Chapter 18 - Bab 18

"Setelah itu Refan pun keluar untuk mencari angin segar lalu iya pun tak henti-hentinya memikirkan meta yang baru saja dia anter dan dia berencana untuk datang ke rumahnya pada malam Minggu.

"Pagi harinya Monika pun datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ragil dan dia pun membawa bingkisan seperti buah-buahan dan roti untuk cemilan mereka.

pak bu boleh saya melihat Ragil, "ucap Monika."

silahkan saja nak, "jawab orang tua ragil."

"Lalu Monika pun masuk dan mengobrol dengan Ragil dan Ragil tampak tidak senang Monika datang menjenguk dirinya lantaran iya tau sifat dan karakteristik Monika seperti apa.

"Monika pun sempat menjelekkan dosen Annisa dengan cara halus dan iya pun sempat melihat dosen Annisa sedang berduaan dengan pria lain di suatu kafe yang Monika tidak bisa sebutkan.

"Lalu Ragil tetap untuk menahan diri agar tidak emosional di depan Monika, padahal di dalam lubuk hatinya iya sangat kecewa dengan dosen Annisa dan sangat kesal dengan Monika lantaran sudah menjelek jelekan kekasihnya itu.

"Akan tetapi Ragil tetap meng iyakan omongan dari Monika agar dirinya bisa cepat pulang dari rumah sakit ini lalu Ragil pun memanggil ibunya untuk sekedar di ambilkan roti untuk iya makan.

mah bisa tolong ambilkan aku roti, aku laper sekali mah, "ucap Ragil."

oh sebentar ya nak, "jawab mamah Ragil."

"Setelah Monika menjenguk Ragil kurang lebih selama 1 jam akhirnya dia pun pulang dan berpamitan kepada kedua orang tua Ragil

pak bu saya pamit pulang dulu ya, "ucap Monika."

loh kok cepat kali nak, "jawab mamah Ragil."

iya Bu soalnya saya mau kerja lagi, "ucap Monika."

yauda gak apa-apa hati-hati di jalan, "jawab kedua orang tua Ragil."

iya Bu assalamualaikum, "ucap Monika."

wa'alaikumsallam, wr, WB."jawab mamah Ragil."

"Setelah itu orang tua ragil tampak sangat senang kedatangan Monika tadi lantaran iya sudah beberapa kali datang menjenguk Ragil yang sedang sakit.

"Tidak seperti dosen Annisa yang sama sekali tidak pernah menjenguk Ragil sakit entah kenapa dan alasannya apa dia tidak mau melihat kekasihnya itu sakit dan mamah Ragil pun berencana untuk menyuruh Ragil untuk menyudahi hubungan Ragil dan dosen Annisa lantaran iya sudah tidak peduli lagi dengan Ragil anaknya.

"Akan tetapi ibunya Ragil masih berbicara di dalam hati dan belum mau untuk ngomong langsung dengan anaknya lantaran ibunya Ragil belum siap melihat anaknya itu sedih karena harus putus dengan dosen Annisa.

"Dan pada keesokan harinya di sore hari Ragil pun akhirnya pulang dan sampai di rumah Ragil langsung di anter ke tempat tidur untuk beristirahat dan tidak boleh banyak gerak dulu oleh dokter.

"Lalu Ragil pun tidur pada saat Ragil tidur teman sekolah SMP Ragil pun datang ke rumahnya untuk sekedar menjenguk dia lantaran mereka tidak bisa menjenguk di rumah sakit karena kesibukan masing-masing

assalamualaikum tok tok, "ucap temen SMP."

wa'alaikumsallam mau cari siapa ya, "jawab mamah Ragil."

Ragil ada bu, "ucap temen SMP."

ada mari masuk , "jawab mamah Ragil."

"Lalu mereka pun masuk ke rumah dan mereka datang sebanyak 5 orang dengan menggunakan kendaraan pribadi yaitu mobil.

"Setelah itu Ragil pun keluar dari kamar dan tampak masih pincang pincang jalannya

dan temen-temen nya pun tampak sedih sekaligus terharu melihat Ragil tertatih-tatih gitu jalannya.

