dosen Annisa pun menanyai Refan sekaligus bertanya tentang kondisi abang nya itu

ref kau ngapain di sini, "ucap dosen Annisa."

beli obat untuk mas Ragil kak, "jawab Refan."

oh gimana kondisi Ragil sekarang, "ucap dosen Annisa."

Alhamdulillah sudah semakin membaik, paling Minggu depan dia sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa, "jawab Refan."

oh syukurlah, yauda kakak pergi dulu ya mau ngajar lagi assalamualaikum, "ucap dosen Annisa."

iya wa'alaikumsallam, "jawab Refan."

"Dosen Annisa pun pergi meninggalkan Refan dan Refan bingung dengan tingkah dosen Annisa yang tidak biasa menanyakan kabar tentang kekasihnya itu padahal mereka sudah sebulan tidak bertemu.

"Lalu Refan pun berbicara di dalam hatinya apakah ini pertanda bahwa mereka akan kembali membaik hubungannya ataupun ini cuman sekedar bertanya biasa.

"Setelah itu Refan pun pergi meninggalkan apotik dan menuju ke rumahnya, sampai di rumah dia langsung bilang kepada Ragil bahwasanya dia baru saja ketemu dosen Annisa di apotik saat membeli obat untuk Ragil.

"Lalu Refan pun bercerita kronologi dia bertemu dengan dosen Annisa

mas tadi aku ketemu sama kak Annisa di apotik, "ucap Refan."

di mana kau jumpanya dan kok bisa ketemu gimana ceritanya, "jawab Ragil."

di apotik dia tanyain aku tadi mau beli apa dan untuk siapa dia beli, mungkin dia ikutin aku di jalan, "ucap Refan."

oh ada lagi selain itu yang di omongin nya, "jawab Ragil."

gak ada, tapi dari cara bicaranya dia kayak masih perhatian lah mas sama kamu, "ucap Refan."

ya kalau memang benar ya Alhamdulillah mas senang dengan ya, tapi kenapa dia gak pernah lihat mas sama sekali ya pas sakit gini, "jawab Ragil."

"Lalu Ragil pun kepikiran tentang omongan dari adiknya tadi tentang dosen Annisa dan iya berharap agar omongan adiknya itu bisa menjadi kenyataan dan semoga dosen Annisa mau memaafkan kesalahannya dan mereka berdua bisa baikan lagi seperti dahulu.

"Setelah itu Ragil pun mulai melanjutkan membuat karangan di buku tentang hubungan Ragil dan dosen Annisa agar suatu saat nanti apabila mereka berpisah hubungan ataupun putus di tengah jalan Ragil bisa membagikan cerita itu dengan dosen Annisa dan bisa di Kenang oleh Annisa bahwasanya dulu mereka berhubungan dengan baik.

"Refan pun berpamitan pergi untuk kuliah dan saat menuju ke kampus tiba-tiba ban kereta/motor Refan kempes lalu iya pun berhenti dan menempel ban motornya itu hingga iya terlambat masuk kuliah.

"Pada saat iya mau masuk ke kelas dia dilarang masuk oleh dosen yang sangat kejam dan ciller lalu iya menunggu di luar hingga selesai jam pelajaran dosen kejam itu.

"Lalu teman-teman Refan menasehati dirinya agar tidak terlambat lagi saat dosen kejam itu masuk dan jangan membuat hal seperti ini lagi.

"Setelah selesai jam kuliah Refan pun duduk-duduk di taman kampus hingga memikirkan meta dan berencana untuk datang ke rumahnya nanti pada malam Minggu dan meminta nomor telepon nya.

"Setelah selesai nonggok Refan pun kekantin dan memesan makanan kepada ibu kantin saat Refan makan iya melihat seorang mahasiswi cantik di kantin.

"Lalu Refan mencoba mendekati mahasiswi

cantik itu dan duduk di sebelahnya

boleh duduk di sebelahnya mbak, "ucap Refan."

iya silahkan saja, "jawab mahasiswi."

boleh kenalan nih, "ucap Refan."

iya nama ku Vita, "jawab mahasiswi."

hehehe nama ku refan, panggil aja fan, "ucap Refan."

aku makan dulu ya fan, "jawab mahasiswi."

iya silahkan kenyangin aja bila perlu tambo biar orang yang bayar hahaha, "ucap Refan."

hehehe oke, "jawab Vita."

"Setelah selesai makan Refan pun mencoba

untuk meminta nomor telepon mahasiswi cantik itu lalu Vita mahasiswi cantik itu mengasih nomor telepon dia dan segera di simpan oleh Refan nomor Vita.

makasih ya sudah di kasih nomor nya, "ucap Refan."

iya sama-sama , "jawab Vita mahasiswi."

"Pada sore harinya Monika pun datang ke rumah Ragil untuk melihat kondisi Ragil dan dia membawakan sebuah bingkisan buah-buahan segar untuk Ragil.

assalamualaikum gil, "ucap Monika."

wa'alaikumsallam hem masuk mon, "Jawab Ragil."

"Lalu Monika masuk dan di buatkan air oleh ibunya Ragil, mereka pun ngobrol berdua dan Monika tampak sangat genit memegang tangan Ragil sambil sesekali elus elus kepala Ragil.

"Ragil pun sesekali memperingati Monika agar tidak berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya agar tidak menimbulkan fitnah dan tidak menimbulkan kecemburuan terhadap dosen Annisa.

"Sampai ibunya Ragil memperingati Monika barulah Monika berhenti memegang tangan Ragil dan ibunya Ragil sangat tidak menyukai hal itu apa lagi dirinya itu seorang wanita yang tidak sepantasnya berbuat seperti itu kepada lelaki.

"Setelah iya berkunjung kurang lebih 1,5 jam akhirnya Ragil pun menyinggung nya agar iya segera pulang dari rumahnya Ragil.

"Akan tetapi Monika enggan pulang cepat karena dirinya masih sangat rindu dengan Ragil dan ingin di situ hingga 1 ataupun 2 jam lagi.

"Lalu Ragil pun mengkode ibunya agar berpura-pura menelepon ataupun menerima telpon dari seseorang yang akan datang ke rumahnya.

"Agar Monika bisa cepat pulang dengan cara itu dari rumah orang tua Ragil dan ternyata cara iti berhasil membuat Monika cepat-cepat pulang.

iya kenapa ri kau mau datang, yauda ntar kami siapkan makanan kebetulan nih ada temen Ragil datang ntar ibu suruh bantuin masak untuk kalian datang, "ucap mamah Ragil via telepon pura-pura."

"Monika pun pamit pulang dan iya pun sebelum pamit memegang tangan Ragil dan memperingatkan Ragil agar selalu meminum obatnya sampai habis.

yauda Bu saya pamit pulang dulu ya assalamualaikum, "ucap Monika."

iya wa'alaikumsallam, "jawab mamah Ragil."

"Mamah Ragil pun legah akhirnya Monika sudah pulang dari rumah mereka dan memperingati Ragil agar selalu waspada kepada Monika.

iya mah aku akan selalu waspada kepada dia karena dia lah hubungan aku sama Annisa berantakan seperti ini, "ucap Ragil."

astaghfirullah hal adzim gak boleh asal tuduh gitu nak kalau tanpa bukti dosa, "jawab mamah Ragil."

iya sih tapi ntar aku cari tau lagi tentang dia, "ucap Ragil."

nah gitu baru pas, "jawab mamah Ragil."