"Lalu adik Ragil pun mengasih mereka minuman dan buah-buahan untuk mereka makan bersama.

silahkan di makan mbak dan mas, "ucap adik Ragil."

suwon atas hidangan ne, "jawab temen SMP."

iyo Ojo sungkan-sungkan mangan sek kalau laper, "ucap Refan adik Ragil."

iyo, "jawab temen SMP."

"Mereka pun mengobrol dengan Ragil dan menanyakan kronologis kejadian gimana kok bisa kejadian seperti ini.

gil kok bisa seperti ini gimana ceritanya, "ucap temen SMP."

sebenarnya aku aritu kan ke luar provinsi naik pesawat lalu pesawat yang kami tumpangi itu tergelincir dan akhirnya terjatuh Alhamdulillah aku masih di beri keselamatan oleh Allah SWT aku sangat bersyukur kali, "jawab Ragil."

oh seperti itu ngerih kali ya , gak kebayang lah kalau itu terjadi sama aku, tapi Alhamdulillah masih di beri keselamatan, "ucap temen SMP."

ya Alhamdulillah banyak juga yang meninggal katanya aku aja katanya baru 2 atau 3 hari di temukan sama tim SAR, "jawab Ragil."

Hem ngerih memang naik pesawat gil, aku makanya gak mau naik pesawat seumur umur takut kalau jatuh di darat atau meledak langsung mati, "ucap temen SMP Parjo."

makanya kalau kita sebelum pergi kita berdoa dan baca bacaan yang untuk kita melakukan bepergian insyaallah kita di beri keselamatan, "jawab Ragil."

iya pak ustadz, "ucap temen SMP Nina."

"Setelah mereka asik ngobrol tiba-tiba salah satu dari temen SMP pun bertanya kepada ragil tentang kekasihnya yang menjenguk.

Gil denger denger pacarmu dosen ya, "ucap temen SMP."

iya, tau dari mana kalian, "jawab Ragil."

ini sebelah kami hehehe, "ucap temen SMP."

oh kalau dia gak heran Yo pas masih sekolah aja banyak dapat informasi kita sama dia hahaha, "jawab Ragil."

hahaha masih inget aja ya, "ucap temen SMP."

jadi pacarmu itu bolak-balik datag lah ya, "ucap temen SMP Parjo."

gak pernah sama sekali, "jawab Ragil."

loh kenapa gitu gil, kan kalian berdua pacaran. "ucap temen SMP."

iya kami lagi banyak masalah di tambah hubungan kami di ujung tanduk 😒, "jawab Ragil."

maaf ya gil kami gak tau, "ucap temen SMP."

iya gak apa-apa, yauda di makan itu, "jawab Ragil."

"Setelah mereka ngobrol kurang lebih 1,5 jam akhirnya temen-temen SMP Ragil pulang dan berpamitan kepada kedua orang tua Ragil

gil kami pamit dulu ya, "ucap temen SMP."

iya hati-hati kalian jangan kebut-kebutan, "jawab Ragil."

Bu pak kami pamit pulang dulu ya assalamualaikum, "ucap temen SMP."

iya wa'alaikumsallam wr, WB. "jawab orang tua Ragil."

"Lalu Ragil pun kembali jalan menuju kamarnya di tuntun oleh adiknya Refan setelah itu Ragil tampak sedih lantaran ucapan temennya itu yang mengingat kan dirinya tentang kekasihnya itu dosen Annisa.

"Lalu Ragil pun berdoa di dalam hatinya dan berharap agar dirinya dan dosen Annisa masih terus mempertahankan hubungan nya karena Ragil masih sangat sayang kepada dosen Annisa dan iya sama sekali tidak memiliki pacar lain dan tidak suka dengan wanita lain selain dosen Annisa.

"Setelah itu iya pun menyempatkan untuk menulis cerita di suatu lembar kertas atau buku untuk kenang kenangan bersama dengan dosen Annisa mana tau memang hubungan mereka berdua tidak bisa di pertahankan baru Ragil akan mengasih surat itu kepada dosen Annisa.